Chapter 1

63 3 0
                                    

Musim panas kali ini dirasa sangat menyengat bagi masyarakat Australia yang beraktivitas setiap harinya diluar ruangan.

Jossie terus menyetir sepeda motornya menuju taman di sudut kota Sydney yang cukup ramai. Ia harus segera kesana untuk bertemu dengan clientnya.
Jossie adalah seorang gadis yang bekerja sebagai pengasuh binatang dan hari ini ia berjanji untuk bertemu dengan clientnya. Jossie tidak tahu bagaimana client tersebut seperti apa namun ia tahu jika peliharaan client tersebut yaitu anjing.

Lalu bagaimana Jossie dapat mengetahui clientnya? Memangnya bisa jika hanya mengenali anjingnya saja tanpa tahu siapa pemiliknya. Itu hal yang sulit untuknya.

Namun bagaimanapun ia harus melakukannya demi mendapatkan uang untuk kelangsungan hidupnya.

Jossie tinggal sendiri di Sydney tanpa keluarganya. Karena ayah dan ibunya yang sudah meninggal serta kakaknya yang tega menelantarkannya. Ia tinggal disebuah rumah sewa yang ia bayar setiap bulannya dari separuh gajinya.

Gadis itu bernama lengkap Jossie Alexis Kylee. Tak sedikit orang tahu tentangnya mengingat ia adalah seorang pengasuh binatang yang cantik dan baik. Di sebuah agen perusahaan pengasuh binatang terkenal di Sydney.

Jossie Pov

Aku terus melempar pandangan kearah taman ini untuk mencari clientku.

Dimana dia batinku.

Lebih baik aku mencoba menghubunginya kembali. Dan sambungan telponku tertuju pada nomornya.

"Hallo?"

"Ya hallo"

"Aku pengasuh binatang yang kau hubungi kemarin. Dan sekarang aku sudah berada di taman, kau berada dimana Tuan?"

"Aku berada disamping truck eskrim, kemarilah"

"Baiklah"

Tuttt.

Dengan cepat aku menarik gas menuju keberadaannya. Tak lama aku melihat seseorang lelaki bertubuh tegap sedang berjongkok membelakangiku dan menyuapi anjingnya dengan eskrim.

Kurasa dia orangnya. Ucapku dalam hati.

"Excusme" kataku padanya.

Tak lama ia menoleh. Melihatku sejenak dan menurunkan kacamata hitam yang dipakainya.

"Kau pengasuh binatang itu kan?" tanyanya.

Aku menganggukan kepala "Benar Tuan" kataku.

Dia melirik kearah nametag yang aku pakai, lalu melihat kearahku.

"Ah iya Jossie, aku ingin menitipkan kesayanganku. Ah maksudku anjing kesayanganku padamu. Bisakah kau?" katanya sambil bertanya.

"Tentu bisa Tuan, karena aku memang pengasuh binatang" jawabku.

"Omg, jangan panggil aku Tuan. Panggil saja aku Calum. Itu terlalu tua untukku jika dipanggil Tuan" ucapnya terkekeh.

Manis sekali senyumnya. Eh apa? Batinku berkata.

"Baiklah, Calum. Boleh aku melihatnya?" kataku tersenyum.

Ia mengangguk dan menyerahkan anjingnya padaku. Anjing jenis bulldog berbulu putih ini sangat lucu. Dan ia memakai kalung anjing berwarna kuning dilehernya.

Aku mencoba mengelusnya perlahan agar ia dapat mencium bauku. Juga tidak agresif.

"Tenang saja, dia anjing yang pintar dan penurut. Namun jika lapar kau harus segera memberinya makan. Jika tidak dia akan sangat agresif." ucap Calum menjelaskan.

"Okay, siapa namanya?" tanyaku.

"Dia bernama calpal, dan dia jantan" jawabnya.

"Sudah berapa lama memeliharanya?" tanyaku.

"Sejak ia berumur dua minggu. Sampai sekarang ia sudah berumur satu tahun dua bulan. Aku membelinya di pet shop saat sedang berlibur ke New York." balasnya.

Calpal menjilat-jilat tanganku, dan membuatku sedikit geli.

"Kau manja calpal" ucapku.

"Tampaknya ia menyukaimu, Joss" katanya.

"Aku juga menyukainya, dia sangat lucu sekali" ucapku sambil mengusap-usap kepala calpal.

"Berapa lama kau akan menitipkannya padaku, Calum?" tanyaku disela keheningan kami.

"Kurasa dua minggu. Aku akan meninggalkannya karna aku akan ada tour dan itu akan membuatnya tidak terurus. Aku takut ia kelaparan. Namun jika ada waktu luang aku akan menengoknya ke tempat pengasuhan" jawabnya.

"Baiklahh, kau akan bersamaku Cal..pal" ucapku seraya menoleh kearah Calum yang terus memperhatikanku.

Aku pun terkekeh dan dia hanya tersenyum melihatku.

Mengapa ada seorang client semanis ini, Tuhan. Ucapku dalam hati.

"Oh ya aku ingin kau membawa makanannya ke tempatmu. Makanannya berada di apartmenku. Ayo kita kesana" katanya lalu bangkit dari tempat duduknya.

"Astaga aku hampir lupa bahwa kemari naik taksi, bisakah aku menumpang padamu?" tanyanya.

Aku terdiam sejenak melihatnya.
'Guk guk'

Calpal pun buka suara untukku, pertanda aku harus menjawab pertanyaan Tuannya. Aku melihat kearah Calum yang masih dengan wajah tanya.

"Baiklah, silakan" akupun bangkit dan menaruh Calpal di keranjang lalu menaiki sepeda motorku.

"Jossie.." panggil Calum dibelakangku.

Aku menoleh padanya "Ada apa?"

"Apa sebaiknya aku saja?" tanyanya kikuk.

Aku melepas helm dan menyerahkan padanya. Lalu ia memakai helm dan menaiki sepeda motorku diikuti aku yang menaiki juga.

The Dream - Leahood30

Go vomment! Go! biar gue bisa lanjut cerita ini, Thanks☺

The Dream • C.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang