Senin, 13 Januari 2016Aku tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Tak terasa 6 tahun, Indonesia berubah sekali. Mungkin aku kagum karena aku terlalu lama tinggal di Chigago.
" Lilly! Ayo kesini! Supirnya sudah menunggu!" ibuku memanggil dari kejauhan.
" Iyaaa, tungguin aku, mii"
Aku mengangkat koperku dan berusaha menyusul ibuku lebih cepat. Namun kondisi Bandaea Soekarno-Hatta ini sangat ramai, sampai aku tidak bisa melihat sosok ibuku.
Aku terjatuh.
Hup
Seorang pemuda mengenakan jaket biru bertulisan 'Pan' menangkapku sehingga aku tidak jatuh ke tanah.
"Kamu gak kenapa kenapa kan?" tanyanya.
" Iya. Well, terimakasih ya" jawabku.
"Wow, sorry I didn't think that you wasn't a local people here" jawabnya.
Pemuda itu tampan, dan sopan kelihatannya.
"E-eh, terimakasih! Saya juga bisa berbahasa Indonesian too. So jangan terlalu berbahasa English begitu kepada saya" aku memang gugup. Sejujurnya aku belum lancar dalam bahasa ini.
Pemuda itu banyak tertawa kecil. Lalu pergi melambaikan tangan kepadaku, "Hati-hati disini. Sangat ramai, awas tersesat".
Aku mengangguk seolah-olah aku mengerti maksudnya. Padahal aku tidak tahu apa yang dia sampaikan barusan.
"Gosh, Lilly! Ayo kemari, ini kita baru saja tahu tempatnya. You just go on by yourself! What if you get lost in thia crowded situation??" ibuku menjewer telingaku dengan keras.
"Oww! It hurts, mi!" jawabku. "Mi, jangan terlalu menggunakan English dong! Aku ingin berkomunikasi lancar dalam Indonesia"
"Yasudah, mami turutin! Ini mami lagi pakai Bahasa Indonesia, katanya ini dibilang bahasa gaul" jawab ibuku.
"Loh, memangnya bahasa gaul itu apa mi?" tanyaku.
"Kamu ini banyak tanya! Ayo masuk ke mobil! Kita ke rumah baru kita! Senin kamu sudah harus masuk sekolah.." ucap ibuku.
Sekolah? Apa itu sekolah? semacam jenis homeschooling-kah? Ah jangan terlalu dipikirkan, nanti kutanya saja ibu.
Aku dan ibu bergegas naik ke mobil Mercedes-Benz. Lalu ibu langsung menyurug supirnya untuk berangkat menuju rumah baru kami.
Sepanjang jalan, aku kagum akan Jakarta. Karena selama 8 tahun aku di Chigago. Dan ditambah lagi, aku belum pernah mengunjungi Indonesia selama 8 tahun itu. Karena ayah ibuku dulu sibuk bekerja, kami tidak sempat berwisata ke tempat yang jauh.
Setiba di rumah baru, aku kagum. Rumah ini lebih besar daripada di Chigago.
Saat masuk ke kamar, kamarku begitu sepi, hanya tembok ungu violet polos. Springbed baru, dan lemari baju serta meja belajar kecil.
Saat aku melemparkan badanku ke springbed empuk, aku merasa suasananya sangat sepi. Oh tentu sepi, apalagi ayahku tidak ada.
Saat aku bangun dari tempat tidurku, aku menempelkan gambar gambar Disney yang masih tersisa dari koperku.
Baru saja aku mau menempel, dan...
"Astaga Lilly! Jangan menempelkan yang aneh aneh dong!" ibuku menyambar poster Cinderella dari tanganku.
"Lho? kenapa bu? Apa salahnya sih!" jawabku.
"Kamu jangan kekanak-kanakan lagi! Kamu sudah berusia 13 tahun, bersikap dewasalah!"
"Lho? Poster ini tidak ada batas umurnya bu! Bahkan kakek sering menonton fimnya!" balasku.
"Kamu anak ibu, satu-satunya! Mengerti sedikitlah, Lil! Ibu ini cuma sendiri!"
"Yasudah kalau ibu mengakunya sendiri! Aku juga anak ayah! Ibu jangan lupa! Ibu selama 9 tahun tidak pernah menjawab pertanyaanku soal kehilangan ayah!" ceplosku
Ibu terdiam sejenak. Matanya berkaca-kaca. Menahan tangis, aku tahu.
Ibu langsung menyambar poster itu, berbalik badan berjalan keluar kamarku sambil merobek-robek poster itu. Aku kesal dan membanting pintu.
Lagi-lagi
Menangis lagi, tak ada yang menghibur selain ayah.
Aku kangen menangis di pangkuan ayah.
Aku kangen dipeluk waktu aku merengek.
Aku cuma ingin tahu alasan ayah pergi.
Jawabannya selalu kosong,
dan cuma membuahkan pertengkaran."Seandainya aku punya laki-laki yang seperti ayah, mungkin kesedihanku tidak seberat ini" ucapku sambil menangis.
Haaai, maaf ini pendek bangett. Soalnya ini belom masuk ke masa sekolahnyaa,
vomment yak! xx😊

KAMU SEDANG MEMBACA
MY PETER
RomanceWho's Peter? My saviour. From what? From my sadness. How could he save you? I can't tell all about it. - But he's the one who always covering me with happiness.