Author : Ninakim4994
Genre : Sad
Length : Oneshoot
Warning : Cerita absurd, Typo bertebaran.Jin <3 Reader
***
Minggu sore aku terduduk di bangku taman di bawah pohon sakura. Aku menunggu kekasihku sembari memandangi hamparan danau di depanku. Ini adalah tempat favoritku dengannya. Karena, di sinilah dia menyatakan perasaannya padaku dan di sini pula kami memulai hubungan kami sebagai sepasang kekasih."Chagiya!!". Kudengar ada yang memanggil namaku, tanpa menoleh pun aku sudah tau siapa pelakunya. Dia adalah namjaku, Kim Seokjin.
"Apa kau sudah lama lama menungguku? Maaf aku terlambat datang. Tadi eomma menyuruhku untuk mengantarnya ke supermarket. Maaf". Jin Oppa yang baru datang langsung bertanya dengan raut wajah khawatir sambil meminta maaf padaku.
"Tidak apa-apa oppa. Aku juga baru saja datang" kataku menenangkannya. Terlihat dia menarik nafas lega.
"Tapi, chagiya kenapa mukamu pucat sekali?" Jin oppa bertanya lagi sambil menatap wajahku intens.
"A-aaku hanya merasa haus. iya haus" jawabku gugup.
"Kalau begitu akan kubelikan minum. Kau mau minum apa? Bagaimana dengam cola? Bukankah segar jika meminum cola di sore hari ini?" tawar Jin oppa.
"Tidak usah oppa. Aku tak apa-apa. Sebenarnya ada sesuatu yang ingin kukatakan oppa".
"Mwonde? Katakanlah".
"Oppa... A-ayo kita sudahi saja hubungan ini" kataku susah payah.
"Wae? Apa aku melakukan kesalahan? Apa aku membuatmu marah? Apa kesalahanku sangatlah besar hingga kau ingin aku mengakhirinya?" tanya Jin oppa bertubi-tubi.
Aku bingung harus menjawab apa. "Sebenarnya aku tidak pernah mencintaimu oppa. Aku hanya menjadikanmu barang taruhanku dengan teman-teman" bohongku.
"Mwo? Jadi selama ini kau hanya mempermainkanku saja? Kupikir kau gadis yang baik, kupikir kau berbeda dengan yang lainnya, tapi ternyata wajah polosmu hanyalah tipuan. Baiklah kalau begitu, kita berakhir. Dan ingat satu hal AKU TIDAK INGIN MELIHATMU LAGI" ujar Jin oppa sambil berlalu meninggalkanku.
Setelah punggung Jin oppa tak terlihat, runtuh sudah pertahananku. Air matakau mengalir menganak sungai di kedua pipiku.
Dan sekarang tempat ini menjadi tempat dimana kami mengakhiri semuanya.
***
Pagi hari ini aku terbangun dengan mata sembab disertai darah mengalir dari hidungku. Aku segera membersihkannya dan bersiap diri untuk pergi ke sekolah.
Setelah semua persiapan yang kulakukan selesai aku langsung turun menuju ruang makan untuk sarapan bersama keluarga. Di meja makan appa dan eomma sudah duduk menungguku."Pagi appa!! Pagi eomma!" seruku sambil tersenyum lebar berusaha menyembunyikan kesedihanku.
"Pagi chagi" sahut appa dan eomma bersamaan.
Segera setelah acara sarapan selesai aku berangkat ke sekolah bersama appa karena jalan sekolahku dan ke kantor appa searah.
Tiba di sekolah aku berpapasan dengan Jin oppa. Aku ingin menyapanya, tetapi Jin oppa lebih dulu membuang muka sebelum sapaan keluar dari mulutku. Kurasakan sakit di hatiku tapi inilah hal yang kuinginkan, Jin oppa membenciku. Alasanku mebuatnya membenciku karena umurku tak akan sepanjang umurnya. Penyakit yang dinyatakan sebagai penyakit mematikan sekarang bersarang di tubuhku. Ya, aku memiliki penyakit kanker namanya. Kanker hati tepatnya dan itu stadium akhir.
Setelah kejadian berpapasan dengam Jin oppa aku berusaha menghindarinya tetapi satu masalah yang tidak dapat kuhindari, aku dan Jin oppa berada di kelas yang sama dan dia duduk tepat di belakangku. Aku tidak bisa berkonsentrasi selama pelajaran karena aku merasa ada yang menatapku dengan intens.