The Dangerous Guy

8.9K 504 13
                                    

Vote n comment sebelum membaca ^^

CHAPTER 2

"Eh, lo pada tau gak, di sekolah baru kita ada empat the most wanted girl, lho! Mereka biasanya di panggil The Perfect Girl," ucap Rean bersemangat.

"Oh. Terus?" jawab Diva singkat dan dingin.

"Yaelah. Lo jangan dingin-dingin banget dong. Pantesan gak ada yang mau," ucap Rean asal.

"Banyak kali yang mau. Fans kita aja kalah sama fansnya Diva," ucap Rega sembil memutarkan bola matanya.

"Lo tuh pake cara apa sih, Va? Sampai bisa banyak yang demen sama lo?" tanya Sena dengan wajah tanpa dosanya.

"Mana gue tau," jawab Diva.

"Lagian kalau ada... eh, siapa cewek itu? Aduh siapa tadi? Gue lupa..."

"Cewek itu? Siapa?" tanya Sena penasaran dengan perkataan Rega.

"Itu cewek yang tadi diceritain Rean." jawab Rega sambil mengingat-ingat.

"Siapa?" Rean berusaha mengingat kemudian menyadari orang yang dimaksud Rega. "Oh, The Perfect Girl."

"Iya itu maksud gue." Rega pun melanjutkan pertanyaannya yang tadi tertunda. "Memangnya kenapa kalau ada The Perfect Girl?"

"Ya gak apa-apa sih. Cuman lumayan buat cuci mata," jawab Rean sambil menunjukkan senyumnya yang polos yang biasanya merupakan tanda bahaya.

Diva menatap jam tangannya lalu mengangkat tasnya. "Berangkat sekarang," lanjutnya.

"Oke," jawab Rega dan mereka semua pun masuk ke mobil masing-masing untuk segera berangkat menuju sekolah.

Mereka sudah sampai di sekolah barunya. Mereka semua langsung keluar dari mobil. Lalu, melepas kaca mata hitam yang mereka pakai.

Mereka pun berjalan ke arah ruangan kepala sekolah. Dan membuka pintu ruang itu.

"Hai, tante Tika!" seru Rean sambil memeluk tantenya.

"Hai juga Rean, Sena, Diva, dan Rega," ucap tante Tika. Lalu, mereka pun bergantian menyalami tante Tika.

"Kalian masih sama seperti dulu, ya. Darah badboy kayaknya sudah mendarah daging dalam diri kalian. Hahaha....., " tawa tante Tika mengingat adik laki-lakinya yang juga badboy dan diturunkan kepada keponakan kesayangannya, yaitu Rean. Sena, Diva, dan Rega juga merupakan anak dari sahabat ayahnya Rean yang juga badboy.

"Jadi, tante. Kami masuk kelas yang mana?"

"Di kelas 11 IPA 2," jawab tante Tika.

"Oh." Rega menganggukan kepalanya lalu bertanya, "Tante mau nganterin kita?"

"Gak, deh! Males. Nanti wali kelas kalian bakal kesini buat bawa kalian ke kelas," jawab tante Tika kembali duduk di kursi kehormatannya.

"Oh, jadi tante, The Perfect Girls itu gimana orangnya?" tanya Rean yang sudah penasaran sejak tadi pagi dengan bersemangat.

"Kenapa? Kepo, deh!" ucap Tante Tika sambil tersenyum jahil.

"Tante....., " bujuk Rean sambil berusaha mendapatkan sedikit saja belas kasihan tantenya.

"The Perfect Girls itu anaknya cantik-cantik. Mereka juga dikenal sebagai The Angel karena mereka suka menolong orang lain. Mereka paling sering ngelawan anak SMA Ferlla karena membully anak sekolah kita." Tante Tika menceritakannya dengan bangga.

"Dan yang hebatnya lagi, mereka ngelawan tidak pakai cara kasar. Entah apa yang mereka lakukan, tapi mereka jarang terlibat perkelahian."

"Eh," tante Tika seperti sedang berusaha mengingat-ingat sesuatu.

"Kalau tidak salah mereka pernah berkelahi dua kali. Saat SMA Ferlla menantang sekolah kita karena merasa merasa harga dirinya diinjak-injak oleh The Perfect Girls." Tante Tika bercerita sambil menghembuskan napas lelah. The Dangerous Guy mendengarkan dengan serius sambil berusaha menebak-nebak apa yang terjadi kemudian.

"Terus?" tanya Diva yang akhirnya tertarik. Teman-temannya yang lain mengangguk setuju karena mereka juga merasa penasaran.

"Emang cari masalah sih anak SMA Ferlla. Mereka gak tau kali yah kalo The Perfect Girls itu ahli beladiri. Fanya jago karate. Arifa jago taekwondo. Irifa jago aikido. Dan Elena jago dalam beladiri tinju."

"Mereka ber-4 malah sudah sering menang dalam perlombaan bela diri tingkat internasional. Akhirnya anak SMA Ferlla yang nantangin mereka masuk rumah sakit dalam keadaan kritis selama 6 bulan dengan luka jahitan dan luka permanen lainnya," lanjut tante Tika dengan mata berbinar bangga.

The Dangerous Guy pun tertegun. Tidak percaya dengan The Perfect Girls yang tante Tika ceritakan. Mereka ber-4 saling bertatapan dan mengeluarkan seringaian. Mereka semua ingin tau seberapa tahan The Perfect Girls dari pesona mereka.

Mereka semua pun mulai mengobrol ringan sambil bercanda dengan tante Tika.

Tak lama pintu pun diketuk dari luar. Setelah mendapat ijin dari tante Tika selaku kepala sekolah, pintu terbuja dan masuklah seorang wanita yang berusia sekitar 30 tahun lebih.

"Anak-anak ini Bu Heni, wali kelas kalian," ucap tante Tika.

* * * *

The Dangerous Guy pun diantar menuju kelas mereka dengan dipandu wali kelas mereka yang sekarang. Saat sampai di kelas mereka ber-4 berdiri di depan kelas.

Dalam hati mereka bersorak kegirangam karena mereka sekelas dangan The Perfect Girls.

"Anak-anak kalian kedatangan murid baru. Perkenalkan nama kalian," ucap Bu Gini dengan semangat.

"Hai, nama gue Rean!" seru Rean disertai senyum dan mengedipan sebelah mata. Tanpa sengaja Rean menatap gadis berambut coklat terang yang menurutnya merupakan anggota The Perfect Girls. Diam-diam, Rean pun menyeringai kecil.

"Hai, gue Sena," ucap Sena dengan tenang. Sena melihat ke arah gadis berambut coklat sebahu yang sepertinya tidak asing baginya.

"Gue Rega," ucap Rega dengan gaya khasnya yang cuek, tapi matanya sedari tadi memandang cewek berambut hitam gelap yang sedang asik menbaca novelnya.

"Diva," ucap Diva dengan sangat dingin melebihi dinginnya Elena. The Perfect Girl terheran-heran melihat dinginnya Diva. Terlebih lagi Afika yang melihat dinginnya cowok itu.

The Perfect Girl lalu melanjutkan membaca novel mereka masing-masing, sedangkan seluruh murid di kelas XI IPS 1 terpesona dengan keempat cowok-cowok itu.

The Perfect Girl tidak menyadari bahwa para cowok itu diam-diam tersenyum karena The Perfect Girl yang tidak terpesona dengan mereka.

"Baik silakan kalian duduk di bangku kosong," ucap Bu Heni lagi.

Para cowok itu sudah mendapat posisi masing-masing tepat di sebelah target mereka.

Rean di sebelah Fanya, Sena di sebelah Elena, Rega di sebelah Irifa, dan Diva di sebelah Afika.

The Perfect Girl menyadari kehadiran mereka di sebelahnya. Tapi mereka tidak tertarik.

* * * *

Jangan lupa vote n comment

The Perfect Girls (Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang