Apakah kau tahu?
Kau berusaha membunuhku
Bukan dengan fisik tapi perkataanmu
Ya, perkataanmu
Lidahmu tajam melebihi pisau
Aku berusaha menjelaskan dengan baik
Kau malah terus menyalahkanku
Seakan ini semua salahku!
Lalu, apakah kau tidak menyadari?
Kau juga bersalah! Kau menuduhku!
Kejadian yang sudah lama terjadi kau ungkit kembali seakan ini adalah kesalahan terbesarku!
Kau seharusnya menyadari dari dulu
Bukan sekarang kau menyadarinya!
Kau memang keparat! Argh!
Aku berusaha menurutimu
Aku berusaha bersabar denganmu
Tapi, kau malah seperti ini
Jujur, kau mudah sekali tersulut emosi
Aku berusaha agar kau tidak seperti ini
Sepertinya itu tidak akan mampu mengubah sifatmu
Bahkan kau tidak pernah bisa menerima pendapat orang lain tentangmu!
Kau memang manusia yang berkepala batu!
Kau lebih percaya apa kata orang
Bukan kataku
Ya, kau lebih percaya sama orang-orang itu!
Kau bajingan!
Pergi kau dari kehidupanku!
Kau membunuhku!
Kau berusaha mematikanku!
Terus terang saja, aku masih berharap kau tidak seperti ini
Bagaimana kau nantinya tanpa aku?
Aku yang mengertimu
Bukan orang-orang itu
Mereka hanya berusaha mengadu domba
Argh! Aku benci orang seperti ini!
Baru beberapa detik kita tertawa, dan kau mulai dengan ucapan yang membunuh itu!
Dimana akal sehatmu!
Argh!
Kau..
Kau memang pembunuh
Kau..
AKU BENCI KAU!
SANGAT MEMBENCIMU!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang NOSTALGIA
PoetryDisinilah aku bermain dengan ruang nostalgia. Menghilangkan bagian cerita yang seharusnya tidak terjadi dan menambahkan bagian cerita yang seharusnya terjadi Di ruang nostalgia ini. Aku lebih banyak berdiam diri tanpa mengucap sepatah katapun
