MENGENANGMU

28K 1.2K 132
                                    


Danny POV

Apakah ini mimpi ??? Jika ini adalah sebuah mimpi, biarkan ini menjadi bunga tidur... Tolong aku Tuhan... Bangunkan aku segera, ini terlalu menyakitkan... Bahkan sampai akhir yang kulakukan hanyalah terus menaburkan garam diatas lukanya...
Aku merindukanmu Ara... Aku mohon jangan menghukumku seperti ini...
Kau harus tahu meninggalkanmu sendirian adalah hal tersulit yang harus kulakukan ! Aku hanya ingin menolongmu, aku hanya ingin membuatmu diakui oleh mereka... Jika saja aku tahu, kalau keputusanku akan membuat diriku kehilangan dirimu, maka aku tidak akan pernah melepaskanmu !!!

"Ara.... Kiara... Aku merindukanmu !!!
Aku mencintaimu.... Maafkan aku !!!!"

"Danny... Kamu sudah siap nak ? Sebaiknya kita berangkat sekarang, takutnya kita terlambat...". Kata-kata ayah menyadarkanku dari lamunanku...

"Aku sudah siap ayah... Ayo berangkat.. Jangan sampai mereka menunggu lama !"

Hari tepat setahun sejak kepergian gadisku... Masih pantaskah aku menyebutnya gadisku ? Hahahahaha... Benar-benar menyedihkan diriku ini... Setelah mencampakkan dia dengan begitu kejam, sekarang dengan tidak tahu malunya aku menyebut dia gadisku...

Ya Tuhan.... Hatiku benar-benar sakit !!! Bolehkah aku menyusulnya, bolehkah aku bersikap egois sekali ini saja... Aku sangat merindukannya, sampai-sampai aku sulit bernafas karena rasa rinduku... Setiap hari selama setahun ini yang kulakukan hanya menyangkali kenyataan bahwa Kiara sudah tidak ada lagi di dunia ini... Bahwa gadisku yang sangat aku cintai itu telah pergi meninggalkan aku... Selama setahun ini aku menyendiri menghabiskan waktu untuk bekerja dan bekerja mewujudkan mimpi gadisku. Akhirnya hari ini mimpi itu berhasil aku wujudkan, tepat dihari peringatan setahun kepergiannya. Sebuah Sekolah Gratis dengan fasilitas lengkap untuk anak-anak jalanan dan mereka yang tidak mampu berhasil aku bangun, hari ini peresmiannya. Sekolah itu sendiri sudah mulai beroperasi seminggu yang lalu, aku sengaja menunda peresmiannya sampai hari ini agar supaya bisa sekalian dengan hari peringatan ini.

Entah apa yang kurasakan sekarang, bukannya menjadi lega hatiku justru semakin kosong. Seharusnya ini menjadi hari yang penuh kebahagiaan karena aku berhasil mewujudkan mimpi wanita yang sangat aku cintai, seharusnya Kiara ada disampingku sekarang dengan senyum merekah dan wajah yang berbinar bahagia, tapi semua itu tidak akan pernah terjadi. Yang mendampingiku hanyalah selembar kertas yang terbingkai indah didalamnya ada wajah seorang wanita cantik yang tersenyum bahagia dalam pelukan seorang pria tampan yang juga tersenyum bahagia, itu adalah kenangan yang sangat membahagiakan bagi kami. Sekarang ini jangankan untuk bahagia, aku bahkan lupa bagaimana caranya untuk tersenyum.

Ku pandangi satu persatu wajah-wajah orang yang hadir saat ini, ada sebagian yang tersenyum tapi sebagian besar menunjukkan ekspresi yang sama denganku. Ekspresi kehilangan dan sedih yang tak berujung. Bagaimana caranya untuk tersenyum, jika sumber senyum itu kini telah pergi. Bagaimana caranya untuk bahagia, jika sumber bahagia itu telah pergi dan tidak akan kembali lagi. Bagaimana caranya untuk menjalani hidup, jika satu-satunya alasanku untuk hidup telah meninggalkan aku untuk selamanya.

Ironis memang, saat aku menyadari arti dirinya dihidupku justru disaat dia telah pergi. Tadinya aku pikir, tidak apa-apa jika kami tidak bersama. Selama aku masih bisa melihatnya, selama aku bisa mewujudkan mimpi-mimpinya, tidak apa-apa. Aku akan melepasnya jika itu adalah syarat untuknya mendapatkan kasih sayang orang tuanya, jika dia bisa mendapatkan tempat yang layak dalam keluarganya. Karena itu aku meninggalkannya. Aku menyanggupi permintaan Kinan, untuk kembali bersamanya, dengan syarat dia akan membujuk orang tuanya untuk menerima Kiara dan memperlakukan Kiara dengan layak sebagai anak mereka. Tapi keputusanku justru membuat Kiara semakin menderita, keputusanku semakin membuat dia terpuruk hingga dia memilih untuk menyerah. Bukan hanya menyerah untuk mendapatkan pengakuan dari keluarganya, Kiara juga ternyata memutuskan menyerah untuk hidup. Dia tidak ingin hidup lagi setelah aku pergi meninggalkannya. Akulah penyebab utama Kiara menyerah, jadi katakan padaku bagaimana caranya menghilangkan rasa bersalah ini. Bagaimana caranya aku melanjutkan hidupku, jika cintakulah yang telah membunuh wanita yang aku cintai...

Dengan segenap penyesalanku, aku melangkah pergi meninggalkan tempat yang penuh kenangan ini... Pantai ini adalah tempat yang sangat disukai Kiara. Aku tahu dia menungguiku semalaman di tempat ini setahun yang lalu. Aku tahu dia selalu menangis setiap aku menolak panggilan teleponnya. Dan aku tahu jika sampai akhir dia menyimpan cinta yang tulus hanya untukku, sekalipun aku telah melukainya sangat dalam.

Maafkan aku sayang... Jika ini caramu menghukumku, kau berhasil sayang. Aku tidak akan membela diri, aku memang bersalah. Kesalahan yang kulakukan sangat fatal, sampai-sampai kau memutuskan untuk meninggalkan aku selamanya. Kiara sayang, tunggu aku ! Sedikit lagi, aku akan menyusulmu, tunggulah sedikit lagi, begitu aku selesai mewujudkan mimpi terakhirmu, kita akan bertemu lagi. Kali ini aku akan tinggal, aku akan disisimu. Maaf karena membuatmu harus menghadapi semuanya sendirian. Maaf karena sudah menjadi brengsek, maaf karena sudah mengingkari janjiku padamu. Sedikit lagi, tunggulah sedikit lagi.

Aku mencintaimu Kiara, sangat mencintaimu !!!









Hai semua.... Heheehehe... Ini part tambahan yang aku janjikan. Maafkan diriku ini karena part ini cuma pendek... Setelah melalui pertimbangan yang cukup lama (beuuuhhh lagaknya kayak apa aja... Hehehehe) aku memutuskan untuk menceritakan perasaan Danny (Daniel)... Semoga memuaskan rasa penasaran kalian. Hmmmm... Soal keluarga Kiara, aku ingin menghukum mereka dgn rasa penyesalan mereka... Biarin aja mereka... Hahahaha. Kok aku jadi tegaan begini yah...

Ok... Segitu aja dulu yah !!! See ya...

Kissseu
Rossie

Look At Me, Please !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang