Four

258 14 4
                                    

Sudah dua hari ini aku mengurung diri dikamar, mungkin hanya keluar untuk keperluan tertentu. Kamarku sudah hampir jadi. Pintu balkon kaca miliku juga sudah dihias dan lebih nyaman untuk digunakan. Sambil Menunggu Sahabatku Reina yang katanya akan berkunjung, aku memilih duduk disebuah ayunan kecil dibalkonku. For your information, kamarku tepat bersebelahan dengan kamar Rizal. Sebenarnya aku sempat protes! Tapi mengingat abangku sudah sangat berbaik hati, rasanya sungguh tidak sopan jika aku harus meminta lebih.

Kuambil gitar yang tadi sempat aku bawa dari dalam. Dengan pasti kurangkai kunci nada merangkai sebuah instrumen halus.

Mungkin ini memang jalan takdirku
mengagumi tanpa dicintai

Gadis kemarin memang benar kekasihnya yang baru pulang dari jerman. So otomatis kesempatan untuku sudah benar benar tidak ada.

Tak mengapa bagiku
asal kau pun bahagia dalam hidupmu, dalam hidupmu

Air mataku turun. Membelah instrumen jatuh dalam pik gitarku. Aku merasa bodoh menangisi sesuatu yang harusnya tidak seharusnya pantas untuk aku tangisi.

telah lama kupendam perasaan itu
menunggu hatimu menyambut diriku

Mustahil terjadi? Entahlah aku tidak peduli. Setidaknya Lyric itu bisa mewakili.

tak mengapa bagiku
mencintaimu pun adalah bahagia untukku, bahagia untukku

Karena mencintainya saja sudah membawa kebahagiaan yang nyata untuku,

kuingin kau tau diriku disini menanti dirimu

meski kutunggu hingga ujung waktuku

dan berharap rasa ini kan abadi untuk selamanya

dan ijinkan aku memeluk dirimu kali ini saja

tuk ucapkan slamat tinggal untuk slamanya

dan biarkan rasa ini bahagia untuk sekejap saja


Sebuah tepuk tangan berhasil membuatku kelabakan menghapus air mataku. Rizal berdiri tegap di balkon sebelah dengan seorang gadis cantik yang berdiri anggun dipelukanya. Aku menggaruk tengkuk ku yang tidak gatal. Rasanya sedih sekali melihat orang yang kamu sayangi sejak dulu, ternyata sudah jadi milik orang lain.

"Wow gue sebenernya kurang tau lagu indonesia karena udah lama stay di jerman. Tapi seriously lo bikin gue pengen download lagu itu sekarang juga"aku hanya diam. Tanganku memainkan gitarku asal asalan. Aku takut jika menjawab air mataku akan turun tanpa diminta.

"Adella u okay?"aku tertegun. Itu suara barithon rizal yang mengintrupsi. Setelah menghembuskan nafas resah, aku beranikan untuk menatap mata Rizal. Tepat di manik matanya. Dan Bam!! Kau tau? Dia dengan terang terangan melempar pandangan kearah lain secara tiba tiba.

"Hiii Gue Falulah, panggil aja Lulah! Gue pacar nya Rizal. I hope we can be a close friend adella"Aku mengangguk pelan dengan senyum seadanya. Dia gadis yang baik ternyata, sepertinya aku akan sangat berdosa jika merusak hubungan mereka. Stay away from them Adella!

"Adellaaaaaaaa!"Pekik Reina yang muncul dari pintu kaca kamarku. Langkahnya lebar lebar lalu tepat setelah dia dekat denganku, badan nya yang ramping langsung memeluk tubuhku erat. Namun tiba tiba tubuhnya menegang. Dan dengan kaku dia melepaskan pelukan erat nya itu.

Where I StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang