Two

168 17 0
                                    

Hari ini libur, Usek pertama untuk kelas 12. Aku bangun dengan mata berbinar cerah karena belum percaya bahwa Rizal kemarin menghabiskan sore nya untuk makan bersama dengan keluargaku. Aku jadi meragukan diam nya di sekolah. Kemarin rasanya dia sangat berbeda. Apalagi dengan ayah. belum ada setengah jam mereka mengobrol, sudah ada banyak topik yang mereka bicarakan.

Aku melihat kearah nakas, Baru pukul tujuh. Tadi setelah shubuh aku memilih tidur. Berharap bisa tidur lebih lama. Kapan lagi coba? Jika bukan liburan jarang jarang aku bisa bangun siang,

Setelah mandi dan rapi. Aku memilih bergabung dengan yang lainya diruang keluarga. Ibu sedang memasak tahu kuning khas kediri dari Pakde budi tetangga sebelah. Sedangkan Ayah dan Bang Alfa sudah memulai sarapan mereka dalam diam.

"Selamat pagi semuanyaaa"pekiku ceriah. Sudah menjadi kebiasaan dirumah jika aku terkenal hobby teriak teriak. Biarkan! Jika tidak seperti itu rumah akan terasa sepi dan serasa tidak berpenghuni.

"Issh Dita kok dicuekin sih."Ayah menatapku tajam. Bibirnya mungkin kepanasan terkena kopi karena terkejut dengan sapaan pagiku. Haha iya aku menyapanya saat dia meminum kopi panasnya. Maafkan Dita ayah.

"Apaan sih kamu dek! Kasihan ayah kan kepanasan"Aku cuma nyengir saat Bang Alfa memarahiku.

"Abisnya sunyi banget kayak kuburan. Harusnya pagi pagi ini semangat dong. Libur telah tiba"Sungutku berbunga bunga. Ini pasti gara gara Rizal. Huuh aku jadi bahagia.

"Libur gundulmu. Hari ini kita pindahan nggak lihat apa itu banyak kardus kardus yang diberesin?"

"Pindahan kemana? Nggak mau ini rumah kesayangan loh bun, Ayah, bang!"Mereka tersenyum penuh arti memandangiku. Bunda mematikan kompornya membawa tahu kuning yang suda ia goreng ke meja makan untuk dilahap bersama sama.

"Abangmu mau Renovasi total rumah ini Adella. Katanya kalau kita tetap disini tidak akan maksimal nantinya."Aku mengernyit bingung mendengar penjelasan Ayah.

"Abang udah berduit ya? Tapi kok mendadak sih Yah? Terus kita mau tinggal dimana? Ntar kamar Dita berubah total?"Bunda tertawa, membuatku menatap nya sebal. Ini anaknya nanya beneran loh, kok malah diketawain.

"Iya Nanti Rumah ini mau direnovasi total. Akan dirubah menjadi 3 tingkat. Lantai pertama akan jadi ruang kerja abangmu dan Butik kecil kecilan bunda nantinya. Lantai kedua ruang tamu dan ruang lainya. Dan yang paling atas akan jadi Kamar Tidur kita. Kamu bisa mendesign kamarmu sendiri kata abangmu"Aku menatap bunda meminta kepastian.

"Iya sayang apa yang dikatakan Ayahmu benar. Habis makan beresin barang barang pribadimu ya. Bunda udah nyipain Box nya kok"Aku menatap Bang Alfa yang masih asik dengan ponselnya.

"Aku nggak setuju kalau kamar bunda sama Ayah diatas Bang. Kasihan ntar mereka naik turun terus. Ntar kalau terlalu lelah bagaimana?"tanyaku polos

"Kamu ngejek bunda tua ya?"

"Bukan gitu bunda sayang. Tapi buat naik turun sampai 3 lantai itu bahaya di usia kalian. Dita bakal setuju kalau bunda dibikinin kamar dilantai satu aja."aku merajuk. Aku berdiri dan mengalungkan tanganku di bahu Bang Alfa. Menggelayut manja seperti anak anak. Biar saja kapan lagi bisa bermanja ria dengan kakaku ini. Apalagi dia sibuk dengan pekerjaanya.

"Yasudah Abang akan membeli sisa tanah di Kanan rumah. Sepertinya Dita benar Yah. Apalagi Bunda sudah sering mengadu sakit pinggang"Bunda cemberut mendapat godaan seperti itu dari Bang Alfa.

"Apa ndak terlalu boros?"Tanya bunda dengan logat jawa nya. Benar juga! Reflek aku melihat Bang Alfa meminta kepastian.

"Enggak kok. Apartement nya itu Hadiah dari Ayah Rizal karena pencapaian Alfa. Jadi anggap saja Alfa hanya menanggung pembangunan rumah nya saja."Aku menganga! Gila jadi kita akan tinggal di apartement?

Where I StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang