Pria itu berlumuran darah dan air mata, berlari tanpa arah merenggut setiap nyawa yang ditemuinya. Malam itu dia menjadi seorang iblis yang kejam!
Tidak, kau salah. Dia adalah malaikat yang baru saja membunuh dirinya sendiri.
.
.
KOIBITO
.
.
Kedamaian? sudah tak ada kedamaian untuk desa ini !
Seorang pemuda besurai hitam tengah memasang seragam ANBUnya. Menghela napas lalu memasang ikat berlambang konoha dikepalanya. Dia berjalan perlahan menuju sebuah meja dimana dia biasa meletakkan sebuah Katana yang selalu dipakainya ketika misi.
Iris hitam pemuda itu terpejam dan berubah menjadi sewarna darah dengan tiga tomoe ditengahnya ketika dia membuka mata.
Sharingan.
"Baiklah."
.
.
Malam itu sangat gelap, hanya sorot bulan purnama yang menerangi. Satu persatu rumah penduduk di kawasan distrik Uchiha padam, beserta nyawa pemiliknya yang terenggut.
Pemuda Uchiha itu menatap nanar jasad-jasad tak bernyawa yang tergeletak dibawah kakinya.
Uchiha Itachi, satu-satunya yang bertanggung jawab atas hilangnya ratusan nyawa yang tak berdosa ini.
.
Sekarang Itachi berada didepan pintu ruang keluarganya. Hanya berdiri mematung dengan perasaan yang tak menentu.
"Masuklah, tak ada jebakan," ucap seseorang dari dalam.
dengan tubuh gemetar dia memutar gagang pintu yang terasa dingin itu lalu membuka pintu itu.Didalamnya gelap. Ruangan itu tampak gelap dan sunyi. Sinar rembulan yang menyelinap masuk melalui jendela tak bertirai itu menjadi satu-satunya penerangan disana. Dilihatnya Ayah dan Ibunya duduk berdampingan dengan wajah tak berekspresi.
Itachi berjalan mendekat.
Pemuda Uchiha itu berdiri tepat dibelaang mereka yang hanya menatap lurus kedepan.
"Jadi begitu... kau berpihak pada mereka?" ucap Fugaku tenang.
"Tou-san... Kaa-san... Aku..."
"Aku mengerti Itachi." jawab Mikoto cepat.
"Itachi. Berjanjilah padaku," ucap Fugaku dengan nada serius namun menggantung, membuat pemuda bermata kelam itu cukup terkejut.
"Jagalah Sasuke." Fugaku mengakhiri kalimatnya.
Bulir-bulir air mata mulai mengalir dari iris yang sedang mengaktifan Sharingan itu.
"Aku mengerti," ucap Itachi dengan tubuh yang semakin bergetar.
"Jangan ragu, Ini adalah jalan yang telah kau pilih. Dibandingkan denganmu, rasa sakit kami akan berakhir dalam sekejap," ucap Fugaku.
"Walau pemikiran kita berbeda, aku selalu bangga padamu. Kau benar-benar anak yang hebat," tambahnya.
Kalimat itu mengakhiri segalanya. Katana tajam itu terangkat dan menebas tubuh kedua orang tuanya. Kini nyawa mereka yang telah membuat Itachi berada didunia ini melayang sudah.
Tubuh Itachi roboh, dia jatuh tertunduk sambil menangis dengan darah mereka ditangannya.
"Maafkan aku..."
YOU ARE READING
Koibito
Fanfiction[ Sorry buat yang requestnya gak terpenuhi, Koibito Close Request karna Authornya minta ditabok:( ] Tak ada yang tahu seperti apa masa depan, tak ada yang tahu apa yang akan terjadi setelah hari ini. Setiap manusia memiliki suratan takdirnya masi...