"Lis, aku pengen kita kaya dulu lagi". Ucap Rezza membuatku kaget
"Hah? Kamu yakin Za?". Tanyaku
"Iya, aku serius Lis. Aku pengen kita bisa kaya dulu lagi. Selama ini aku belum bisa ngelupain kamu. Aku selalu inget kamu". Ujar Rezza
"Tapi Lis". Lanjut Rezza
"Tapi kenapa Za?". Tanyaku
"Tapi aku harus ninggalin kamu". Jawabnya
"Ninggalin? Maksud kamu?". Tanyaku bingung
"Aku harus pindah tugas ke Yogyakarta". Jawabnya
"Berapa lama?". Tanya ku
"Kurang lebih 2,5 tahun. Tapi aku bakal balik lagi kesini buat nemenin kamu". Jawabnya dengan yakin
Jujur, aku pun memang masih menyimpan rasa untuknya. Tapi aku tak bisa meneruskan semua khayalanku tentang masa-masa indah itu dulu.
"Aku belum bisa jawab pertanyaan kamu Za, maaf". Jawabku sendu
"Aku paham kok Lis. Besok aku harus berangkat, kamu hati-hati ya disini. Disana aku selalu ngedoain kamu. Aku bakal tungguin jawaban kamu diujung jalan ini". Ucap Rezza
"Nungguin aku?". Tanyaku lagi
"Iya, aku yakin kamu juga masih punya perasaan itu. Tapi mungkin kamu butuh waktu buat mikirin lagi. Buat mulihin rasa sakit kamu dulu. Aku minta maaf dulu aku udah buat kamu sakit. Tapi sekarang aku sadar, kalau perasaan ini cuma buat kamu Lis". Tegas Rezza
Mataku berkaca-kaca, seperti akan ada hujan kristal yang akan jatuh sesudah awan gelap yang menghalanginya. Rasanya aku ingin terbang mendengar ucapan dia itu. Aku percaya, akan selalu ada pelangi yang indah sehabis awan hitam yang gelap. Dan hari ini pelangi itu sudah menampakan keindahannya.
"Za, perasaan aku emang masih sama kaya dulu. Tapi aku belum bisa buat jawab pertanyaan kamu itu". Ucapku
"Iya Lis, aku paham. Pokoknya tunggu aku diujung jalan taman ini, aku janji bakal dateng buat nemuin kamu disini". Rezza meyakinkanku sambil menggenggam erat kedua tanganku
KAMU SEDANG MEMBACA
Diujung Jalan
RomanceKarena hati tahu dimana ia harus berlabuh. Percayakan padanya, tentu kamu akan menemukan yang terbaik untukmu