Chapter 3 : Let's Start

160 15 3
                                    

Author Point on View

"Kenapa lo diem aja? Gak punya mulut untuk jawab?" Lagi-lagi lelaki yang mengenakan amamater OSIS itu menegur Clara.

"Apa? Lo siapa berani ngehukum gue? Gak. Gue ga takut sama lo. Puas?" Clara menjawab dengan angkuh sebelum ia melangkahkan kaki nya ke arah pinggir lapangan, namun langkahnya terhenti setelah tangan kekar seorang pria mencengkram tangan kanannya dengan kuat.

"Shit. Fuck all of you" Clara mengumpat dengan sangat-sangat pelan, namun siapa sangka lelaki itu mendengar dengan jelas ucapannya barusan.

"Mau kemana lo? Apa barusan gue gak salah denger? Diajarin sopan santun gak sih!?" Ia membentak Clara yang membuat seluruh peserta MOS SMAN Merpati menatap bingung ke arah mereka.

"Bukan urusan lo. Lagipula siapa sih lo sebenernya? Lepasin tangan gue atau lo-" belum selesai Clara berbicara, lelaki itu memotong omongannya.

"Apa? Lo mau ngapain gue? Gue Liam Payne disini sebagai ketua OSIS dan MOS tahun ini. Lo bisa gak sih hargain gue sedikit aja? Kalo lo mau bandel disini bukan sekarang saatnya, lo masih jadi murid sehari yang di MOS dan itu adalah tanggung jawab gue." Jelasnya dengan nada tinggi.

"Wait, seorang lelaki kekar yang ternyata ketua OSIS yang telah bersikap kasar terhadap perempuan yang berada di bawah umurnya ingin dihargai? Fine. Gue terima ucapan lo." Clara mendorong dada kokoh Liam dengan kuat sebelum memberikan senyum miring kepada nya dan dengan langkah kaki terpaksa ia kembali ke barisan nya. Ia tau semua orang yang berada di dalam lapangan kini menatapnya tajam, ada pula yang menatapnya kagum. Clara risih dengan orang-orang yang menatapnya dengan tatapan tajam. Ia mengangkat dagu seorang perempuan di dekatnya yang sedaritadi menatapnya tidak suka.

"Punya mata tolong dijaga. Gue gak suka lo natap gue kayak gitu. Kalo gak suka sama gue, tonjok aja gue sekarang silahkan, dan berhenti merhatiin gue atau lo bonyok sekarang." Ucapan Clara berhasil membuat gadis itu menunduk dan diam tanpa kata-kata. Clara melepaskan tangannya dari dagu gadis itu dan mengambil hand-sanitizer dari tas nya lalu memakainya di kedua telapak tangannya.

"Huh tangan gue jadi kotor nih abis megang muka lo." Ucap Clara ketus sambil memasukkan kembali hand-sanitizer ke dalam tas miliknya.

"Oke maaf penjelasan saya terhenti karena satu orang itu. Jadi hari pertama kalian MOS saya bakal kasih tugas yang ringan, gak berat. Kalian cukup kumpulin 5 tanda tangan kakak kelas cowo dan 5 tanda tangan kakak kelas cewe yang menurut kalian menarik atau kece di kertas ini. Dan dibawahnya harus tertulis nama dan kelas dari kakak kelas itu. Saya kasih waktu kalian dari sekarang sampai istirahat nanti jam setengah 10. Selesai istirahat alias jam 10 kalian udah harus kumpul disini dan balikin kertas ini ke saya, jangan lupa tulis nama lengkap plus nama kelompok kalian. Kertas ini boleh kalian pake bolak-balik untuk ngisi tanda tangan kakak kelas. Ngerti?" Jelas Liam panjang lebar dan seluruh peserta MOS SMAN Merpati mengangguk, kecuali Clara. Ia hanya menaikkan sebelah alisnya mendengar penjelasan Liam. Apa kalian pikir seorang Clara akan melaksanakan tugas itu? Jawabannya ya. Dia ingin melaksanakan sebuah rencana yang tiba-tiba terbesit di pikirannya tadi.

Akhirnya seluruh peserta MOS yang tadinya memenuhi lapangan segera berpencar entah kemana. Ada yang menghampiri kakak kelas di perpustakaan, kantin, bahkan ke kelasnya langsung. Clara masih duduk di kursi taman sekolah dan menatap sekeliling mencari lelaki yang tanda tangannya pantas tercantum di kertasnya. Tatapannya terhenti pada si mata emerald alias Harry yang telah menabraknya tadi pagi. Ia cukup menawan, akhirnya Clara beranjak dari kursi taman dan menghampiri Harry yang tengah berkumpul bersama 4 orang lelaki lainnya. Dan disitu ada Liam, well mungkin mereka adalah teman dekat.
"Hei Harry!" Clara tersenyum paksa. Berharap Harry tidak marah lagi padanya.

"Hei cantik? Udah gak judes lagi? Eh?" Goda Harry dan 4 temannya tertawa mendengar ucapannya. Clara menarik nafas dalam-dalam sebelum berbicara lagi dengan Harry.

"Well, maafin gue atas kejadian tadi pagi dan gue harap lupain aja kejadian tadi pagi like nothing is happened. Sekarang gue disini bukan mau nyari ribut lagi sama lo. Gue cuman minta tanda tangan lo, dan kalau bisa sama teman-teman lo supaya tugas laknat dari dia cepat selesai." Ucap Clara sambil menunjuk Liam dengan dagunya. Harry menatap Liam dengan tatapan -Benarkah Liam?-. Lalu Liam mengangguk pada Harry.

"Okeoke, saya bakal tanda tangan. Tapi kenapa harus saya?" Ucap Harry sedikit menggoda.

"Ya-ya yaa gue gatau. Lo kakak kelas satu-satu nya yang gue kenal dan tadi gue gak sengaja liat lo. Dan tadi gue lagi duduk disana, karena gue males nyari kakak kelas yang entah ada dimana yaudah gue samperin lo aja." Clara gugup. Sangat-sangat gugup.

"Oh gitu ya, berarti menurut kamu, saya ganteng kan? Kece kan? Yagak?" Ucap Harry sambil mengedipkan matanya dengan genit. Membuat Clara kehabisan oksigen. Ia cepat-cepat menjawab pertanyaan Harry.

"Ya Harry Edward Styles, gue akuin lo tampan, keren, ketjeh badai. Udah kan? Udahlah cepet tanda tangan kertas itu dan kelima temen lo. Termasuk Liam." Clara mempertemukan kedua telapak tangannya sendiri seperti berdoa. Berdoa semoga semua akan baik-baik saja. Clara tidak pernah merasakan gugup yang seperti ini sebelumnya. Pria ini telah merubah sisi cuek dan menyebalkan Clara terhadap seorang lelaki. Untuk pertama kalinya ia mau memohon kepada lelaki dengan sungguh setelah kejadian itu. Ya, kejadian setelah Ayah Clara merusak kenangan bahagianya bersama lelaki tersayangnya, Jacob. Yang tak lain adalah kakak nya sendiri.

To be continued➡➡
Fourth Chapter yey.

"Hey kau telah membaca nya? Ya kau. Kau yang telah membuat pikiran ku gaduh tiap malam. Kau yang membuat ku tak bisa tidur. Huh aku harap aku bisa memilikimu. Namun bagaimana? Untuk vote atau comment cerita tentang diriku saja kau tidak sudi. Bagaimana aku bisa mendapatkanmu, darling? Aku berjanji akan menembakmu besok jika kau sudi untuk memberi vote pada setiap chapter ceritaku. I love you as always." -Harry Styles

My Dark Sunshine/H.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang