Chapter 1 : Moving from America

155 17 0
                                    

5:00 AM

Clara Point on View

Aku duduk di pinggiran kasur ku. Menatapi kamar ber cat dark purple dengan poster nirvana, Nsync dan backstreet boys yang tak terhitung jumlahnya tertempel rapih disana. Aku memperhatikan sekelilingku sampai mataku bertemu dengan mata coklat yang familiar. Mom.

"Sudah siap, honey?" Mom bertanya dengan lembut seraya bersandar di pintu kamar ku.

"Apa jika aku berkata tidak, Mom and Dad akan membatalkan ini semua? Tidak akan. Percuma jika aku menjawab pertanyaan Mom." Aku meninggalkan Mom dengan kata-kata ku yang bernada ketus. Menuruni tangga lantai dua dan duduk di meja makan. Mengoleskan nutella ke selembar roti dan menggigitnya perlahan.

Kulihat notifikasi yang masuk dari iPhone ku mulai dari Kik, iMessage, whats app dan banyak panggilan tak terjawab disana. Aku sengaja mendiamkan itu dari kemarin. Aku ingin pergi tanpa mereka semua tau. Aku malas menceritakan nya pada mereka. Ya, mereka pasti teman - teman ku di American Junior High School. Whatevs aku sekarang hanya ingin cepat sampai ke Indonesia dan membuang jauh-jauh wajah Ibu dan Ayah ku yang menyebalkan.

"Where are you now that I need ya" Aku menyanyi pelan sambil menikmati alur lagu ini. Inilah aku sekarang, di dalam pesawat dengan tujuan Indonesia. 1 jam lagi pesawat ini akan tiba disana. Oh Lord. Aku pergi ke toilet untuk sekedar mencuci muka dan merapikan sedikit rambutku yang berantakan

Voila! Aku sudah sampai disini. Aku mencari-cari BMW berplat nomor B CL4R4 ZG, yang katanya kelak akan menjadi mobilku. Lol. Aku lebih menyayangi jaguar merahku yang sekarang berada di Amerika. Aku mengeluarkan iPhone 6S rose dari saku dan menelpon pesuruh yang diperintahkan menjemputku dengan mobil itu.

"Hello there. Can- eh Maaf hallo ini kamu yang jemput aku ya?"

"....."

"Oh well wher- eh kamu udah dimana sekarang?"

"......"

"Yaudah kamu bisa gak ke starbucks bandara? aku gak tau parkiran dimana."

"....."

"Well aku tunggu 5 menit, thank you"
Ah aku mulai canggung bila berbicara dengan bahasa Indonesia. Padahal dulu aku sangat lancar dan pasif mengucapkan kata demi kata. Mungkin karena aku tinggal 5 tahun di Amerika?

Jalan Kenanga Blok D3 nomor 5. Ya, disinilah aku sekarang. Kembali ke masa lalu ku, kamar bernuansa pink dan berbagai ornamen barbie di dalamnya. Kamar ini masih cukup terawat. Aku menghirup udara dalam kamar ini dalam-dalam dan menghempaskan tubuhku seluruhnya ke ranjang king size ini. Aku memejamkan mataku sejenak dan membukanya lagi. Aku menengok ke samping kanan kasurku dan melihat sesuatu yang janggal. Ya, tidak ada foto aku bersama Jacob disana.

*flashback on*

"Hey tidak keparat! dia putriku, kau tidak berhak mengambil dia!" Mom berteriak dan air mata mulai keluar dari matanya

"Wow berani ya kau sekarang. Apa kau lupa dengan perjanjian kita dahulu? Jika anak mu cukup dewas-" Ayah datang dan memukul bagian perut orang jahat itu, meninju tepat di pelipis nya lalu penjahat itu jatuh tersungkur. Ayah masih diliputi kemarahan, ia tetap menendangi perut si penjahat itu sampai aku berteriak.

"AYAH TOLONG JANGAN SIKSA DIA LAGI!" Aku tak kuat dengan ini. Terlalu banyak darah di kamarku sekarang. Semua jadi berantakan. Seketika keadaan hening. Mereka semua menatapku dengan tatapan -apa yang telah kau katakan- Aku masih menunduk dan kakiku bergetar. Aku mundur perlahan.

PRANG!

Aku menoleh ke belakang dan mendapati bingkai foto aku dan Jacob telah pecah. Aku mengambil serpihan yang masih tersisa sebelum menangis sejadinya. Aku dan Jacob sangat dekat, bahkan lebih dekat dari hubungan kakak-adik. Aku sangat sedih ketika foto terindah milikku bersama Jacob terpecah belah. Ini semua karena Ayah. Ayah sangat egois dan jahat. Sangat jahat. Dari situlah kedekatan aku dan Dad mulai merenggang.

*flashback off*

Tak terasa keningku berkeringat. Kurasa AC disini kurang dingin. Aku memutuskan untuk merapikan isi koper dan pakaian-pakaian ku lalu memasukkannya ke lemari. Aku beranjak dari kasur dan bergegas menatanya.


"Clara sudah waktunya makan malam, cepat kebawah. Oma sudah buatkan cream soup kesukaanmu" Oma berteriak dari bawah dan aku mendengarnya. Aku melihat jam di ponsel ku, 6:20 PM lalu aku segera loncat dari kasur dan turun ke ruang makan.

"Hey Clara bagaimana bisa bocah 15 tahun sepertimu sudah setinggi ini, Oma sampai harus mendongak saat berbicara denganmu." Oma heran, dan aku terkekeh.

"Oma lupa kalau Bunda kan menikah dengan orang asing, pasti postur tubuhku mengikuti Ayah haha" timpalku seraya menyuapkan soup kedalam mulutku.

"Haha ya maafkan Oma mu ini Clar, dia memang sangat pelupa belakangan ini. Ohya bagaimana keadaan Mom and Dad disana?" Opa bertanya serius, ah aku malas membahas mereka.

Keadaan hening sejenak, sebelum aku membuka suara menjawab pertanyaan Opa.

"Ya seperti biasa. Mereka baik baik saja" jawabku santai. Ya memang kenyataan nya begitu kan?

"Ah ya kau masih saja seperti Clara yang dulu. Sedikit berbicara namun selalu tertawa, persis seperti Bunda mu" What? Oma? Menyamakanku dengan Bunda? Big no. Aku tidak mau disamakan dengan nya. But yasudahlah aku tidak perduli lagi. Yang terpenting sekarang aku harus mengetahui dimana aku akan sekolah besok.

"Oma sudah daftarkan aku sekolah dimana?" Aku menatap Oma dengan serius.

"Sudah, kebetulan kau datang saat tahun pelajaran baru akan dimulai besok. Kemarin Opa yang mendaftarkanmu sekolah di SMA Merpati. Itu sekolah yang bagus, peraturannya juga tidak terlalu ketat. Kau masih bisa menggunakan rok mini kesekolah seperti di Amerika. Lokasinya juga dekat dengan Mall dan food hall. Itu kan yang kau inginkan?" DAMN! Bahkan Oma lebih mengerti aku dibanding Bunda.

"Ahh Oma Opa I love you so muchh" aku memeluk mereka dengan manja dan mencium pipi mereka masing-masing.

"Kami juga mencintaimu Clara" balas mereka dengan senyuman hangat.

Lalu ketika aku ingin kembali ke kamar, aku berbalik ke meja makan dan meminta sesuatu pada mereka.
"Oma, Opa. Kan aku sudah remaja. Aku mau kamar ku diganti cat nya, dan semua barbie itu disimpan saja untuk koleksiku. Aku ingin merombaknya. Boleh?" aku memasang puppy eyes depan mereka. Berharap keinginanku dikabulkan.

"Apapun untukmu sayang" Oma mengelus puncak kepala ku dengan halus.

"Siap Oma! Kapan kamarku bisa di cat?" Ya memang aku tidak sabaran. Dan satu lagi, seluruh keinginanku harus dikabulkan. HARUS.

"Secepatnya, bahkan sekarang jika kau mau" Ucap Oma yang berhasil membuatku memberikan senyuman terbaikku padanya.

"AHH OMAA THANK YOU SO MUCH I LOVE YOU MORE THAN NUTELLAA! Baiklah aku mau kamarku di cat dengan beberapa warna yaitu soft pink, tosca dan putih. Aku juga mau wall paper polkadot navy blue ditempel di belakang kasurku. Bisa?" Aku mengucap panjang lebar kemauanku dan Oma hanya tersenyum penuh arti.

"Sekarang kau tidur di kamar tamu dan ketika kau bangun, semuanya telah menjadi nyata."

"Baiklah Omaa!" Ucapku sambil berpaling menuju kamar tamu yang memang ada di lantai 1.

My Dark Sunshine/H.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang