Chapter 8 : Kayle?

24 5 4
                                    

Harry Point on View

Damn. Aku terlalu membentak perempuan itu. Emosi ku berada diluar kendali tadi. Sial. Andai waktu bisa diulang, aku akan meminta maaf dengan nya dan semua akan baik-baik saja. Look, usaha ku tidak membuahkan hasil. Dia tidak membalas pesan ku. Dua kemungkinan, Clara sudah tidur atau dia benar-benar marah pada ku. Dan aku lebih memilih kemungkinan pertama. Jangan sampai Clara membenci ku. Arghh semua ini salah ku. Aku tidak bisa tidur sekarang. Sialan sialan sialan.

Kau bodoh Harry, sangat bodoh! Mulut mu mengeluarkan kata-kata yang sangat menusuk. Lelaki macam apa kau? Aku bertaruh kau tidak akan mendapatkan Clara dalam waktu cepat. Batinku terus menyalahkan aku. Memang aku yang salah, aku tidak bisa menahan emosi ku tadi. Daripada aku semakin kacau, lebih baik aku tidur sekarang. Lagipula besok aku masih harus sekolah.

Clara Point on View

Semalam sungguh menjadi malam yang panjang. Aku tertidur dengan masih mengenakan pakaian semalam. Apakah kalian pikir aku menangis? Tidak sama sekali. Untuk apa aku memikirkan ucapan si keriting brengsek itu? Dan kalian mulai berpikir bahwa aku orang yang tidak berterima kasih? Oh apakah kalian lupa bahwa aku telah mengucapkan terima kasih sebelum ia MEMBENTAKKU dengan kasar?

Lupakan kejadian semalam. Anggap Harry tidak pernah ada dan sekarang aku harus mandi, lalu berangkat sekolah.

06:30 AM

Dan sekarang aku sudah sampai. 30 menit sebelum masuk, seperti kemarin dan mengenakan seragam yang sama. Ku harap aku tidak bertemu Harry pagi ini, ia akan membuat mood ku sangat-sangat hancur. Aku berjalan di koridor sekolah melewati perempuan yang menatap ku dengan tatapan yang sulit diartikan? Mungkin ini efek Harry yang mem-post foto bersama ku kemarin. Masa bodoh, aku tidak peduli dengan apapun saat ini. Aku tetap berjalan lurus menuju kelas yang berada di lantai atas sampai seseorang dari belakang memanggil nama ku.

"Clara!"

Aku membalikkan badan ku ke belakang, aku sangat terkejut. Ini bukan Harry atau pun Valak dan semacam nya.

"Kaylee!? Lo Kayle?"

Ya. Ternyata yang memanggilku adalah Kayle. Aku berlari menghampirinya begitu pun dengan nya. Yang mengherankan adalah dia juga memakai pakaian yang sama seperti ku. Kami berpelukan seperti seorang saudara kembar yang baru bertemu setelah 100 tahun berpisah sejak lahir. Aku sangat senang dia ada disini.

"Kay? Lo ngapain disini?" Kami melepaskan pelukan dan aku menatap nya tidak percaya.

"Lo sendiri ngapain disini?" Apa-apaan Kayle? Jelas aku disini untuk bersekolah. Aku memutarkan bola mata dan mendengus.

"Ya gue disini buat sek-" Ucapan ku dipotong oleh Kayle. Memang sahabatku ini tidak berubah.

"kolah lah Kayle, lo kira gue disini mau ngapain? Balapan?" Kayle meneruskan kalimat ku yang sebelum nya sudah dipotong oleh nya. Dia menyebalkan. Lalu dia tertawa melihat wajah kesal ku.

"Gue juga mau sekolah disini, Clara Zoe Gray." Aku membulatkan mata setelah mendengar jawaban Kayle, jadi dia pindah ke Indonesia lagi? Dan kabar baik nya, dia satu sekolah dengan ku? Wow. Am I dreaming?

"Kok bisa? Lo gausah boong ya Kay" Aku masih tidak percaya dengan jawaban Kayle.

"Ya bisa lah, lo pikir gue diem aja gitu di America sementara sahabatku tersayang ini pergi ke Indonesia dan menderita? Gak lah yaa gue gak gitu." Kayle melipat kedua tangan nya di dada. Aku sangat senang mendengar penjelasannya. Dia memang sahabatku yang terbaik.

"Sumpah lo? Aaaaa I love you Kayleee" Aku kembali memeluk Kayle dan Kayle mendorong ku, huh seperti tidak tau aku sedang kangen saja.

"Jangan lebay deh Clar, malu-malu in. Liat tuh kita diliatin." Aku menyapu pandanganku ke sekitar. Memang benar sudah banyak murid lain yang memperhatikan kami. Terserah, yang penting sekarang aku senang.

My Dark Sunshine/H.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang