Aku suka malam, aku suka dingin, aku suka sendiri. Kesepian yang membawaku larut dalam masa lalu yang membawaku seperti ini.
Dimana anakku? Kenapa ia tak pernah mengabariku (suara ibu-ibu berbaju merah)
Ahhhhgg hutangku menumpuk! Bagaimana cara membayarnya yah, dagangan tak laku-laku sial! Hari ini benar-benar sial (Suara laki-laki dengan kemejanya dan beberapa barang dagangnya, seorang sales)
Tugas masih banyak, berhentilah hujan. Tubuhku sudah lelah (suara anak perempuan yang menggengam erat buku kuliahnya yang lebih terlihat seperti novel harry potter buatku)
Aku lelah! sudah cukup aku dengar semua ocehan mereka. Sialan, diam kalian! aku tidak suka mendengar kalian.
Semua seolah bicara pada saat yang bersamaan, bersahut-sahutan dengan suara hujan yang makin deras, halte ini dipenuhi oleh beberapa orang yang sedang berhenti, berteduh dari hujan yang menguyur.
Bagi sebagian orang tempat ini sepi,hanya suara hujan dan suara kendaraan motor yang tetap menerjang hujan, ada pula yang menunggu hujan menghentikan tangisannya. Tapi tidak bagiku, ini tempat yang ramai, membuatku muak berada disini.
Semua orang terus mengeluh, berbicara pada diri mereka sendiri,memikirkan banyak hal. Aku ingin cepat pulang, atau sebaiknya aku menerjang hujan juga?, aku sudah tidak tahan lagi. Aku butuh ketenangan. Ketenangan yang membuat pikiranku lebih jernih.
Bumi seolah berpihak padaku, hujan sedikit mereda dan beberapa orang mulai pergi dari bawah jembatan ini menyusuri jalan,berusaha menemukan ketenangan dirumah masing-masing atau memikirkan segala masalah mereka yang telah kudengar.
Entah sejak kapan aku menjadi pribadi yang aneh dan bisa membaca pikiran semua orang,lebih tepatnya mendengar. Seolah-olah mereka berteriak ditelingaku membuatku terpaksa mendengarnya.
Intinya setelah suara ini mulai muncul, tidurku tak lagi tenang bahkan membuat kantong ajaib dibawah mata ini semakin jelas, rambutku hitam legam, panjang dan terurai, membawa aura mistis dan menambah keanehan pada penampilanku apalagi di tambah dengan kulit putih yang pucat meski tidak sehalus teman-teman sebayaku.
Tentu saja itu karena aku tak suka ke salon, disitu penuh dengan Ibu-ibu dengan segala masalah rumah tangganya, terkadang mereka memikirkan rumah yang berantakan, suami yang sering pulang malam, anak yang lebih suka berpergian daripada dirumah menikmati masakannya, dan masih banyak lagi yang sering kudengar.
Aku hanya berharap ini semua akan berakhir, mimpi buruk yang telah terjadi selama 5tahun dalam hidupku yang menyiksa.
Aku membawa motorku jauh, menjauhi keramaian, kalau gadis seumuranku lebih suka ke mall, sedang aku lebih suka ke danau. Danau itu tidak begitu jauh dari rumahku, membuatku memutuskan mampir sebentar sekedar untuk melepas penat setelah seharian berada di sekolah.
Aku merebahkan tubuh di hamparan rumput dekat danau itu. Baju osis putih dan rok abu-abu ku sedikit kotor tapi aku tak peduli. Sepi, tenang , damai. Aku suka tempat ini.
Tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki mendekat kesini, aku bisa merasakan hawa kedatangan orang disini. Aneh,biasanya tempat ini hanya ada aku. Aku memberanikan membuka mataku sekedar melihat siapa yang berani mendekatiku?, bukankah aku terlihat seperti hantu wanita dengan seragam SMA yang lusuh.
Aku melihat laki-laki itu, tatapannya kosong, dan ada perasaan janggal menyelimuti pikiranku, kenapa dia terlihat sangat tenang?, TUNGGU DULU, tidak hanya tatapannya yang kosong, tapi begitu pula pikirannya. Bagaimana mungkin?
"Rupanya ada orang juga disini, aku kira kau...," ucapannya terpotong olehku, "Hantu?, kau mau berkata begitu kan?" dia hanya senyum dan duduk disebelahku tanpa minta persetujuanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know What You Think
Mystery / ThrillerKetika kita tau apa yang orang lain pikirkan?. Seram, bingung , tak bisa percaya siapapun. TIDAK SATUPUN