MEREKA SAHABAT ISTIMEWA

136 4 0
                                    

Hampir di setiap jam istirahat, aku selalu ke kelas itu. Kelas yang begitu kuidam-idamkan. Jujur, aku belum bisa meninggalkan hasratku ke jurusan itu, kelas itu, lalu memulai hidup baru di kelasku saat ini. Aku tetap bermimpi menjadi dokter...

Tapi bukan itu saja. Kurasa aku lebih merasa bersahabat dengan teman-teman di luar jurusanku. huft....

Baik, aku akan memperkenalkan tiga sahabatku yang saat ini kurasa begitu istimewa.

Pertama, ia dia bernama... Syafira! Aku seringkali memanggilnya Fira. Hmm... Fira adalah anak kelas jurusan IPA 1. Orangnya nggak terlalu tinggi, kecil, imut, dan yang paling mempunyai gingsul. Gingsul itulah yang membuatku iri, dan membuat cowok-cowok naksir dengannya.

Betapa kagum aku dengan Fira. Dia konon menjadi orang dengan nilai sempurna di UAN SMPnya dulu. Ah, aku yang dapat nilai IPA 9,00 saja sudah merasa sombong, apalagi dengan nilai 10.00..Tapi, lain dengan Fira. Dia nggak sombong.. Aku benar-benar belajar banyak darinya.

***

Sahabat keduaku bernama Yuni. Yuni, pun kelas IPA 1. Lain dengan Fira yang kurus, Yuni justru gemuk. Benar-benar gemuk. beratnya hampir 100 kg. Tapi Yuni itu, gemuk yang imut. Pipinya tembem, seperti bakpau. Aku nggak tahu mengapa teman-teman banyak yang memanggilnya bom-bom. Lucunya, katanya nama BomBom itu dia sendiri yang minta. Jadi dia nggak pernah marah, sekalipun teman-temannya memanggilnya dengan nada jelek dan menghina sekalipun.

Barangkali Bombom adalah orang yang paling sabar diantaranya. Bombong nggak pernah merasa kegemukan. Gemuk bukan merupakan sebuah kekurangan manusia. Baginya gemuk anugrah, bukan musibah.

Aku masih ingat betul ketika pertama kali kenal dengan Yuni. Hampir semua orang yang bertemu dia selalu tecengang memandangnya. Betapa besar dan gemuk badan Yuni. Banyak yang menertawakan Yuni. Tertawa yang menghina.

“Kenalkan, aku Yuni,” lalu tersenyumlah dia kepadaku, beberapa bulan lalu ketika Fira mengenalkanku padanya. “Aku suka menulis puisi lho,” katanya. Dalam hati, ingin rasanya aku tertawa. Bukan lantaran melihatnya yang besar dan gemuk, tapi lantaran dia suka dengan puisi. Ih, puisi lagi! Aku yang anak bahasa saja tak pernah menyukai puisi! Puisi masih saja omong kosong!

Satu hal yang membuatku kagum sekaligus menginspirasiku adalah perasaan ceria dan bahagia yang menyelimutinya. Ah, aku tak pernah melihat Yuni bersedih, apalagi menangis. Apakah memang Yuni tak pernah bersedih? Apakah Yuni memang tak pernah menangis? Ah, aku jadi iri dengannya. Begitu banyak hal-hal yang bertentangan dengan hidupku. Begitu banyak hal-hal yang kurasakan tak mampu untuk menjalaninya.
Yuni, atau Bom-Bom adalah semangatku! Youre best friend!

***

Sahabatku yang ketiga bernama Aura! Ah, untuk sahabatku yang satu ini, tak ada yang terlalu spesial. Hehe.. Maksudku spesial di bidang pelajaran tertentu. Tapi, Aura terkenal supel. Aku menjamin, tak butuh lama untuk akrab dengan Aura bagi yang baru berkenalan. Sifat dan sikap human interestnya begitu tinggi. Dan lagi dia aktivis! Aktivis? Woww!
Aura adalah anggota Osis. Saking aktifnya di Osis, dia sering meninggalkan pelajaran. Bahkan hampir setiap hari dia meninggalkan pelajaran, ngurusin sana, ngurusin sini, bikin event ini dan itu! Mungkin itulah mengapa prestasi akademik Aura tak pernah tampak menonjol. Meskipun, aku yakin kalau dia sebenarnya anak pintar dan cerdas.

Aku tidak mengerti mengapa Aura begitu aktif berkegiatan. Tangan dan kakinya seolah tak pernah bisa diam, selalu ingin bergerak, tanpa batas. Kepandaiannya berbicara, membuatnya banyak disukai oleh banyak orang. Tak ada guru yang tak mengenalnya!

SURAT TANPA TITIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang