Seven

259 28 7
                                    

Baca dari part 1 ya. Muah

Alarm handphone ku berbunyi.

Sudah pukul 8 pagi.

Aku bangun dengan mata merah berdenyut-denyut.

Semalam aku tidak bisa tidur. Masih memikirkan "obrolan" dengan Harry sore itu.

Bukan apa-apa.
Hanya saja aku terkejut bukan main mengetahui Harry yang sebenarnya datang saat itu.

Itu artinya dia tidak ada niatan
untuk mengakhiri hubungan kami saat itu.

Aku tahu itu sudah lama sekali terjadi.

Tapi, kenapa rasa lega menghampiriku?

"Tidak. Tidak." Ucapku sambil menampar pelan kedua pipiku

Aku beranjak dari kasurku dan berjalan ke arah kamar mandi.
Aku pun bersiap untuk ke perpustakaan.

Setengah jam kemudian aku selesai mandi dan berpakain.

Aku lantas ke dapur dan mengambil dua lapis roti dari rak makanan.

Aku membuat sebuah lubang berbentuk kotak di roti itu.
Lalu, menaruhnya diatas penggorengan yang sudah kuberi mentega. Aku memecah telur dan memasukkannya kedalam lubang roti tadi.

Memberinya sedikit garam dan penyedap. Menunggunya sampai setengah matang dan menambahakan irisan sosis sapi.
Setelah matang, aku melahapnya habis dan bergegas keluar dari asrama ku.

Baru saja aku hendak keluar dari gedung asrama. Tapi, aku teringat sesuatu.

Aku berbalik arah dan menuju parkiran. Mengambil sepeda mini berwarna biru yang Harry belikan untukku kemarin.

Aku menaruh tasku di keranjang dan menaiki sepedaku. Aku mengayuh dengan senang hati karena aku memang ingin punya sepeda baru. Sepeda lamaku sudah sangat reyot dan berat.

Tanpa kusadari, aku teringat Harry dan memikirkannya.

Aku berusaha mengusir pikiran itu dengan menyanyi.

Aku bernyanyi cukup kencang melewati 1 blok, 2 blok , 3 blok. Hingga akhirnya sampai di kampus.

Setelah memarkirkan sepedaku, aku lantas masuk ke perpusatakaan kampus sambil membawa tasku. Aku melewati penjaga perpus yang tersenyum ramah kepadaku.

Aku duduk di pojokan ruang baca yang menghadap taman kampus.

Aku menyetel alarm handphone ku agar aku tidak terlambat masuk kelas. Lantas aku mulai membaca buku Hukum Perdata yang belum habis kubaca sejak kemarin lusa.

*Harry's POV*

Aku bangun dari tidur pukul 12.09 siang. Lalu bergegas beranjak dari kasur karena perutku yang kelaparan.

Aku turun ke lantai bawah menuju dapur. Berharap menemukan makanan.

Tapi malah menemukan sebuah note berisi :

Harry, mom keluar pagi.
Maaf karena belum menyiapkan makan pagimu. Kau bisa mengatasinya kan?

Love, Mom xx

Aku membuang napas masam. Aku kelaparan.

Haruskah aku masak ?

Sendiri?

Bosan sekali rasanya makan sendiri.

Haruskah aku ajak seseorang kesini?

Aku teringat Mary dan tanpa sadar ku tekan tombol telpon ke nomor handphone nya.

still the one : harry ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang