Baca dari part 1 ya. Muah
Aku terbangun dari pingsanku. Aku mencoba untuk mendudukan badan tapi tidak bisa. Badanku pegal sekali. Aku mengamati ruangan yang aku yakini adalah sebuah ruangan di rumah sakit. Aku menengok kearah kanan-kiri. Tidak ada siapa siapa. Aku memperhatikan sepucuk kertas di atas meja di samping kasurku. Aku meraihnya. Dalam surat itu tertera :
Jangan lupa makan buburmu. Minum obatmu lalu tidur. Aku akan kembali sore nanti. -J
"Jam berapa ini?" gumamku
Aku menatap jam di atas pintu dan terkejut. Aku terlambat. Aku sudah sangat terlambat untuk masuk kerja. Bagaimana ini? Bagaimana jika Tuan Robinson memecatku?
Aku hendak turun dari kasur disaat tiba-tiba seseorang datang membuka pintu memberhentikanku.
"Mary apa kau bodoh. Jangan turun!"
"Aku punya part-time job, Jaxon."
JAXON POV
Aku tertegun mendengarnya. Bagaimana bisa dia masih memikirkan part-time job nya padahal dia berdiri saja tidak sanggup.
Aku berlari kearahnya dan mendudukannya di kasur.
"Bodoh,jangan turun dari kasurmu dan cepat makan ini!" Ucapku menyodorkan bubur yang sudah dingin itu
Dia terlihat kesal tapi akhirnya menurut.
"Aku akan mengantarmu pulang. Jadi,cepatlah. Kau tahu, kau lamban sekali."
Dia mendengus kesal dan memakan buburnya lebih cepat.
Aku menertawakannya yang makan seperti bebek. Berantakan sekali.
MARY POV
Mengesankan.
Aku tak menyangka orang yang datang menolongku. Yang sekarang didepanku adalah Jaxon.
Jaxon Lambert.
Orang paling menyebalkan di dunia (Dia sudah mengganguku sejak SMA).
"Ayolah,Lamban. Kau mengacaukan waktuku" Ucapknya ketus
"HAHAH! Jangan menolongku kalau tidak niat membantu." Celutukku
"Dasar tak tahu diri! Sudah kutolong tapi berterimakasih saja tidak. Siapa juga yang mau menolong orang lamban sepertimu! SHIT! Pulang saja sendiri!" ujarnya lalu keluar ruangan
Aku mendengus kesal melihatnya keluar.
Selera makanku sampai hilang. Jadi,ku taruh kembali mangkuk bubur itu.
Meminum obat dan mencoba untuk tidur.
Tapi tidak bisa.
Aku ingin menangis tapi tiba-tiba seorang suster datang ke ruanganku.
"Selamat malam."
"Malam." Sapaku mencoba menahan tangis
"Aku datang untuk melepas infus Anda. Anda sudah boleh pulang. "
"Ah ya. Terimakasih."
"Kekasih Anda tadi belum datang menjemput?"
"Maaf?"
"Kekasih Anda tadi. Yang membawa Anda kemari."
"Ah! Anda salah paham. Kami tidak memilik hubungan apapun."
"Benarkah? Maaf."
"Tidak apa. Suster,berapa biaya yang saya harus bayar?"
"Kekasih Anda- Ah maksud saya,lelaki yang membawa Anda tadi sudah menanggung semua biayanya. Anda sudah boleh pulang."
"Terimakasih."
"Terimakasih kembali." Ujar suster itu lalu keluar
Aku membatin pelan, "Jaxon melakukan semua itu?"
JAXON POV
Seorang suster keluar dari ruangan Mary dan aku mendekatinya.
"Infusnya sudah saya lepas. Pasien boleh Anda bawa pulang." Ujar suster berbadan gemuk itu
Aku tersenyum dan menganggukan kepala.
Aku lantas berdiri disamping pintu. Menunggunya keluar dari ruangan.
Beberapa menit kemudian, gadis itu keluar dari ruangan. Dia terkejut melihatku yang menunggunya diluar.
Aku menarik pelan tangannya dan membawanya keluar rumah sakit. Aku membantunya naik sepeda motorku. Memakaikannya jaket tebal dan helm yang kubawa.
Aku menaiki motorku lalu mengantarnya pulang.
Sesampainya didepan asrama kampusnya,aku membantunya turun.
Dia terlihat bingung dan takut memulai pembicaraan.
"Hey bodoh, jangan bermuka kaku seperti itu. Seram sekali."
"Jaxon,aku-"
"Sudahlah. Jangan bodoh. Kau tak perlu merasa berhutang budi padaku. Anggap saja ini tak pernah terjadi. Cepat masuk dan tidur."
Dia tersenyum kaku kearahku lalu dengan pelan berkata, "Terima kasih,Jaxon."
MARY POV
Aku membungkukan badan lalu berlari kedalam. Aku bingung harus berkata apa. Aku merasa bersalah karena sudah meneriakinya tadi. Padahal dia sudaha membantuku.
Untuk menghilangkan pikiran tak enakku itu aku segera masuk ke asramaku dan membersihkan diri.
Setelah mandi dan menyisir rambut. Aku melompat ke kasur empukku. Baru saja tertidur beberapa menit, tiba-tiba handphone ku berdering sangat keras.
Tanda panggilan masuk.
Aku meraih tasku dan mengambil handphone didalamnya.
Panggilan dari nomer asing.
Aku menerima telepon itu dan menyapanya, "Halo."
"Halo. Mary!" ucap seseorang bersuara berat diujung telepon
Hai.
Sorry molor update.
Liburan bikin mager. Wkwk
Spesial buat hari ini,aku upload dua part sekaligus.
Next part malem ini. Aku janji :)
Vote ya. Berharga banget untukku. Xoxo
Wrote : 24-6-2016
KAMU SEDANG MEMBACA
still the one : harry ✨
Fanfic"Aku ingin jatuh cinta lagi denganmu. Tapi, keadaan kita jauh berbeda sekarang. Aku takut untuk mencintaimu lagi, Harry." Ps : I wrote this book on 2015. Back when I was 16th. Sorry for my bad writing. ••• Written in : Bahasa Status : On Go...