Baca dari part 1 ya. Muah
Matahari sudah muncul dari persembunyiannya. Sinarnya menyoroti belahan bumi yang langsung menghadapnya. Hal ini menandakan bahwa pagi di belahan bumi itu sudah datang.
Seperti yang kita rasakan setiap hari , bangun dan beranjak dari kasur merupakan hal yang sangat sulit dilakukan. Gaya gravitasi seakan berlipatkan ganda menarik siapa saja tidur kembali.
HARRY POV
"Bangunlah,sweety."
"Mom,aku masih ingin tidur." Ucapku dengan suara berat khas bangun tidurku
Mom membuka tirai kamarku dan tentu saja sinar matahari segera menggelitik mataku. Aku tak dapat menahan mata untuk tidak membuka. Silau.
"Harry,bangunlah. Kau lupa sepeda Mary?"
Aku tersentak mengingat hal itu. Tadi malam sebelum aku pulang aku membelikan sebuah sepeda mini baru untuk Mary.
Warnanya biru. Warna kesukaanya.
Dulu.
"Cepatlah. Kau mau Mary berjalan kaki ke kampus?" ingat Mom
Aku beranjak dari tempat tidur dan mengecup pipi Mom kilat lalu masuk kamar mandi.
MARY POV
Alarm handphone ku berdering kencang di telingaku. Aku merangkakkan tanganku untuk menggapainya di meja sebelah kasurku. Tapi ...
BRUK.
Aku terjatuh dari kasur. Aku menggosok mataku pelan dan mencoba membuka mata. Laptop ku masih menyala tepat dihadapanku. Bungkus-bungkus makanan (read : cemilan) ku tadi malam berserakan dimana-mana.
"Aku pasti tertidur setelah mengerjakan tugas tadi malam." Batinku
Alarm ku berdering lagi.
Aku melirik jarumnya yang menunjukkan pukul berapa sekarang.
Pukul 07.45 !11!1
"Sial! Aku belum bersiap-siap." Rutukku yang berjalan secepat kuda balap ke kamar mandi
Aku mengemasi peralatan yang harus kubawa ke kampus. Lalu menyisir rambut sedadaku. Mengikatnya dan mandi secepat kilat. Lantas memakai baju dan blazer sekolahku.
Aku melepas ikatan rambutku dan berlari keluar asramaku. Aku berlari lurus ke parkiran.
AH SHIT! SEPEDAKU KAN RUSAK AH BUKAN SEPEDAKU HILANG !
Aku berlari kencang ke kampusku. Berjalan terpincang-pincang karena kaki ku masih sakit. Setelah usaha kerasku,akhirnya aku sampai kampusku. Untung saja aku tinggal di asrama kampus jadi tidak terlalu jauh dari kampus. Hanya 3 blok dari asramaku tinggal. "Hanya" 3 blok.
Tenagaku habis terbakar. Kakiku serasa mau lepas. Berdenyut-denyut tak karuan. Sakit sekali. Aku berjalan lemah ke Kelas Hukum di lantai satu.
"Aku tak pernah seperti ini sebelumnya. Dasar si pervert itu. Apa dia tak punya mata untuk menyetir mobil?" batinku
HARRY POV
"Aku sudah berkeliling tempat ini hampir 8 kali. Kenapa aku tak melihatnya. Kemana dia pergi?" keluhku
Aku menepikan Range Rover hitamku didepan sebuah toko kue dipinggiran Buckingham Street. Aku turun dari mobil dan menyebrangi jalan untuk mencapai Apponi Park.
Baru saja aku duduk,tiba-tiba handphone ku berdering.
Panggilan telepon dari Lou.
Lou.
Lou Teasdale.
"Halo,Mr. Styles." Sapanya di ujung sana
"Yah. Apa maumu?"
"Jangan cuek seperti itu kepadaku. Sigh."
"Baiklah. Ada apa?"
"Datanglah ke rumahku. Aku tahu kalian sedang vacum tapi kau tidak boleh hanya diam saja dirumah. Kau tidak bosan,huh?"
"Aku bisa melakukan banyak hal yang tak bisa kulakukan dulu,Lou. Aku tidak bosan sejauh ini. Dan apa kau tahu sedang apa aku sekarang?"
"Apa? Kau sedang mengencani wanita mu?"
"Hey! Bukan. Tentu saja bukan. Aku hanya sedang menikmati Apponi Park. Kau tahu taman itu?"
"Are u fu*king serious ? Without paps? Without fans? How?"
"Penyamaran. Penyamaran Lou. Kau pernah lihat kadal yang berubah warna supaya tak terlihat kan? Setidaknya hampir mirip seperti itu."
Lou tertawa kelakar di ujung telepon sana, "Baiklah. Datanglah kemari,Lux merindukan Uncle Harry."
"My lil unicorn LUX! You there?" ucapku dengan suara semangat seperti anak kecil
"Yes,Uncle! Lux's here!" jawab Lux diujung sana dengan suka ria
"See you in 15 minutes,Unicorn."
Aku beranjak dari tempatku duduk dan masuk ke dalam mobil. Mengemudikannya dengan kecepatan tinggi.
MARY POV
Bel berbunyi menunjukkan kalau waktu pelajaran di kelas selesai. Para mahasiswa berhamburan keluar kelas. Aku pun tak mau kalah. Aku juga lekas keluar kelas.
"Presentasimu tadi bagus sekali,Annamarrie. Saya yakin kamu akan lulus tahun ini." Ujar Mr. Phoe membuatku berhenti berjalan
"Terima kasih,Mr. Phoe. Saya akan lakukan yang terbaik."
"Sepertinya kau sudah mencuri start teman-temanmu. Kau sudah dapat nilai A untuk nilai presentasimu tadi."
"Benarkah? Ah terimakasih."
"Sama-sama. Saya berharap banyak kepadamu,Annamarrie. Hati-hati. "
Aku berjalan keluar kelas dengan senang hati. Usahaku tadi malam tidak sia-sia. Beberapa orang diluar kelas menyapaku dan aku menyapa balik mereka sekedarnya.
Jujur saja,aku tidak terlalu akrab dengan mahasiswa yang masuk kuliah pagi. Karena,aku bukanlah mahasiswa yang masuk kuliah pagi. Dua pertiga jam kuliahku (dalam seminggu) kulakukan disiang hari.
Selain itu, mahasiswa disini cenderung indivualis dan kompetitif. Oleh sebab itu,jarang sekali di sekolah pengacara seperti ini terdapat anak-anak yang berkumpul hanya untuk bercanda tawa.
Aku berjalan ke arah depan kampus. Hendak segera ke tempatku bekerja part-time. Aku terhuyung-huyung karena badanku lemas. Aku baru ingat,aku belum makan apapun dari pagi. Ditambah tadi aku berangkat ke kampus dengan berlarian sepanjang 3 blok.
Aku menatap kearah bawah berusaha menghilangkan rasa pusingku. Tapi, aku tidak bisa melihat apa-apa selain kakiku.
Kepalaku bisa saja membentur tanah bila saja tidak ada seseorang yang refleks menyangga tubuhku seperti ini. Aku menoleh kearah belakang dan samar-samar melihat wajah laki-laki yang menolongku itu.
"Jaxon?"
Belum sempat laki-laki itu menjawab aku sudah tak sadarkan diri dipelukan laki-laki itu.
Jaxon? Siapa ya dia? Adeknya Justin? Hihi :p
Kalo penasaran baca lanjutannya aja ya
Vote ya. Berharga banget untukku. Xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
still the one : harry ✨
Fanfic"Aku ingin jatuh cinta lagi denganmu. Tapi, keadaan kita jauh berbeda sekarang. Aku takut untuk mencintaimu lagi, Harry." Ps : I wrote this book on 2015. Back when I was 16th. Sorry for my bad writing. ••• Written in : Bahasa Status : On Go...