Seorang pria terlihat kesusahan menekan beberapa kode apartemennya, seharusnya tak sesulit ini, namun mengingat di gendongannya kini ada seorang gadis membuat ia mau tak mau ini menjadi sedikit susah.
Setelah berhasil menekan beberapa tombol akhirnya pintu apartemennya berhasil terbuka. Pria itu pun langsung memasuki apartemennya. Direbahkannya tubuh gadis dalam gendongannya itu keatas ranjangnya.
Pria itu melirik jam tangannya kemudian mendesah pelan. Di liriknya koper-koper yang sudah tersusun rapi di samping nakas. Diambilnya ponselnya yang berada disaku kemudian mencari salah satu nomer yang menurutnya harus ia hubungi saat.
Halo Li.
Pria itu bernafas lega saat panggilannya sudah di jawab.
Halo Vin.
Kenapa? Pesawat lo udah mau take off? Kira-kira sampai disini jam berapa?
Sorry Vin, kayaknya gue gak bisa balik sekarang. Ada sedikit urusan yang harus gue selesaiin disini. Tolong jelasin ke bunda ya, takutnya ntar dia malah nungguin gue.
Lo gimana sih, bukannya lo bilang kalau urusan lo udah kelar?
Iya udah kelar, cuma ada urusan lain. Ntar kalau gue udah balik gue bakal cerita.
Yaudah deh, ntar gue jelasin ke nyokap lo.
Thanks Vin.
Sambungan telfonpun terputus membuat pria itu lagi-lagi menghela nafas lega.
Pandangannya kini beralih menatap seorang gadis yang terbaring di ranjangnya. Tanpa sadar senyumnya terukir mengingat kejadian yang tidak ia duga membuat ia gagal kembali ke negaranya dan bertemu dengan gadis ini.
Seorang pria berjalan hendak keluar dari bandara dengan terburu-buru sembari sesekali mengecek jam tangannya. Ia menyesali kenapa ia tadi tak langsung saja membawa kopernya. Ia pikir urusannya tak akan lama sehingga ia masih sempat untuk pulang untuk bersiap-siap namun sepertinya perkiraannya salah.
Saat sedang menuruni beberapa anak tangga yang berada di luar bandara ia tak sengaja menabrak seorang gadis yang sepertinya sedang terburu-buru juga. Karena kejadiannya begitu cepat membuat gadis itu terjatuh tanpa sempat ia tangkap. Pria terbelalak kaget saat gadis yang ia tabrak sudah tergeletak di tangga terakhir. Dia sudah tak sadarkan diri, sepertinya pingsan. Ia langsung berlari menghampiri gadis itu.
"Hai, bangun, oh no! Miss please wake up," ucapnya menyadari bahwa gadis ini tak akan mengerti apa yang ia katakan.
Pria itu tampak panik, karena sepertinya tanda-tanda orang yang akan membantunya tidak ada ia langsung menggendong gadis itu. Lagi-lagi ia membelalak kaget saat melihat ada darah didahi gadis itu. Sepertinya tadi gadis itu terjatuh dari salah satu anak tangga membuat badannya tidak seimbang dan jatuh sehingga kepalanya membentur ujung anak tangga.
Dengan cepat pria itu membawa gadis itu menuju mobilnya. Sesampainya didalam mobil ia tampak menimbang-nimbang, haruskan ia membawa gadis ini kerumah sakit? Tapi bagaimana dengan pesawatnya? Ia pasti akan ketinggalan pesawat. Namun pria itu menyadari, terlepas dari gadis itu yang tadi juga terburu-buru ini juga merupakan kesalahannya. Diperhatikan dahi gadis itu yang berdarah. Lukanya juga tak terlalu besar, hanya goresan. Akhirnya ia memutuskan untuk membawanya ke apartemennya. kalau pun nanti gadis ini tak sadarkan diri, ia akan manggilkan dokter untuk memeriksa keadaannya.
"Enghhhhhh."
Suara seseorang itu membuat pria yang sedari tadi termenung mengingat kejadian beberapa saat lalu itu langsung menatap gadis yang sedang mengerjap-ngerjapkan matanya di atas ranjangnya. Pria itu menunggu disamping ranjang sampai mata itu terbuka sempurna.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Captain
RomanceAlasan klise ketidak sengajaan membuat dua orang berbeda karakter ini bertemu. Namun ternyata itu bukan pertemuaan pertama dan terakhir mereka, namun merupakan awal dari pertemuan mereka selanjutnya hingga kisah itu pun dimulai.