Bab 2

70 6 0
                                    

Betapa kagetnya Sherina begitu tiba disekolah,karena dia pikir dia bakalan jadi orang pertama yang menginjak kakinya disekolah. Tapi ternyata boroboro! SMU Palagan,sekolahnya Sherina ini,emang masih sepi,tapi begitu sampai kelas... udah lengkap bro!

Sherina kontan bengong. Gila ih. Cowo-cowonya sebiji juga belom ada. Tapi cewenya,asli udah komplit.

Dan yang paling membuatnya keki,bangkunya ternyata keburu disambar orang. Metha telah bertengger manis disana. Terpaksa Sherina ngungsi. Sementara duduk dimana saja, dan agak jauh pula, karena semua bangku disekitar mejanya sudah berpenghuni.

Sherina semakin bengong begitu sadar pagi ini telah banyak terjadi perubahan. Kalau dia responnya cuma bahagia dan berbunga bunga sampai terbawa mimpi,reaksi teman temannya lebih dahsyat lagi.

Ada yang tibatiba rambutnya jadi keriting,ada yang rambutnya kemarin keriting tibatiba jadi lurus.
Veni yang rambutnya ikal,pagi ini tetap ikal,cuma basah. Dan itu rambut gak keringkering!

Mona jadi serba biru. Dari sepatu, kaus kaki, ikat pinggang, tali jam, anting, sampai bando.

Nila,yang perasaan tinggi nya cuma beda 5cm dengan Sherina,pagi ini jadi tinggi! Selidik punya selidik,ternyata sepatunya ada haknya uyyy!!

Avi yang punya mata indah,pagi ini melepas kacamata nya dan memakai lensa kontak. Sudah pasti supaya mata indahnya kelihatan jelas.

Tapi yang paling membuat Sherina kaget,Metha dan Daniar pakai eyeshadow! Meskipum tipis,tetal aja kelihatan. Supaya tidak ketahuan guru,waktu jam pelajaran mereka menutupnya menggunakan poni.

Dan pagi ini kelasnya jadi begitu semerbak dengan segala macam parfum. Cowo yang datang kemudian,masuk dengan ekspresi bingung.

"Duileee wangi amat yak" kata Deni sambil menatap berkeliling lalu mengendus. Sementara Adi menatap muka Metha.
"Mata lo kenapa?ada kelapkelipnya gitu."

"Gausah rese deh!" jawab Metha ketus.

So,alhasil,cuma Sherina seorang yang pagi ini tanpa perubahan apaapa. Tetap mungil,tanpa hiasan apapun,baik dikepala-pundak-lutut-kaki. Tetap cuma pakai bedak dimuka . Tetap cuma bau wangi cologne yang biasa dipakai bayi.

*****
Besoknya Sherina tidak mau lagi datang pagipagi. Soalnya kata Mang Dudung,penjaga sekolah, sejak pagipagi amat kelasnya udah penuh. Jadi kesimpulannya, kalo mau dateng paling dulu ya gausah pulang. Alias tidur disekolah sekalian.

Pokoknya just like yesterday. Semua bangku disekitar Sherina dan Davi penuh cewe. Membuat para owner yang datang belakangan jadi dongkol dan akhirnya,sama seperti Sherina,terpaksa ikhlas ngungsi sampai bel berbunyi karena kebanyakan cewe itu susah banget diusirnya.

Besoknya,Sherina baru nongol setelah nyaris bel bunyi. Percuma dia dateng pagipagi, soalnya paling cuma bisa titip tas. Karena siapapun yang duduk dibangkunya,gabakalan mau berdiri dan pergi dari situ kalo bel belom bunyi.

Selain itu,setelah dua hari duduk bersebelahan dengan Davi,Sherina mulai mencium ada sesuatu yang ganjil pada cowo itu. Dia cuek banget sama cewe! Terlalu cuek. Sadis malah.

Itu langsung terasa dihari pertama Davi duduk disebelahnya. Dari jam 7 sampai jam 2 siang,cowok itu cuma ngajak ngomong satu kali. Cuma satu kali! itu juga cuma nanya nama.

"Nama lo?"

"Sherina. Sherina Asyinta."

"Udah?cuma itu?" sepasang alis Davi bertaut.

"Iya,kenapa?kependekan?kalo mau nambahin,gakapaapa, asal jangan minta dicantumin akte aja."

"Gakk,singkat tapi bagus. Nama lo bagus." senyum Davi tercetak dibibirnya kali ini.

Tapi cueknya Davi itu ternyata malah melambungkan namanya. Dimanamana sesuatu yang misterius itu memang lebih membangkitkan rasa ingin tau.

Sherina sendiri bukannya tidak mau mengakrabkan diri. Tapi dari pengamatannya, jawabannya cuma "gakk", "iya", "masa?", " gaktau". Malah sering banget dia berlagak budek. Kalo ada yang nekat nanya,tanpa memedulikan sikap penolakannya yang terangterangan, dengan sadis Davi menatap sang penanya,diikuti kalimat bernada dingin.
"Bisa gak sih lo ga ganggu gue?!"

Atau kalo dia udah kelewat jengkel,si penanya itu cuma di tatapnya tajamtajam tanpa ngomong sedikitpun.

Mengerikan banget kan?

Makanya Sherina malas mau cobacoba ngajak ngobrol. Takut kena libas mata dinginnya Davi. Baru jadi penonton aja dia suka nelangsa. Apalagi kebagian juga. Bisa berantakan hati dan harga dirinya.

Sherina melirik cowo disebelahnya diamdiam. Mencibir dalam hati. Dia kira dia siapa? Jaim banget gitu. Justin Timberlake?

Thanks for reading!!
Jangan lupa vote+comment yapp!!
Kritik dan saran juga boleh kok

SHERINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang