"Minggirr!"
Semua tersentak kaget dan seketika menoleh ke arah sumber suara. Termasuk Sherina yang lagi ngungsi dibangku Udin. Saat itu Sherina tengah asyik memperhatikan Ronni,teman sebangku Udin, yang lagi membuat sketsa. Si Ronni ini emang jago menggambar dan ilustrasinya sering muncul di majalah-majalah.
Sama seperti yang lain,Sherina terkesima menatap bangkunya sendiri. Sejak kedatangan Davi,bangku itu serasa jadi milik Metha. Disebelah Metha,wajah Wulan tampak pucat garagara dibentak Davi barusan.
"Lo gak denger gue bilang minggir?!" bentak Davi lagi.
"Gue...gue cuma numpang duduk kok" jawab Wulan gagap.
"Ini bukan bangku kosong! Lo bisa duduk ditempat laen! Jangan disini! Cepet pergi!"
Dengan tenang,tanpa merasa sudah melakukan tindakan keterlaluan,dan entah sadar atau memang masa bodo dengan suasana kelas yang mendadak jadi benarbenar senyap,Davi menjatuhkan tubuhnya kebangku.
Namun mendadak ekspresi wajahnya menjadi kaku lagi begitu dia sadar ada sesuatu yang bertengger manis diatas mejanya. Sebuah kotak kue penuh potongan blackforest dengan sebutir ceri merah diatas setiap potongannya. Serpihan coklat menutupi seluruh permukaan kue. Tapi ternyata Davi tak terpengaruh.
"Ini punya siapa?" tanyanya sambil menatap satusatu kerumunan cewe sekitar nya.
Metha yang duduk persis disebelahnha,menjawab pelan. Jadi ngeri juga dia setelah menyaksikan jatuh korban.
"Buat... lo Dav."Seketika mata elang Davi menyambarnya. Dan karena kebetulan Metha tepat disebelahnya, Davi menghadapkan wajahnya persis didepan Metha. Jantung cewek itu serasa jumpalitan. Senang juga, tapi juga ngeri.
"Elo denger ya! Gue bukan orang kelaperan! Jadi gausah lagi lo baqa macemmacem! Sebenernya apasih maksud lo bawabawa makanan segala?" desis Davi
"Ng..Gak kok,itu juga kalo lo suka. Kalo gak,ya gakapaapa." Metha makin tergagap.
"Gituya?kebetulan gue gasuka! Ambil cepet,gue perlu ini meja."
Namun Metha bergeming. Meskipun mengerikan, inilah saat yang paling ditunggunya. Sampai mimpi mimpi malah,bisa duduk disebelah Davi.
Dengan jengkel,Davi meraih kotak kue,dan menyodorkannya ke cowocowo yang duduk kerumunan tak jauh dari situ.Akhirnya Metha pergi,karena 2 alasan. Pertama, Davi sibuk sama bukunya dan kedua tidak menerima kue pemberiannya.
"Bangku lo udah kosong tuh. Balik gih" Ronni mengingatkan cewe mungil disebelahnya. Sherina langsung geleng kepala.
"Gue duduk sini ya Ron?" pintanya memelas
"Bilang sama yang punya bangku dong"
Sherina langsung menoleh kesana kemari mencari Udin."Udinn! Sst! Siniii"
"Ape?"
"Gue duduk disini ya?Sehariiiii aja"
"Kenape emangnye?"
"Lo gadenger tadi?"
"Pan bukan elo nyang kena bentak"
"Yakali aja ada sesi kedua,Boleh ya din?plissss""Inikan sarang penyamun Sherrr,gaada cewe disekitar sini" kata Ronni
"Taunih anak,elo mau digodain Nuris ampe jam terakhir?"
"Gak apapa deh,mendingan digodain,abis gue takut duduk disana" jawab Sherina spontan.Ronni dan Udin tertawa geli.
"Kalo lo kayaknya gapapa deh,buktinya dia milih duduk sebelah lo,padahak masih banyak tempat duduk. Lagian juga kl lo duduk disini,lo gabakal bisa ngeliat apaapa. Ivan didepan lo persis" Ronni menenangkan."iyetuhh" Udin mengangguk. Memang,didepan Udin ada Ivan,si jangkung yang anak basket. Duduk disebelah Ivan dijamin cuma bisa menyaksikan satu pemandanhan yaitu punggung cowo itu. Tapi masih mending,drpd kena bentak Davi!
"Yuk,gue anterin" kata Udin
"Yahhhh,udinnnnn"
"Mangkanye gue anterin. Biar aman. Kagak bagus elo duduk dibelakang gini."Sherina bangun ogahogahan. Sebelim dia pergi, sambil tertawa Ronni berbisik dikupingnya "Atiati Sher,jangan duduk ngebelakangin Davi,nanti lo dicekek"
"Lo nih,jangan nakut nakutin gue dongg" Sherina melotot kesal.
"Udeh kagak useh didengerr" Udin menarik Sherina kembali ke habitatnya. Sebelum meninggalkan bangku Sherina,Udin membisiki Davi, "Doi ketakutan tuh,ampe nekat mau duduk dibangku gue"
"Ohya?" mata Davi seketika menyipit.
Thanks for reading!!
Jangan lupa vote+comment yapp!!
Kritik dan saran juga boleh kok