BERGANTI HATI
Nara hampir terjungkal dari duduknya, sebuah buku di tangannya langsung terjatuh.
"Apaaaa?" teriaknya seketika, sebuah reaksi yang tidak pernah Nadine kira.
Cengengesan, Nadine duduk di sebelah Nara. "Please ya Ra!" pintanya memelas.
Nara langsung buang muka. Kalau permintaan tolongnya ini untuk ngasih contekan ke dia pas ulangan, okelah! Atau ngasih tunjuk semua jawaban PR-nya, itu juga nggak masalah.
"Ayolah, Ra! Anak-anak sudah mulai geram sama kelakuan Viona."
Nah, ini nih. Kalau sudah menyebut nama anak-anak, pasti sudah terjadi kesepakatan di belakangnya, kesepakatan yang jelas-jelas mengharuskan Nara setuju atas nama anak-anak. Dan demi nama persahabatan, Nara selalu mengalahkan suara hatinya. Selalu, semenjak dua tahun lalu. Saat mereka berikrar selalu bersama.
"Cuma bohongan kok, Ra! Ya? Ya? Ya?" Senyum Nadine dibuat semanis mungkin. Memang dari sononya Nadine manis, cemberut aja ngegemesin. Dia memang anak emas mereka berempat. Dan dalam kasus rayu-merayu begini, dia jagonya. Pinter juga anak-anak ngajuin kandidat untuk meluluskan rencana mereka.
"Bohongan? Jadi apa bedanya aku sama Viona? Sama-sama bohong pacaran sama Arkhan, gitu?" pelotot Nara, sambil memungut bukunya yang tadi jatuh. Dia hanya nggak habis pikir. Bagaimana bisa sahabat-sahabatnya ini ingin dia melakukan hal yang mereka sendiri nggak suka. Ngaku-ngaku jadi pacar seseorang. Nggak segitunya juga kali, harus gitu punya pacar? Hidupnya sudah cukup indah tanpa kehadiran mahkluk bernama pacar selama ini. Keempat sahabatnya sudah sangat istimewa, mengisi hari-harinya yang bisa dibilang baik-baik saja.
"Ya ... beda lah," sanggah Nadine langsung. Meskipun matanya tidak seyakin tadi. Ada keraguan yang menelisik. Bukan maunya juga dia mengorbankan seorang sahabat demi harga diri. Demi membungkam mulut salah satu teman yang bertingkah dan bikin sakit telinga.
"Apa?" tuntut Nara nggak mau kalah.
"Viona kan nggak pernah jadian sama Arkhan, itu sudah ku konfirmasi langsung sama yang bersangkutan."
"Dimana bedanya, Nadine?" geram Nara, mulai nggak sabar dengan acara muter-muter Nadine, jauh lagi muternya.
"Kan kamu nanti jadian beneran sama Arkhan."
Nara langsung ngakak, tidak bisa membayangkan dirinya bakalan jadian sama orang yang hanya dia tau namanya. Bohongan lagi! Dan ....
"Maksudnya jadian beneran?" kejar Nara, ada yang tidak dia mengerti di sini. Memangnya jadian beneran itu tidak melibatkan mahkluk bernama Arkhan ini, yang notabene adalah kakak kelasnya.
"Ya, kamu sama Arkhan beneran pacaran, beneran nembak, beneran jadian. Tapi kamu boleh pura-pura suka aja kok, yang penting si Viona itu tau, kamu sekarang pacarnya Arkhan. Bukan dia!"
"Ha! Kenapa mesti aku sih? Yang lain kenapa memangnya?"
Nara masih tidak mengerti, diantara Rara, Tiara, Nadine, Melly dan dirinya, kenapa harus dia yang melakoni akting ini. Bukanya kalau sekedar pura-pura pacaran saja keempat orang itu bisa juga ngelakuinya. Apa karena dirinya doang yang jones. Ah biar jomblo juga nggak ngenes kali. Nara menggelengkan kepalanya.
"Bukan yang lain kenapa, Ra! Tapi ...."
"Apa? Kalian janjiin apa sama si Arkhan itu untuk mengikuti permainan kalian?" Kalau bukan Nadine yang di depan matanya, taruhlah si Tiara atau Rara, pasti dia langsung cekek begitu menyampaikan permohonannya tadi. Soalnya kalau Melly, jelas Nara nggak berani. Tuh anak lebih berandal dari preman pasar.
YOU ARE READING
My Event WNClub
Short StoryWNClub merupakan group pertama saya di dunia kepenulisan Watty. Saya bersyukur bisa berbagi dan belajar banyak di sana. Dan ini, kumpulan karya saya yang diadakan dalam Event group tersebut. Thank's a lot for Owner n Admin, yang baik hati dan tidak...