Bagi seorang Rere tidak pernah terfikirkan olehnya akan memasuki dunia kepenulisan yang ternyata tidak sesederhana yang ada di kepalanya.
Rere suka menulis, jelas! Kecintaannya menuangkan suara hati, imajinasi, bahkan kadang curhatan dari seorang teman, tak pernah terpikirkan olehnya akan mengantarkannya sampai ke titik ini.
Semua dimulai dari keseriusannya memaknai sebuah tulisan. Lalu terbesit tanya di hatinya, bisakah suatu hari nanti dia menulis seperti itu? Padahal usianya baru lepas dari angka dua belas kala itu.
Pada akhirnya, dia selalu mencoba, tapi juga selalu gagal. Ternyata dibutuhkan waktu tiga ratus enam puluh lima hari untuknya menyelesaikan satu cerita utuh, setelah sebelumnya selalu mandek di tengah jalan. Proses itu sangat menyenangkan sekaligus menyesakkan. Ternyata yang kurang itu satu, dia kurang membaca.
Yah, nyatanya menulis itu bukan sekedar menyalin, tapi kepala terus berputar, merangkai setiap kata agar bermakna, akhirnya terbaca indah dan tersampai maksudnya. Untuk itu, dibutuhkan perbendaharaan kata di dalam memory-nya. Itu semua dari mana? MEMBACA.
Pada saat jemarinya mulai lincah menyalurkan segala onak di dalam hati dan kepalanya, ternyata Re belum sepenuhnya sadar, ada ego di dalam dirinya yang menginginkan tulisannya untuk dibaca.
Ternyata menulis tak lagi sesederhana menyalurkan hobby yang mengendap dalam dirinya. Hatinya ingin itu, ingin sebuah pengakuan bahwa tulisannya layak dibaca.
Demi satu kelayakan itu, Re perlu belajar. Dari siapa saja, karena sejujurnya ilmu itu tidak memandang cangkangnya, isi di dalamnya yang bahkan tak tersadari itu yang membuatnya bermakna.
Re bahkan tak tahu harus belajar di mana? Apakah ada study khusus yang mempelajari gimana cara menulis yang baik dan benar, dan tentu saja, yang disukai banyak orang. Bukankah itu muluk? Ternyata tidak. Apalagi saat Re tahu, ternyata sebagian orang yang mengespresikan dirinya dengan menulis memang butuh itu, karyanya ingin dibaca dan diakui.
Re bahkan tidak menyangka, proses untuk sampai ke sana, telah melangkahkan kakinya untuk mengenal orang-orang yang sama sekali tidak pernah dia bayangkan.
Dunia kepenulisan ini sangat luas, memberengus batas dan waktu, menyatukan yang jauh, merekatkan yang lebih dekat, demi satu tujuan bersama, saling mendukung untuk meraih satu mimpi yang sama, tulisannya layak untuk dibaca.
Di sini, di moment yang sangat istimewa ini, Re menyempatkan diri mengucapkan 'Happy two month' untuk sebuah group kepenulisan yang telah mengantarkannya untuk mengenali. Bahwa bukan dia sendiri yang punya mimpi ini.
Re bersyukur, bertemu dalam satu wadah, yang membuatnya membuka mata, mengenali beragam karya, yang pada akhirnya menyadarkannya, jika tulisannya ingin dibaca, dia tidak bisa survive sendiri, dia butuh tangan-tangan lain yang akan membantunya memperkenalkan diri.
Baginya, WNC -nama group yang menaunginya- memberinya banyak cerita, ide, dan keluarga yang terjalin antar member-nya.
Re senang dengan episode ini. Episode mengenal banyak orang di dunia maya, dunia yang -mungkin- akan kengantarkan mimpinya pada satu titik, ceritanya akan tampil dalam bentuk lembaran kertas, semoga. Yang akan menghiasi beberapa rak buku pecinta tulisanya, semoga. Dan tentu saja, setidaknya sebelum dia menutup mata, ada satu karya yang dia tinggalkan, bukan untuk sekedar dikenang, tapi semoga menjadi inspirasi pembacanya.
Sekali lagi, Re hanya mampu berterima kasih yang sebesar-besarnya. Untuk satu wadah ini.
WNClub semoga semakin maju ke depannya.
YOU ARE READING
My Event WNClub
Short StoryWNClub merupakan group pertama saya di dunia kepenulisan Watty. Saya bersyukur bisa berbagi dan belajar banyak di sana. Dan ini, kumpulan karya saya yang diadakan dalam Event group tersebut. Thank's a lot for Owner n Admin, yang baik hati dan tidak...