Prolouge

94 25 6
                                    

(Author)

Rambut panjangnya terkibas begitu saja oleh angin, cuaca dingin membuat gadis itu merapatkan mantelnya, sambil memegangi buku-buku yang ia bawa.

Di sini sudah mulai memasuki musim dingin, para orang sudah mulai memamerkan baju musim dingin mereka.

Kea berjalan menyusuri jalan setapak, bunga-bunga sudah mulai berhenti bermekaran.

Rambutnya sengaja ia gerai agar dinginnya udara tidak leluasa menusuk kulit putihnya. Dan juga agar lehernya menjadi lebih hangat ditutupi oleh rambut.

Sesekali ia menggosokkan tangannya, walaupun sudah memakai sarung tangan tetap saja ia masih merasakan dinginnya udara di sini.

Kea merasa lebih baik saat dia sampai disalah satu caffe di pinggir jalan.

Dia meletakkan bukunya di atas meja, dan melepaskan sarung tangan yang sedari tadi melekat ditangannya.

Pelayan pun datang menghampirinya.

"One cappuccino" Kea langsung memesan segelas cappuccino tanpa memilah-milah minuman yang ada dalam buku menu.

Pelayan itu mengangguk saat mendengar pesanan Kea, dia pergi meninggalkan Kea dan menyuruh salah satu barista untuk membuatkan pesanannya.

Tak lama pesanan itu datang, segelas cappuccino yang telah dihias sedemikian rupa oleh barista di sini.

Dia menyeruput segelas cappuccino-nya sambil membaca novel.

Kebiasaan itu masih melekat pada Kea, dimanapun dia, pasti satu buah novel akan terselip dibuku-buku pelajarannya ataupun barang yang ia bawa.

*maaf ya kalo ada typo, kesalahan dalam penulisan, kalo gak nyambung juga. VOMENT PLEASE* 🌸

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang