Fine

89 22 1
                                    

Aku pergi meninggalkan Floy, jujur aku tidak ingin pergi ke perpustakaan, melainkan pergi menjauh dari jangkauan Floy. Aku ingin meluapkan semuanya, air mata yang sejak tadi ku tahan, kini mulai terlepas semua.

Untung saja lorong sekolah kini sudah sepi, karena sejak tadi jam pelajaran kembali dimulai. Untuk pertama kalinya aku akan bolos pelajaran, keadaanku tidak memungkinkan untuk masuk ke kelas.

Semoga saja tidak ada yang sadar atas ketidak hadiranku, sedari tadi aku belum memberi tahu kalian alasanku menangis sekarang, aku menangisi perasaanku yang kini sangat kacau.

Aku menyukai Fian sejak kelas 5 SD, aneh bukan? Ya memang aneh, aku juga bingung kenapa aku bisa menyukainya. Padahal kami berempat sudah membuat janji sejak awal pertama bersahabat, kami tidak akan menghianati persahabatan kami, dan kami tidak boleh jatuh cinta satu sama lain, karena itu akan membuat hubungan yang kami perjuangkan selama ini akan hancur begitu saja.

Tapi aku? Aku melanggarnya, mungkin saja aku orang pertama yang menghianati perjanjian itu, aku kira perasaanku ini hanyalah cinta monyet, cinta yang wajar dirasakan anak Sekolah Dasar, awalnya kukira itu akan hilang sendirinya, karena orang bilang cinta kami hanyalah cinta monyet, dan tidak akan bertahan lama.

Tapi tidak begitu, malah sebaliknya untukku, apa yang kurasakan dulu masih melekat pada diriku sampai sekarang. Ucapan orang yang dulu ku percaya kini tidak lagi, aku menyadari bahwa aku benar-benar menyukainya, menyukai sahabatku sendiri, bukan, bukan menyukai, melainkan aku mencintainya.

Aku selalu menganggapnya hal yang tidak penting, aku selalu menahan perasaanku, aku selalu berusaha menghilangkannya, tapi apa? Itu semua sia-sia.

Yang mengetahui semua yang kurasakan hanyalah Rylan, dia satu-satunya sahabatku yang mengetahui semua tentangku, tentang perasaanku. Dia mengetahui bahwa aku sudah mengingkar janji.

Tapi dia selalu membuatku agar menganggap semuanya baik-baik saja, aku selalu bersikap biasa saat di depan Fian, berusaha menahan perasaanku.

Karena aku dan Rylan memang sudah bersahabat sebelum kami berempat bertemu, aku dengannya sudah bersahabat sejak kami kecil, bahkan orang tua kami sudah sangat dekat.

Tapi sekarang, Floy meminta tolong padaku untuk menjadikannya pacar Fian, orang yang sedari dulu kusukai diam-diam, tapi aku tidak bisa menolak permintaan sahabatku, Floy selalu membatuku.

Dia tempatku saat aku membutuhkan bantuan, kami juga sangat dekat, hal-hal yang kami lakukan selalu saja menyenangkan. Dia juga selalu bisa menghiburku, aku ingin membalas kebaikannya itu.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, apa aku bisa menghadapi ini semua, mungkin ini saatnya aku melakukannya sendiri, aku tidak bisa terus meminta pertolongan orang.

(Author)

"Itukan Kea" Ucap Rylan dari kejauhan, dia menghampiri Kea yang sedang duduk menyendiri di tangga.

"Kea" Panggil Rylan menghampirinya, Kea yang menyadari kehadiran Fian langsung mengusap wajahnya yang basah oleh air mata. Dia juga membetulkan rambutnya agar keadaannya terlihat lebih baik.

Tapi saat Rylan hampir sampai di tempat Kea, Kea pergi meninggalkan tempatnya. Rylan yang melihatnya heran dengan sikap Kea.

"Ke tunggu" Rylan mencoba menghampiri Kea, tapi dia sudah lebih dulu menghilang di belokan.

"Tuh anak kenapa sih, tumben banget gue panggil malah kabur" Rylan menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu pergi kembali ke kelas.

"Kea.. Kea.." Panggil Floy, Kea pergi keluar kelas sambil menggendong tas ranselnya, tepat saat Kea berjalan, dari lawan arah Rylan melihat Kea pergi begitu saja.

Kea berjalan melewati Rylan tanpa menoleh sedikit pun, Rylan semakin curiga dengan tingkah Kea sekarang.

"Lan Kea mau kemana?" Tanya Fian, saat dia dan Floy menghampiri Rylan.

"Gue aja gatau, tadi dia juga kabur pas gue panggil" Ucap Rylan.

"Woy kejar si Kea malah ngobrol lagi" Sambar Floy yang menyadari kepergian Kea sudah semakin jauh.

Fian dan Rylan saling bertatapan, mereka langsung pergi mengejar Kea.

"Kea!" Panggil mereka berdua, Floy juga ikut mencari Kea, mereka sudah kehilangan jejaknya.

"Kea lo kemana Ke" Panggil Floy, mereka bertiga khawatir akan perubahan sikap Kea yang tidak biasanya.

"Kalian kenapa teriak-teriak?" Tiba-tiba Bu Tian menghampiri mereka bertiga.

"Ini Bu, kita lagi cari Kea, tadi dia pergi keluar kelas" Jawab Floy.

"Tadi dia izin sama Ibu katanya dia lagi gak enak badan, jadi Ibu bolehin dia pulang" Ucap Bu Tian.

"Sakit apa ya Bu kalo boleh saya tau?" Kini Rylan lah yang membuka suara.

"Gatau dia cuma bilang lagi gak enak badan, yaudah kalian balik ke kelas lagi sekarang masih jam pelajaran" Setelah menjawab pertanyaan Rylan, Bu Tian pergi meninggalkan mereka bertiga yang masih diliputi oleh kebingungan.

"Tumben si Kea gak kasih tau kita kalo sakit" Ucap Floy yang disetujui oleh yang lain, dan akhirnya mereka bertiga kembali ke kelas, walapun masih dengan perasaan curiga.

*maaf ya kalo ada kesalahan dalam penulisan, typo, gak nyambung, dan sebagainya KEEP VOMENT PLEASE*

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang