(Author)
"KEAAAA!" Panggil Floy histeris, dia sangat senang bisa melihat sahabatnya kembali.
"Ssst.. Kebiasaan kan kalo manggil teriak teriak" Tegur Kea, Floy adalah salah satu sahabat dekat Kea.
"Eh elo Ke, udah sembuh?" Tanya Fian, dia juga termasuk sahabat Kea dan Floy.
"Menurut lo aja sih Fi kalo udah masuk ya pasti udah sembuhlah" Sahut Floy.
"Woy, pada gak nungguin gue ya" Tiba-tiba saja Rylan datang dan merangkul mereka semua, yang membuat mereka sesak nafas karena terhimpit satu sama lain.
"Gila lo gue gak bisa nafas" Ucap Fian yang dibalas cengiran oleh Rylan.
"Balik yuk kayaknya udah masuk deh" Ajak Kea yang disetujui oleh yang lain, lalu mereka pergi memasuki kelas, untung saja kelas belum dimulai.
*****
Saat sedang berjalan menyusuri koridor kantin, tiba-tiba saja segerombolan gadis datang menghampiriku dan Rylan, lebih tepatnya ingin menemui Rylan.
"RYLANNN!" Mereka semua berteriak histeris saat menghampiriku dan Rylan, aku yang mendengarnya langsung menutup kupingku, kalian tahu suaranya terlalu berlebihan untuk dicerna oleh kupingku ini.
"Gue duluan ya Lan, lo urusin deh tuh cewek lo semua" Aku tidak tahan jika terus menerus mendengar teriakan mereka.
"Yaudah ntar gue nyusul" Lalu aku pergi meninggalkan Rylan dan beranjak ke kantin.
Rylan memang anak populer disekolah ini, termasuk Fian, mereka berdua sangat terkenal dengan ketampanannya. Keahlian mereka juga sangat dikagumi para kaum hawa.
Terkadang aku dan Floy hanya bisa meratapi mereka yang sedang dikerumuni banyak gadis, saat kami berempat sedang bersama terkadang semua orang memperhatikan kami, apalagi para fans Rylan dan Fian.
Aku juga sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, karena sejak SMP, Rylan dan Fian mulai terkenal hingga sekarang. Dan sebenarnya kami berempat sudah bersahabat sejak kelas satu SD.
Saat aku sedang memakan baksoku dan berbincang dengan Floy, tiba-tiba saja Rylan datang.
"Udah selesai ngurusin mereka?" Tanyaku dengan nada bercanda.
"Udah, gue capek banget mereka gak abis-abisnya nanyain gue" Jawabnya dengan wajah lelah.
"Lagi sih mau aja ngeladenin cewek banyak kayak gitu" Sambar Floy.
"Mau gue pesenin apa?" Tawarku pada Rylan yang sudah duduk di sebrangku.
"Samain kaya lo aja" Jawabnya, lalu aku pergi memesan makanan. Tak perlu waktu lama, sekarang aku sudah membawa semangkok bakso dan es teh manis ditanganku.
Aku menyerahkannya pada Rylan, kelihatannya dia sangat lapar, baru saja aku menyerahkan pesanannya, makanannya sudah hampir habis.
"Laper apa laper?" Sindir Floy yang melihat keadaan sahabat di depannya ini.
Tapi Rylan tidak menggubris pertanyaan Floy, melainkan menlanjutkan acara makannya itu.
"Si Fian kemana? Gue gak liat dia dari tadi" Sedari tadi hanya Fianlah yang absen disini, aku tidak melihatnya kecuali tadi pagi saat aku baru datang.
"Tuh lagi latihan, lo gak nyadar Ke dari tadi suara teriakan gede banget" Floy menunjuk ke arah lapangan basket dengan dagunya.
Aku menengok ke arah lapangan, benar saja disana segerombolan wanita sudah berjejer rapih di pinggir lapangan, hanya latihan saja sudah seperti ini apalagi saat mereka bertanding.
Saat latihan break, Fian menuju ke tempat dimana aku, Floy, dan Rylan sedang duduk.
"Nih tangkep" Rylan melempar sebotol minuman tepat saat Fian sampai di tempat kami.
Saat botol itu sampai ditangannya, Fian meminumnya hingga tersisa sedikit air dalam botol itu.
"Mending lu balik lagi deh Fi, tuh cewek pada ngeliatin lo" Ucapku, karena mata para wanita itu menatap kami.
Fian kembali ke lapangan, ia berlatih lagi, padahal matahari sudah mulai terik.
"Oiya Lan, tumben lo gak ikut latihan?" Tanyaku penasaran, biasanya jika Fian latihan, Rylan akan ikut dan sebaliknya.
"Gue lagi males" Jawabnya santai, aku hanya menganggukkan kepala tanda mengerti.
*maaf ya kalo ada typo, kesalahan dalam penulisan, kalo gak nyambung juga, KEEP VOMENT* 🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle
Novela Juvenil'CINTA' Satu kata yang selalu ada dalam hidup kita. Satu kata itu yang membuat perasaan semua manusia kacau. Padahal penyebabnya hanya satu kata itu saja 'CINTA' Dan apa itu CINTA? Dia adalah sesuatu yang datang entah darimana, dan selalu berbuat s...