Bad

56 23 2
                                    


Aku sedang fokus pada buku yang berada di hadapanku sekarang. Tepat sekali, hobiku adalah membaca buku, termasuk novel, itu seperti kewajibanku yang harus dilakukan setiap hari.

Jika aku mempunyai waktu luang, tak jarang kuhabiskan dengan membaca berbagai buku di perpus sekolah.

Jika kalian ke rumahku, dan mengunjungi kamarku, disana terdapat rak yang penuh oleh buku. Bahkan di rumahku sengaja dibuat perpus kecil untuk koleksi buku keluargaku, tapi mayoritas isi perpus itu adalah milikku.

"Kea" Panggil Floy dengan volume yang di kecilkan.

Karena aku tidak menggubris panggilannya terpaksa Floy memanggilku kembali "Kea" Sekarang suaranya sedikit dibesarkan.

"Hmm" Jawabku singkat, aku sedang fokus pada bacaan ini.

"Keluar yuk" Ajak Floy sambil merangkul lenganku, kalau dia sudah seperti ini, pasti ada hal yang ingin dibicarakannya.

"Ngomong aja disini" Ucapku seperti membaca pikirannya.

"Di luar aja, disini gak puas ngomongnya" Rayunya lagi, tapi aku tetap diam walaupun aku tahu wajahnya sudah mengkerut semua.

"Gue udah pw nih Floy" Jawabku malas, jika aku sudah nyaman dengan buku yang kubaca, akan sulit untuk mengajakku beralih dari buku itu.

"Ini penting Ke" Mendengar ucapan Floy barusan terpaksa aku menyudahi hobiku ini. Aku sedikit sebal dengannya tapi kuhilangkan semua rasa itu. Lagi pula dia bilang barusan, dia ingin bicara hal penting denganku.

Aku dan Floy pergi meninggalkan perpus, Floy membawaku ke tempat sepi, disini tidak ada orang sama sekali.

"Mau ngomong apa sih Flo? Sampe ganggu gue baca buku" Tanyaku mengeluarkan semuanya saat dia memaksaku untuk meninggalkan bacaanku.

"Gue mau minta tolong" Ucapnya serius, kali ini aku mulai fokus padanya.

"Tolong? Tolong apa?" Tanyaku bingung, jarang-jarang Floy meminta bantuan hingga menggangguku seperi ini, pasti ini sangat penting baginya.

"Gue mau minta lo biar gue sama Fian bisa jadian" Mataku membulat, semuanya terasa hilang, aku bisa mencerna perkataan tadi dengan benar.

"Gue suka Ke sama Fian, gue tau kita udah janji satu sama lain buat gak jatuh cinta sama sahabat sendiri, tapi hati gue berkata lain" Floy menundukkan kepalanya, aku dapat mendengar keseriusan di sana, kata-katanya tulus.

Aku masih terpatung di hadapan Floy, aku tidak dapat berkata apapun, ini semua seperti tidak nyata. Ada apa ini? Bagaimana bisa seperti ini?

"Ke, lo kenapa?" Pertanyaan Floy menyadarkanku dari semua lamunan itu.

"Eh iya? Gue gapapa" Ucapku sambil tersenyum tipis.

"Jadi lo bisa kan bantuin gue?" Tanyanya lagi.

"Pasti gue bantuin Flo, kan kita sahabat, gue bakal bantu lo sebisa gue" Ucapku tulus, jujur aku masih bimbang dengan semua ini, tapi yang ku ucapkan barusan memang benar-benar tulus dari hati, selama aku bisa membuat orang yang kusayangi bahagia, semua akan kulakukan, apapun itu.

Senyumnya mengembang, aku tahu pasti dia sangat senang dengan ucapanku barusan.

Aku melihatnya ikut tersenyum, semuanya akan bisa kulakukan, aku akan membantu Floy.

"Makasih Kea, lo sahabat terbaik gue" Floy menghampiriku dan memelukku, aku membalas pelukannya, berharap semua ini akan bisa kulakukan dengan lapang dada.

"Sama-sama" Aku mengelus pundaknya pelan.

Setelah beberapa saat aku melepaskan pelukan kami, lalu aku tersenyum padanya.

"Floy gue mau ke perpus dulu ya tadi ada yang ketinggalan" Ucapku padanya, dia tersenyum dan mengangguk, lalu aku pergi meninggalkannya, begitu juga dengannya, dia pergi berlawanan arah denganku.

*maaf ya kalo ada typo, kesalahan dalam penulisan, kalo gak nyambung juga, KEEP VOMENT* 🌸

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang