"ne..benar ini jaejoong"
"................"
"ya benar, aku memang mengirim berkas pendaftaran. Aku menyisipkan sampel musik ku juga di sana"
"..............."
"semua adalah ciptaan ku, aku menyisipkan 2 jenis instrumen yang berbeda karena tidak ada persyaratan yang spesifik jadi aku berpikir jenis musik yang ditentukan bebas"
"..............."
"minggu depan? Minggu depan aku kesana? Apa berarti aku lolos tahap seleksi pertama?"
"............."
"oh tuhan tentu saja aku akan kesana, terimakasih tuan atas infonya, saya pasti akan datang, sekali lagi terimakasih" remaja cantik itu terlihat sangat antusias, dia menundukkan badannya berkali-kali sambil berterimakasih entah pada siapa, yang jelas sekarang ia senang sekali karena dengan lolosnya ia ditahap pertama ini maka jalan didepan menjadi sedikit terbuka, ia berharap jalan menuju mimpinya akan semakin lebar.
Setelah mendapat kabar bahwa ia lolos test tahap pertama, jaejoong langsung berlari munuju kedai makan milik ibunya, ia ingin membagi kebahagian ini dengan salah satu orang yang paling berharga dihidupnya itu.
"UMMAAA!!!"
"astaga jongie, kau pikir umma mu ini tuli? Kenapa berteriak kencang disiang bolong begini, lihatlah pelanggan kita jadi terkejut untung tidak ada yang tesedak" omel ibu cantiknya ini.
"mian umma, tapi aku kemari membawa kabar baik aku berteriak karena semangat" jaejoong meringis, ia merasa bersalah apalagi pada pelanggan mereka, jika salah seorang pelanggan ada yang tersedak maka habislah jaejoong ditangan ummanya.
"kabar baik? Tentang apa?"
"tentang berkas pendaftaran yang aku kirim beberapa hari lalu umma"
"ahh berkas pendaftaran beasiswa itu, berka.....ASTAGA JOONGIE APA KAU LOLOS?" jaejoong menganggukkan kepalanya cepat, bibirnya melengkung sempurna membentuk senyuman.
"OMOOOOOOO ANAK KU LOLOS, OH TUHAN TERIMAKASIH!!!" ibu cantik itu langsung memeluk putra kesayangannya dengan erat, terlalu erat malah.
"uu.uumaaa a..aku tidak bisa bernapas" rintih si cantik yang malang membuat sang ibu melepaskan pelukannya.
"mian, umma hanya terlalu gembira, oh tuhan joongie ini berarti peluang mu masuk ke universitas itu menjadi lebih besarkan?" ucap sang ibu dengan binar kebahagian dimatanya, ia tau jika bermain musik adalah impian terbesar sang anak, kadang ia merasa bersalah pada putra cantikkanya itu karena tidak bisa mendukung jaejong dengan memasukkan anaknya ketempat les piano, jaejoong selalu menumpang belajar di tempat changmin, tapi tak pernah sekalipun jaejoong mengeluh ia tau sekali bagaimana kondisi keuangan keluarga mereka.
"ne umma, semoga saja aku lolos tes tahap selanjutnya ne, umma apa umma benar-benar yakin mengenai ini, maksud ku jika aku pergi bagaimana dengan umma dan haeri. Kalian pasti akan repot sekali" ucap jaejoong tiba-tiba karena memang hal inilah yang paling membuat berat hatinya, meninggalkan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A little dream
Fanfictionjaejoong seorang remaja cantik yang tinggal disebuah desa kecil, pertemuan dengan seorang lelaki tampan yang bahkan tidak mengenalnya membawa jaejoong pada mimpinya.