Chap 5

557 73 7
                                    


Yunho datang ke asrama jaejooong lima belas menit lebih awal, ia berdiri disana dengan mobilnya, menggunakan pakaian kasual dan menunggu dengan sabar, sedari tadi ia terus beripikir mengapa ia memposisikan dirinya di kondisi seperti ini, sejak dulu ia tidak pernah mau berhubungan dengan seseorang yang berada di area kampus, tapi kenapa ia yang menawarkan dirinya sendiri untuk masuk kedalam situasi ini. Jaejoong, anak itu yang pertama kali ia lihat saat mereka berpapasan di lorong kelas, jaejoong dengan mata bulatnya memandang kaget kearahnya seperti ia baru saja bertemu dengan malaikat kematian tapi tatapan mata jaejoong dengan sangat cepat berubah menjadi hangat beberapa menit kemudian dan yunho tidak tau kenapa, mungkin wajah jaejooong yang eksperesif itu yang membuat yunho sedikit tertarik. Selama ini ia hanya bertemu dengan orang-orang yang memasang topeng di wajah mereka, hanya ada senyum, tidak ada ekspresi lain selain itu, benar-benar munafik dan membosankan.

Tepat pukul tujuh dan jantung yunho semakin menderu, ia memasukkan tangannya kekantung celana, ia menunggu dengan sabar orang yang saat ini belum terlihat menampakkan dirinya, ia melihat kekanan dan kekiri seakan dengan itu ia bisa mengalihkan rasa bosannya dan tak lama berselang sosok yang ia tunggu tengah berlari, tubuh kecilnya berlari dengan kencang membuat rambut hitam namja cantik itu bergoyang. Yunho hanya tersenyum melihat tingkah jaejoong, anak itu kenapa harus berlari batinnya.

"apakah sunbae sudah menunggu lama? Maafkan aku terlambat" nafas jaejoong terengah-engah.

"tidak kau datang tepat waktu, aku yang datang lebih awal, kenapa kau berlari seperti itu?" kali ini yunho yang balik bertanya.

"aku tadi tidak lari tapi ketika melihat sunbae sudah berdiri didepan gerbang aku jadi berlari, aku pikir aku terlambat" ucap jaejoong masih dengan nafasnya yang terengah-engah, apakah ia sedang berbuat hal konyol sekarang? karena wajah yunho saat ini tampak seperti sedang menahan tawa.

"well maafkan aku kalau begitu, aku tidak bermaksud membuat mu panik, aku hanya tidak ingin kau menungguku jadinya aku datang lebih awal, sekarang naiklah kita berangkat" yunho membuka pintu mobilnya untuk jaejoong, jaejoong tentu saja hanya bisa menurut, jantungnya berdebar cepat, dia tidak pernah membayangkan yunho akan membukakan pintu mobil untuknya seperti ini, bahkan didalam mimpi terliarnya sekalipun ia tidak pernah.

Perjalanan mereka terasa sunyi, yunho yang asik menyetir dan jaejoong yang asik memandangi jalan dari tempat ia bersandar. Bukannya jaejoong mengharapkan situasi seperti ini, ia hanya takut membuka suara, biarlah yunho yang memulai obrolan mereka dan sepertinya sinyal yang dikirim jaejoong diterima oleh yunho karena tidak lama kemudian namja tampan itu menoleh padanya dan membuka suara.

"apa kau sudah berkeliling selama berada di seoul?" tanya yunho memulai percakapan mereka.

"belum sunbae aku belum pernah jalan-jalan, hanya kampus dan cafe tempat aku kerja".

"oh di cafe itu ya, apa kau tetap bisa fokus dengan study mu ketika bekerja?"pertanyaan-pertanyaan kembali hinggap di benak yunho. ketika semua anak seusianya sibuk menghabiskan uang orang tua mereka, anak ini malah berusaha mencari uang sendiri.

"ani sunbae, aku selalu menyempatkan diri untuk membuka materi pelajaran ketika aku pulang kerja, lagian cafe itu tidak memiliki prosedur kerja yang ketat dan pas dengan jam malam asrama, selain dapat tambahan uang aku juga makin banyak pengalaman dan teman" jaejoong menjawab dengan senyum merekah ia senang yunho masih ingat kejadian di cafe waktu itu, selain itu ia juga lega karena suasana yang tadi tegang kini mulai mencair.

"oh, dan yang tadi siang kau bilang kalau kau suka bermain piano karena pertunjukkan waktu itu, aku heran kenapa hanya dengan pertunjukkan seperti itu bisa memberi dampak yang besar buat mu?" jaejoong tersenyum lagi ketika mendengar pertanyaan ini, memang sungguh klise alasan yang membuat jaejoong bermimpi, tapi itulah kenyataanya, hal kecil itu dapat menggetarkan hati jaejoong, musik yang yunho mainkan dulu mungkin hanya dianggap permainan sebatas indah bagi orang disekitarnya tapi bagi jaejoong permainan musik yunho saat itu mampu mengusik keinginan hatinya yang besar untuk meraih mimpi, ia ingin bisa memainkan permainan yang sama indahnya dengan yang ia dengar waktu itu.

A little dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang