Didunia ini setiap orang pasti memiliki mimpi, sebuah mimpi yang kita simpan dikotak mimpi kita adalah vitamin untuk kita, pastilah akan sangat menyenangkan saat kita membayangkan mimpi kita menjadi nyata, tak perduli sekecil apapun mimpi itu pasti akan membuat kita kembali bersemangat di waktu kita terpuruk. Mimpi adalah peta untuk kita, disaat kita berubah arah ia akan memberi tau kita mana arah yang benar. Berpegang pada mimpi tidaklah mudah banyak keringat dan air mata yang harus kita keluarkan tapi ketika mimpi itu berhasil kita genggam maka kebahagian yang kita rasakan akan jauh lebih besar, tidak perduli sebanyak apapun keringat yang kita keluarkan ataupun air mata yang kita tumpahkan kita akan tetap tersenyum bahagia karena pencapaian kita.
Diujung jalan sana mimpi kita menunggu kita untuk mengambilnya. Semua pilihan ada ditangan kita, apakah mau mengejarnya atau tetap berada di zona nyaman yang kita buat.
Mari kita lihat seorang remaja cantik yang berasal dari desa kecil bernama jeonju. Ia adalah jaejoong, remaja cantik yang begitu menyukai musik, pada usia 18 tahun dia memutuskan untuk meninggalkan desa kecil nan asri itu untuk mengejar mimpinya menjadi seorang pianis. Meninggalkan ibu serta adik kecil yang sangat disayanginya. Kesukaannya terhadap piano bermula saat usianya 10 tahun, malam itu dia melihat remaja laki-laki nan tampan dengan jari lentiknya menari diatas tuts piano, melodi yang didengar dari setiap sentuhan jari-jari remaja itu membuat nafas jaejoong tercekat, alunan yang mendayu dari instrumen yang dimainkan membuat darahnya berdesir. Jaejoong berterimakasih pada salah satu orang kaya yang menggelar acara besar itu di lapangan desanya, ia yang polos saat itu sama sekali tidak tau apa nama alat yang dimainkan remaja lelaki itu sampai temannya changmin memberi tau kalau itu adalah piano. Dan sejak saat itu secara diam-diam jaejoong menyimpan mimpi kecil itu di dalam hatinya.
*~*~*~*
"jaejoong-ah jangan hanya diam didepan tv, kau tidak lihat banyak pelanggan yang menunggu, berhenti menonton dan layani pesanan mereka", omel ibu jaejoong, ibunya yang cantik itu selalu kesal jika melihat anaknya berubah menjadi batu ketika menonton acara yang dia suka, hanya satu acara saja tapi jaejoong benar-benar akan melupakan tugasnya jika acara itu sudah tayang. Sebuah kompetisi musik, setiap orang akan membuat instrumen mereka setiap minggu dan menampilkannya didepan penonton dan juri. Banyak pemusik berbakat yang ikut acara tersebut. Jaejoong menyukai acara ini, dia akan betah diam di depan tv jika acara ini mulai, tidak perduli sesibuk apa dia dan ibunya di warung kecil mereka, keluarga jaejoong membuka sebuah warung makan didepan rumah mereka dan jaejoong ikut membantu ibunya baik itu dalam hal memasak atau hanya melayani pelanggan, ya jaejoong pintar memasak dan wajahnya juga cantik, siapa yang tidak suka berkunjung kesana, selain rasa masakan yang juara, senyum hangat jaejoong juga menjadi bonus untuk mereka. Jaejoong memang masih remaja tapi pesona bunga yang setengah mekar itu sudah bisa membuat orang-orang mengagumi kecantikannya. Hanya menunggu sebentar lagi sampai bunga itu mekar maka setiap makhluk di dunia ini akan bertekuk lutut dibawah kakinya.
"tapi umma ini jam aku menonton, aku janji akan mencuci semua piring tapi biarkan aku menonton ya?" balas remaja manis itu.
"umma tau, tapi hari ini pelanggan lebih banyak dari biasanya, umma tidak bisa melayani mereka jika hanya sendiri" ucap ibunya lagi, kali ini dengan nada yang lebih lunak, jaejoong mendesah karena sepertinya hari ini ia tidak bisa melihat idolanya bermain musik. Yah salah seorang peserta disana adalah idola jaejoong, sejak pertama kali ia mendengar orang itu memainkan musik ciptaannya, hati jaejoong berdesir hangat, ia merasa seperti kembali kemalam itu, malam pertama kali ia mendengar nada itu dimainkan, walau saat ini melodi yang dimainkan berbeda tapi emosi yang dibawa orang itu lewat musiknya masihlah sama. Dari setiap melodi yang dibawakan membuat jaejoong semakin yakin bahwa orang ini adalah orang yang sama dengan remaja lelaki dengan jari lentiknya waktu itu, pria yang dilihatnya di tv inilah yang membawa jaejoong pada mimpinya.
"baiklan umma, aku ganti baju dulu baru menyusul umma" jaejoong mengalah dan berdiri dari tv kesayangannya menuju kamarnya dan berganti pakaian kemudian menyusul ibunya.
*~*~*~*
Jaejoong sudah berusia 18 tahun dan ini adalah tahun terakhirnya di sma. Ia berteman dekat dengan changmin dan juga satu sekolah dengan remaja tinggi itu, berbeda dari jaejoong changmin adalah anak dari keluarga kaya, orang tua changmin memiliki kebun sayur yang luas. Keluarganya sering memasok kebutuhan pangan, tidak hanya di desanya tapi juga keseluruh daerah bahkan salah satu supermarket besar di seoul memasok sayuran mereka lewat kebun orang tua changmin.kaya dan tampan itulah imagenya di jeonju, munkin karena hal ini juga banyak gadis yang menyukainya, tapi dirinya masih belum mau membuka hati. entahlah apa yang dipikirkan remaja itu mungkin dia hanya belum siap untuk menjalani kisah romantis diusia remajanya saat ini.
Dirumah changmin ada alat musik kesuakaan jaejoong, ya sebuah piano besar. Oleh karena inilah jaejoong sering bertandang kerumah changmin dan yang membuat remaja cantik itu makin bersyukur adalah karena changmin mau mengajarinya bermain piano, bahkan beberapa kali jika guru piano changmin datang jaejoong ikut belajar dengan temannya itu, orangtua changmin juga tidak mempermasalahkan jika jaejoong sering main kerumah mereka, selain agar changmin memiliki teman mengobrol mereka juga menyukai jaejoong yang manis apalagi saat remaja cantik itu tersenyum.
Berkat bantuan temannya yang jenjang itu sekarang jaejoong sudah bisa menguasai teknik dasar dari permainan piano, beberapa partitur lagu juga sudah lancar jaejoong mainkan, mungkin keahlian jaejoong saat ini belum bisa dibilang luar bias, tapi yang bisa dipastikan adalah jaejoong memiliki bakat dan ketika jaejoong memainkan alat musik kesukaanya itu, setiap nada yang keluar terdengar tulus, mungkin karena jaejoong bermain dengan hatinya. Setiap orang bisa melihat kecintaan jaejoong dengan musik.
*~*~*
"minnie-ah, aku ingin sekali melanjutkan study ku di seoul, aku ingin masuk sekolah musik di universitas seni seoul. Aku mencari informasi dan katanya mereka akan membuka beasiswa di musim semi ini, aku takut mengatakan pada umma, minnie-ah. Haeri akan masuk smp tahun ini pasti memerlukan biaya yang besar" jaejoong semakin lemas memikirkan mimpinya untuk melanjutkan study. Dia tau kalau ibunya tidak akan melarang jaejoong tapi tetap saja ia tidak tega membiarkan ibu dan adiknya sendiri.
"jongie-ah belajar musik secara profesional adalah mimpi mu sejak kecil, kalau kau terus memikirkan ibu dan adikmu maka kau tidak akan pernah maju, lagipula kau pergi juga demi mereka, jika kau sukses nanti mereka juga yang akan merasakan kesuksesan mu. Aku tau pasti berat untuk meninggalkan jeonju tapi semua mimpi butuh pengorbanan kan? Kau punya bakat joongie-ah, hargai bakatmu dan kejar mimpi mu" changmin selalu begini, dia selalu akan mendukung jaejoong meraih mimpinya, changmin adalah anak yang pintar, setelah lulus nanti dia memutuskan untuk masuk universitas lokal saja dan mengambil study bisnis untuk bekal mengurusi usaha keluarganya.
"tapi minnie-ah aku pasti tidak akan tenang disana" keluh jaejoong lagi.
"joongie-ah, kalo kau mengkhawatirkan tentang ibu dan adikmu maka buanglah itu jauh-jauh, ada aku disini yang akan menjaga mereka, mereka aman, tidak akan ada yang berani menyakiti mereka" balas changmin lagi, lagipula selama ini ia menganggap keluarga jaejoong adalah keluarganya sendiri jadi mana mungkin ia membiarkan ibu dan adik jaejoong jatuh ke dalam bahaya.
"minnie-ah" isak jaejoong, ia memeluk laki-laki jenjang itu, dia bersyukur karena tuhan memberikan sahabat seperti changmin.
Setelah menceritakan keluh kesahnya pada changmin, jaejoong menjadi semakin yakin untuk meraih mimpinya, keluarga serta sahabatnya ada disisinya dan sekarang adalah tugas jaejoong untuk membuat mereka bangga, jalan didepan sana memang akan dipenuhi dengan batu dan kerikil, ia masih harus memasukkan segala persyaratan untuk mendapatkan beasiswa di universitas yang diinginkan, tapi ia bertekad untuk terus berjalan kedepan dan siapa sangka bahwa mimpi kecilnya ini ternyata adalah jembatan bagi jaejoong untuk bertemu dengan seseorang yang selama ini hanya ada dalam khayalannya.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
A little dream
Fanficjaejoong seorang remaja cantik yang tinggal disebuah desa kecil, pertemuan dengan seorang lelaki tampan yang bahkan tidak mengenalnya membawa jaejoong pada mimpinya.