Part 1

6.1K 45 1
                                    

*Jangan pernah jatuh cinta pada sahabat, karena jika dia menemukan cintanya,
Kau akan kehilangan dua orang sekaligus.
Sahabat mu dan orang yang kau cintai.*

"Dor!"

"Huwa!!!" Glori menjerit sekenceng - kencangnya saat tiba - tiba ada seseorang yang mengagetkannya di susul suara gelak tawa.

"Ha ha ha, kaget ya loe?"

"Joe, berhenti selalu ngagetin gue," geram glori sambil mengelus dada. Matanya menyipit menatap kearah sosok yang akrab di panggil Joe yang kini masih tampak berusaha menahan tawanya. "Kayaknya loe seneng banget ya, kalau sampai gue mati muda karena di kagetin mulu," sambung gadis itu lagi.

"Jangan lebay. Loe nggak ngidap lemah jantung jadi gimana ceritanya bisa mati muda," Joe mencibir. Sebelum mulut Glori kembali terbuka ia sudah terlebih dahulu menambahkan. "Loe pasti sudah sedari tadi nungguin gue kan. Ya sudah kalau gitu, ayo kita berangkat," ajaknya lagi.

Walau masih kesel, tak urung Glori mengangguk. Memang sudah hampir 15 menit ia menunggu Joe sebelum kemudian dikagetkan dengan tiba - tiba saat ia sedang asik memperhatikan tanaman cabenya yang berdaun kriting (???). Biasanya mereka memang pulang-pergi kuliah bareng. Kebetulan selain sekampus mereka juga tetanggaan. #@Glori, Jreng jreng jreng... Tetangga ku idolaku. (1)

Sepanjang perjalalanan tak henti mereka bercanda tawa. Joe anaknya memang enak di ajak ngobrol. Ditambah lagi mereka sudah bersahabat sejak kecil. Tak heran jika keduanya terlihat begitu akrab.

"Oh ya, hari ini loe masuk berapa mata kuliah?" tanya Joe sambil melepaskan helmnya. Saat itu mereka memang sudah tiba dihalaman parkir kampus.

"Dua, loe?" sahut Gloria sembari balik bertanya.

"Sama, ya udah kalau gitu entar habis kuliah kita jalan yuk. Hari ini ada pembukaan pasar hiburan di lapangan."

Glori terdiam. Pasang wajah sok mikir. Jalan bareng sama Joe? Asik juga, walau Joe notebenenya sahabat, tapi kan selama ini ia menyukainya diam - diam. Dan kali ini ia di ajak jalan, itu termasuk kencan bukan si?. Tanpa sadar bibirnya membentuk senyuman samar.

"Nggak usah kelamaan mikir. Entar loe tunggu gue di sini. Kita jalan. Titik!" tandas Joe tegas. Kali ini tanpa pikir panjang glori langsung mengangguk. Membuat Joe ikutan tersenyum sebelum benar - benar berlalu. Kebetulan kelas mereka memang berlawanan arah.

Begitu tiba di kelasnya, Glori segera mengeluarkan buku dari dalam tasnya. Tanpa sadar senyum sama masih bertenger di bibirnya. Senyum bahagia mengingat ajakan Joe tadi padanya.

"Ehem, kayaknya ada yang lagi seneng nie?"

Gloria menoleh, mendapati Fadya Iskandar yang kini duduk disampingnya. Menyadari sahabatnya itu sedang berkata padanya, Glori hanya mampu membalas dengan senyuman.

"Ada apa nie. Cerita donk," tanya Fadya lagi ketika melihat pertanyaan sebelumnya tidak di respon.

Kali ini Gloria hanya mengeleng. Fadya sedikit mengernyit, tapi ia juga tidak berniat untuk mendesaknya lebih lanjut dan memilih mengalihkan pembicaraan.

"Oh ya glo, tadi loe pergi bareng siapa?"

"Joe," kali ini Glori membalas. Sedikit heran ketika melihat raut Fadya yang tampak antusias.

My Love FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang