Part 4 (Happy Ending)

2.1K 25 0
                                    

"Oh ya, kita mau kemana nie?" tanya Joe setelah Glori duduk dengan nyaman di belakang jok motornya.

"Kemana aja deh. Yang penting hari ini kita seneng - seneng," balas Glori tanpa berpikir.

"Gimana kalau kita nonton?" tanya Joe lagi.

"Nonton itu enaknya kalau malam. Siang - siang gini mana seru," tolak Glori berserta alasannya.

"E,... kalau ketaman hiburan gimana? Toh belum tutup juga. Masih ada sampe dua hari mendatang katanya," usul Joe lagi.

Glori terdiam. Tiba - tiba ia jadi teringat acara jalan mereka yang gagal kemaren. Memang atas kebodohannya juga si. Tapi...

"Jangan deh, di sana terlalu berisik. Loe kan tau gue abis sakit," tolak Glori lagi. Membuat Joe terdiam sambil berpikir kemana tujuan mereka sekarang. Dan tau - tau motor mereka sudah terparkir di dekat kolam raja telaga bening. #adanya cuma di Selatpanjang lho. Kalau mau liad, ke sana aja.

"Ya sudah kita duduk di sini aja," ajak joe sambil mengajak Irma duduk di bangku santai di bawah pohon beringin pas di pinggir kolam.

Sejenak Glori menatap kesekeliling. Menikmati udara sore bersama seseorang yang di sukai di tempat sedamai ini sepertinya bukan sebuah ide yang buruk. Tanpa pikir panjang di darat kan pantatnya di bangku itu. Menghirup udara dalam dalam.

"Glori, Maafin gue ya?"

Refleks Glori menoleh. Menatap Joe yang duduk disampingnya.

"Maaf? Memangnya loe punya salah apa sama gue?" tanya Glori heran.

"Banyak..." ujar pria itu tanpa menoleh.

"He?" kerutan di kening Glori semakin bertambah.

Terlebih Joe juga sama sekali tidak menatapnya. Justru menunduk menatap kearah kolam. Memang si, dulu sepulang dari kursus di Widya Informatika Glori sangat suka memperhatikan ikan yang berseliweran kesana kemari di dalam kolam. Tapi kan, itu kesukaannya, bukan kesukaan Joe. Lagi pula ini kesannya kenapa justru seperti ikan ternyata lebih menarik ketimbang dirinya.

"Misalnya?" tanya Glori karena Joe masih larut dalam lamunannya.

"Gue lupa kalau loe hari ini ulang tahun."

"O, soal itu," Glori mengangguk - angguk paham "Tapi kan sekarang loe udah ingat. Ya udah lah, jangan di pikirin. Lagian ulang tahun gue kan belum berakhir itu artinya secara teknis loe nggak beneran lupa," kata Glori sambil tersenyum.

"Tapi gue nggak punya kado."

"Bisa ngerayain bareng loe itu udah merupakan kado terindah bagi gue," balas Glo lirih.

"ya?" tanya Joe karena ucapan Glo terlalu lirih.

"Nggak, maksud gue nggak usah terlalu di pikirin lagi," ralat Glo cepat.

"Gue juga mau minta maaf atas sikap gue beberapa hari ini," sambung Joe masih dengan wajah menunduk.

"Beberapa hari ini? Oh nggak papa. Gue bisa maklum," balas Glo lagi. Tetap dengan senyuman di bibir.

"Maklum?" ulang joe dengan nada bertanya.

Glo membalas dengan anggukan. Sejujurnya untuk saat ini ia sama sekali tidak ingin membahasnya karena ia menyadari kalau ujung - ujungnya hatinya pasti akan terasa sakit. Padahal tadi ia sudah memutuskan untuk bersenang - senang. Setidaknya sampai hari ini berakhir. Tapi melihat raut tanya di wajah Joe tak urung membuat mulut Glo kembali berujar.

"Loe kan lagi deket saja Fadya jadi wajar saja kalau...."

"Gue nggak deket sama dia," potong Joe cepat.

My Love FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang