Hari yang ditunggu-tunggu oleh semua anak berseragam putih abu-abu telah tiba. Tepatnya bagi mereka anak kelas 10 dan 11. Sedangkan bagi mereka anak kelas 12, besok adalah hari yang sangat mencekam. Ujian Nasional.
Para murid kelas 12 berpikir bagaimana caranya untuk lulus dalam ujian mereka. Sedangkan para junior-junior di bawahnya memikirkan tentang apa saja yang akan di lakukan mereka dalam 3 hari berharga itu.
Salah satu murid tersebut adalah Dennis Alvaronic Evans, ia merupakan anak kelas 11 yang sedang bosan dan ingin berlibur di tempat yang jauh dari perkotaan. Ia berfikir untuk mengajak teman-temannya berlibur dari suasana kota bising ini.
***
Sekarang, Dennis sedang berkumpul di rumahnya bersama para sahabatnya. Mereka memiliki karakter yang berbeda-beda. Unik. Siapa lagi kalau bukan Denman, Reno, Zoya, dan Kamilia.
Sebenarnya tujuan mereka bukan hanya untuk berkumpul saja. Tetapi, mereka sedang mencari tempat tujuan liburan untuk esok hari. Sudah menjadi tradisi dan kewajiban bagi mereka setiap hari Libur seperti ini.
"Udah pada nemu tempat yang bagus belom? " Ucap Denman membuka pembicaraan. Hanya ia saja yang tidak mau ikut repot mencari lokasi tujuan, seperti biasa hanya terima jadi.
"Ada nih, Villa di daerah Cirebon. Ala-ala jepang gitu tempatnya. Pemandangan sekitarnya keren. Harganya juga murah." balas Zoya masih men-scroll website villa tersebut.
"Nih, fasilitas villanya yaitu di lantai bawah ada satu kamar tidur, satu kamar mandi, dapur di belakang, ada taman sama kolam renang juga loh di belakang, terus ada ruang tamunya gede banget loh. Di lantai dua ada dua kamar tidur, satu kamar mandi tapi lebih besar dari yang di lantai bawah, ada ruang buat nonton tv juga, balkonnya juga menghadap ke sawah loh!" seru Zoya masih dengan gadgetnya—menscroll wibsite villa tersebut.
"Lumayan sih, gue liat villanya juga unik kok. Harganya juga terjangkau," Ucap Dennis.
"Iyalah harganya terjangkau, orang villanya aja serem. Cukup lama gak ditempatin lagi," gumam Ami namun, tidak satupun mendengarnya.
Reno mengalihkan matanya dari gadgetnya, "Jauh banget sih, Zoy. Mending yang deket aja deh."
Kamilia yang sedari tadi sibuk dengan buku bacaannya tertarik dengan pembicaraan ini, "Gue sih ikut aja. Tapi ya, kalian seriusan mau ke villa itu?" tanya Kamilia atau yang akrab dipanggil Ami, meyakinkan.
"Emang kenapa sama tuh Villa?" Ucap Denman sambil menyeruput minuman yang berada di depannya.
"Konon katanya, di desa itu terkenal dengan permainan bernama 'Midnight game' yang membuat warga-warganya hampir gila karena permainan itu. Parahnya lagi, Villa tersebutlah yang sering menjadi tempat mereka bermain," jelas Ami panjang lebar.
Zoya si cewek berkepribadian cowok ini berdecak kesal, "Mi, lo ngomong panjang gitu juga gue gak ngerti. Midnight game? Apaan coba itu? Gue aja baru denger sekarang loh. Gue rasa lo kebanyakan baca buku kayak begituan deh."
"Makanya dengerin dulu. Jadi gini, Midnight games adalah permainan yang dilakukan untuk memanggil roh hantu midnight man dan apabila kalian kalah dalam permainan tersebut, kalian bisa gila bahkan mati sekaligus," sambung Ami.
Dennis yang sedari tadi diam pun angkat suara, "Udahlah. Dari pada dengerin penjelasan Ami, mendingan kita langsung nyoba di TKPnya aja gimana?"
Denman yang sedang mengunyah makanan, seketika itu pula tersedak, "Gila lo, gue gak ikutan ah!" ujar Denman dengan tampang bak nahan boker.
"Cupu lo ,Man. Badan aja digedein, nyali mah segede upil gue nih." ucap Zoya seraya melepetkan kotoran hidungnya kebaju Denman. Membuat tawa mereka pecah. Sedangkan Denman, segera berlari ke toilet membersihkan bajunya dengan tissue. Sok bersih, mungkin bagi teman-temannya ia memang sok bersih tapi baginya kebersihan dan kerapian memanglah nomor satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Games
Mystery / ThrillerIni kisah tentang lima orang remaja yang sedang melakukan permainan miserius. Permainan yang mendulang bahaya bahkan kematian. Tapi, apakah mereka selamat dari permainan tersebut? Lantas, apakah mereka tetap waras selama permainan berlangsung? Dibua...