Keadaan semakin memburuk. Mereka semua berada dalam kepanikannya masing-masing. Hingga tidak tahu lagi ingin berbuat apa.
"Zoya! Lo harus kuat Zoy!" ucap Dennis. Oh God, Stupid Dennis.
"Dennis bego, taburin garamnya. Buat lingkaran garam di sekeliling Zoya!" seru Ami dari dalam. Kepanikan membuat Dennis tidak dapat berpikir jernih. Untung ada Ami yang setidaknya masih cukup bisa berpikir tenang.
Dennis menepuk jidatnya, "Oh, iya," gumam Dennis. Ia menaburi garam, lilin Dennis dipegang oleh Reno.
"Uhuk, uhuk." Zoya sudah sadar. Ia berada di lingkaran garam, sedangkan Reno dan Dennis tidak bisa ikut masuk karena mereka masih memiliki lilin. Zoya sekarang mengakui bahwa permainan ini benar-benar nyata. Dan membawa bahaya bagi mereka.
Reno menghela nafas lega, "Tenang, Zoy. Lo udah aman disini," ucap Reno menenangkan Zoya.
"Ta—tadi, ada sosok hitam. Leher gue sakit banget," ucap Zoya lalu duduk. Mencoba memegang lehernya yang terlihat biasa saja di mata Reno. Namun, terlihat sangat merah kehitaman di mata Dennis.
Di lihatnya Ami dan Denman bergabung ke balkon.
Dan--
Sekali lagi, semilir angin dingin berhembus melewati Denman. Lilin Denman mati.
"Cepet kesini, Man!" seru Ami. Denman memang berada sedikit jauh dari mereka.
"Man! Sadar, Mannn!" teriak Ami lagi terisak. Zoya tidak bisa bicara, lehernya terlalu sakit. Reno dan Dennis masih loading untuk mengerti apa yang terjadi sekarang.
Denman hanya diam lalu--
Ia mengambil sebuah senter dari kantung celananya dengan evil smirk di wajahnya. Dan menyalakan senter itu.
Sosok hitam itu, sosok hitam itu makin jelas di mata Dennis. Ia ingin bicara, namun tak bisa. Ia ingin memberitahu, namun tak bisa. Sama seperti Denman yang kini kelu tak dapat berbuat apa-apa. Zoya tanggap menarik mereka semua berlari kencang turun kebawah.
Dengan sisa tenaga yang mereka punya mereka berlari sekencang mungkin. Sekuat mungkin. Sampai mereka merasa cukup aman.
Reno menaburi garam membentuk lingkaran disekitar mereka. Kini mereka semua berada dalam lingkaran garam. Berusaha tenang untuk sementara waktu. Hanya hembusan nafas keras mereka, memenuhi telinga dalam suasana hening.
"Guys, kita aman disini," ucap Reno menenangkan.
Zoya berada diantara himpitan badan Reno dan Denman, "Enak ya lo ngomong. Kita emang aman disini, tapi gue rasa gue gak akan bertahan lama. Bau badan lo semua bikin gue mau pingsan."
Denman menyadari protesan Zoya dari balik badannya. Berusaha memberi ruang pada Zoya, tak sadar bahwa tangan besarnya menyenggol Reno. Membuat Reno keluar dari pertahanan terakhir. Lingkaran Garam.
Sekelibat angin dingin membuat mereka semua merinding. Semua berusaha merapat ketengah lingkaran garam. Tapi baru dirasakan mereka suatu keganjilan.
Suara teriakan bass yang memekikan telinga. Suara yang langsung membuat mereka kaget.
Reno?!
Keadaan sangat gelap, tak ada lagi alat penerangan bagi mereka untuk melihat keadaan Reno.
Sedangkan Reno merasa sangat kesakitan oleh cakar-cakaran tajam dari sosok yang disebut Midnight Man. Kuku itu menancap perut Reno. Dalam satu tarikan membuat Reno merasa perutnya terbuka. Ia masih sadar, justru membuatnya ingin mati saja.
Reno merasakan rasanya dikobok dalam perutnya. Ada sensasi geli sekaligus perih yang mendalam. Usus Reno ditarik keluar, membentuk lilitan di leher Reno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Games
Mystery / ThrillerIni kisah tentang lima orang remaja yang sedang melakukan permainan miserius. Permainan yang mendulang bahaya bahkan kematian. Tapi, apakah mereka selamat dari permainan tersebut? Lantas, apakah mereka tetap waras selama permainan berlangsung? Dibua...