Doi

170 24 13
                                    

Yoga P.O.V

Gue terbangun dari tidur cantik, eh salah, tidur ganteng gue. Sialan!, gue kaget bukan main setelah mendapati diri gue yang masih di warnet. Di kursi kehormatan gue sebagai orang yang diamanahi sebagai penjaga warnet pula!. Shit!, jam udah menunjukkan jam 6 malam, sebentar lagi gue harus ganti shift dengan orang lain!. Dan anjiirr, apa-apaan komputer yang di depan mata gue ini?!. Baru gue tinggal sebentar udah muncul bejibun angka-angka tumplek-tumpah-ruah-duar yang bikin gue depresi aja. Di depan gue juga udah banyak orang yang ngantri buat bayar tagihan warnet mereka. Seakan-akan gue udah tidur setahun atau lebih, antrian mereka udah sepanjang Tembok Besar Cina!. Gue sontak langsung ngerapihin tampilan gue yang udah mulai kucel akibat belom mandi ini, dan melayani mereka yang mau bayar. Namun ada beberpa hal yang bikin kelima indra gue jadi gak karuan.

Pertama, mata gue terpana oleh pandangan kedua matanya yang coklat pekat itu, serta rambut ikal panjangnya yang tampaknya halus dan gak berketombe.

Kedua, telinga gue terasa nyaman begitu mendengar suara langkah kakinya yang lembut.

Ketiga, hidung gue, hidung gue bisa menghirup wangi parfum bunganya yang begitu feminin.

Keempat, lidah gue gak mampu membantu mulut gue untuk merangkai kata-kata.

Dan yang terakhir, ini yang paling sialan menurut gue, kulit gue merasa merinding begitu merasakan langsung aura mempesonanya yang nusuk-nusuk kulit gue hingga tembus ke tulang.

Sialan, sialan, cewek macam apa doi ini?!

Melihat cewek ini, gue langsung membandingkannya dengan diri gue.

Pertama, lo ada akan mengalami gangguan mata berupa katarak setelah melihat penampilan gue yang kucel abis-abisan ini.

Kedua, gendang telinga kalian akan pecah kalo ngedenger suara gue yang kelewat nge-bass ini.

Ketiga, hidung kalian bisa kena polip atau sinusitis kalo menghirup bau badan gue yang belum mandi ini.

Keempat, lidah kalian gak akan mampu berkata-kata setelah melihat gue yang kumel ini.

Dan terakhir, kulit kalian akan merinding akibat aura gue yang menakutkan bin horror ini.

Kesimpulannya, gue dan doi bagai laut dan langit. Jauh banget!!!.

"Kak, tolong bantu aku ya, mulai hari ini, aku magang buat jaga warnet disini..". Anjiirrr.. sesuai dugaan gue, suaranya selembut sutra yang udah disetrika pake pelicin kelas tinggi. Bikin telinga gue nyaman. Doi terus menatap gue, bikin gue tambah salting, melting, korsleting, dan sebentar lagi jadi sinting!.

"I.. iyaa..", gue tergaga menjawab kata-katanya yang lembut. Gue tatap terus raganya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Bukan maksud jorok, gue berusaha mencari-cari pelet apa yang dia pake karena udah bikin gue terpesona begini. Terakhir, gue tatap terus matanya dalam-dalam.. Lebih dalaaamm.. Dalam bangeett...

Hi, pembaca!. Ini cerita keduaku setelah Wreackonfix! ^^. Cerita ini terinspirasi dari seorang teman: Yoga Adhityara Ramadhany. Tema ceritanya memang berbeda 180 derajat dari Wreackonfix.. :D. But, please enjoy the story. Don't forget to leave your vote and vomment to this story!. Kritik dan sarannya ditunggu juga ya! (:

THANK YOU! ^^~

Next Part: Action!

Warung Internet [COMPLETE]Where stories live. Discover now