Evan berjalan menuju bangku Elvira dengan senyuman maut yang tercetak di wajah tampan nan sempuran membuat wanita manapun yang melihatnya akan jatuh hati dan terperangkap didalamnya. Begitupula dengan Elvira namun dia berhasil menyembunyikan keterpanaan itu dengan ketakutan akan hatinya yang kembali merasakan sakit, sungguh baginya ini adalah sebuah bencana.Evan POV
Hati ini sungguh bahagia setelah lama menunggu hari ini, hari diamana aku bisa melihat gadis yang selama ini memenuhi pikiranku, hatiku dan hidupku. Jika saja kakekku di Jerman tidaklah meninggal mungkin aku akan datang lebih awal dan cepat bertemu dengannya, namun apa daya takdir berkata harus ada duka sebelum bahagia.
Aku berjalan dan duduk disebelahnya "hi, Elva.." aku mulai menyapanya, sungguh bagiku ini kebahagiaan yang selama ini kutunggu.
Melihat evan dan sedikit senyum "O..h hi, emhh Evan" lalu kembali tertuju pada guru di depannya.
Kenapa dia begitu dingin, aku tak melihat keceriaan yang biasa aku rasakan di setiap pesan yang dia kirimkan. Mungkin hanya persaanku saja atau memang dia seperti ini? Sudahlah fokus saja pada pelajaran mungkin saja dia terlalu tak percaya dengan semuanya.
###
Bel istirahat berbunyi, baru saja aku mau mengajaknya untuk pergi kekantin bersama tapi Elva segera beranjak dan pergi begitu saja. Aku semakin curiga sebenarnya apa yang terjadi padanya sehingga dia seperti... menjauh, apa memang begitu? Tapi kenapa?
Aku mengikutinya dari belakang kulihat dia juga diikuti oleh Sony dan Syahrul, mereka temanku saat diJakarta dan mereka juga yang memberiku id facebook Elva saat itu konyol memang. Sebenarnya dulu Syahrul dan aku bertaruh memenangkan hati Elva dan Sony menjadi penentu siapa yang berhasil, taunya Soni bilang katanya Elva lebih suka sama aku meskipun dia gak tanya langsung ke orangnya sih. Tapi jujur sebenarnya perasaan ini tidaklah palsu aku benar - benar suka padanya saat pertama kali aku berteman dengannya di medsos, dan hari ini sebenernya aku ingin mengutarakan perasaanku pada Elva yang sudah lama ingin aku ungkapkan hanya saja aku tidak bisa melakukannya di medsos karena menurutku itu tidaklah gantle.
Mereka bertiga terus berjalan di depanku, setelah kupikir - pikir apa ini yang sering Syahrul dan Soni lakukan? mengikuti kemanapun Elva pergi "oh ya ampun mereka benar-benar beruntung".
Tiba-tiba Sony dan Syahrul berhenti dan memandangiku keheranan "apanya yang beruntung?" Sony bertanya dengan nada sedikit kesal "lo pikir gue ngelakuin ini untuk siapa? Untuk kalian berdua tepatnya untuk lo sih Van soalnya kalau kita gak gini gue yakin Elva pasti udah diembat orang, lo bisa liat sendirikan gimana sempurnanya Elva yahh meskipun dia tuh galaknya kaya macan beranak".
"Eh son gue juga belum nyerah kali buat dapetin Elva secara diakan belum resmi pacaran sama si Evan, hihi" cengir Syahrul, membuatku jijik
"Hahaha, ya ampun kalian memang luar biasa kawan". Kataku takjub dengan mereka.
"Yeee, jangan lupa kali traktirnya". Jawab mereka serempak
"Yaelah masalah traktir aja kalian berdua kompak abis, oh iya ngomong-ngomong Elva kenapa ya ko gue ngerasa dia jadi beda apa karena gue ga ngehubungin dia beberapa bulan yang lalu?".
"Emhh iya sih gue liat juga gitu, pas kita becandain tentang lo dia malah marah dan keliatan ga suka gitu mungkin bisa jadi dia berubah. Hati - hati aja lo Van hatinya juga berubah bisa-bisa.... di embat si syahrul tuh". Gue tau Sony becanda tapi itu ga lucu sama sekali yang ada gue malah takut seandainya itu terjadi, mana Syahrul cengar cengir lagi empet banget gue liatnya. Asal kalian tau sebenernya Syahrul itu ganteng yang meskipun gantengan gue sih, jujur gue akui itu tapi otaknya aja tuk anak yang rada-rada sableng.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MEMORIES
Teen FictionSemua kehidupan ini memanglah misteri termasuk Cinta yang tidak tau akan berakhir seperti apa, namun ini lah akhir cerita cinta kami. -Evan dan Elvira- The memories