16. Cerita Sederhana (1)

50 4 0
                                    

Dalam keadaan yang sangat parah, rumah Raisha​ juga di hantam Topan Raiyan. Untung saja ada Abu Harits yang dengan suka rela membantu membuat rumah Raisha yang baru.

Para pejuang sedang mengikuti Yasinan di Area Utara, agar Topan Raiyan tidak menerpa bagian lain dari Desa.

Aku yang masih diterpa kegalauan pergi ke Area Barat, untuk menemui Guru lamaku yaitu Papanawi, agar aku bisa menghindar dari kegalauan.

Sesampai aku dirumah Papa, bukannya dilatih. Aku malah disuru menimba air untuk penuhin bak mandi. Saat aku lelah Papa menyuruh anaknya untuk membuatkan air minum untukku.

Saat anaknya keluar, aku lansung menatapnya dengan penuh kehangatan, kelembutan, dan keharmonisan hingga membuat jantung ini serasa berdebar sangat kencang dan aku langsung menyanyi " Kau datang dan jantungku berdetak kencang, kau buat diriku melayang.

Saat itu juga aku serasa hidup kembali...

Tanpa sengaja aku mendekatinya sambil menanyai namanya.

Aku: Siapa namamu?

Pevita: Nama saya Pevita.

Aku: Kamu bisa masak ga?

Pevita: Bisa

Aku: Bisa buat Lalap?

Pevita: Bisa, emangnya mau lalap apa?

Aku: LalapYou...

Dia tersenyum dengan manisnya, hingga membuat jantungku semakin berdebar. Tiba- tiba Papanawi datang dan langsung menjitakku. Aku hanya bisa tertawa dan berlari untuk mengambil Air kembali.

Saat itu juga aku mulai merasa benih-benih cinta tumbuh. Akupun merasakan adanya getaran-getaran cinta. Hingga membuat cakra kyubi dari tubuhku berubah menjadi warna PINK GITOEEHH.

Malam harinya, sambil tertidur aku selalu memikirkan Pevita.

Saat itu maunya aku menggombalinya dengan "Kamu tau gak perasaan cintaku ke kamu itu kalau dibuat angka berapa? Gak tau... Dua..  Loh, kok dua?.. " Duallem banget.

Yayaya aku bisa menggunakan itu untuk menggombalinya.

AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang