Tiga

180 13 1
                                    

Prilly yang masih bingung bagaimana cara untuk memulai pembicaraan dengan Ali, cuman bisa menghela nafas panjang. Melihat betapa dingin nya lelaki itu.

Lihatlah sekarang, ia masih asyik dengan dunianya sendiri.

Akhirnya Prilly, kembali pada komik Doraemon nya yang sempat terputus tadi.

Kadang ia terkikik sendiri dengan tingkah Doraemon dan Nobita itu,
"Prilly mana ya?"
Merasa namanya di panggil, gadis cantik itu mendongkak.

Ia melihat di depan kelasnya sedang ramai sekali, dan ia baru menyadari itu.

"Oh kamu yang namanya Prilly" cowok itu berjalan kearah bangku Prilly dengan senyuman nya yang di pamerkan sejak tadi.
Membuat Prilly sedikit merasa takut, ada apa dengan lelaki ini?

"Nih" ia tiba-tiba menyodorkan sebuket bunga dan juga coklat kepada Prilly.

"Aku kan lagi gak ulang tahun? Hari ini juga gak valentine? Dan ini cowok siapa ya?"
Begitulah pikir Prilly setelah melihat tindakan mendadak dari lelaki di depannya ini.

"Ngapain juga ngasih-ngasih begituan norak banget"
Lain hal nya dengan lelaki sok dingin di belakangnya yang diam-diam memperhatikan kejadian yang menurutnya menggelikan itu.

Prilly POV

Aku gak mengerti apa yang cowok ini lakukan. Namanya saja aku tak tahu.

Tapi entah mengapa, aku melihat ke arah Ali. Apa tanggapan nya ya?
Yang ku dapat hanya Ali yang masih sibuk sama dunia nya. Itu membuat hati ku sedikit kesal. Tapi kenapa?

Ya udahlah, aku terima aja pemberian cukup manis dari cowok ini.
Ibu juga pernah bilang, "jangan nolak rezeki dari orang"
"Ma...kasih"

Ia langsung tersenyum mengusap pucuk kepala ku lembut. Mataku melebar melihat perlakuannya itu.
"Yaudah kalo gitu aku keluar dulu ya. Sampai ketemu lagi" ucapnya lalu pergi.

Tapi tunggu,
Apa katanya tadi? 'Sampai ketemu lagi'?
Apa ia berencana akan menemui ku lagi? Sebenarnya siapa sih dia? Kenapa tiba-tiba muncul, lalu memberikan ku bunga dan coklat ini?
Haha, dia aneh sekali.

Saat aku ingin duduk kembali, mataku terpaku pada Ali yang menatapku entah apa artinya.
Dan kenapa juga aku jadi ngarep Ali yang ngasih bunga sama coklat ini untukku. Bukan cowok tadi.

Aku duduk karena masih bingung dengan diriku sendiri dan kejadian ini.
Kenapa hari ini jadi aneh? Apalagi setelah datang nya Ali.

"Cowok lo kenapa lebay banget sih?"

Suara itu?
Aku langsung menoleh kebelakang ku.

Ku lihat matanya masih mengarah ke handphone nya. Tapi bukan kah tadi itu suaranya?

"Kamu ngomong sama aku tadi?" Tanyaku memastikan.

"Kagak, gue ngomong sama ni hp" jawabnya membuat ku ber'oh' ria dan membalikkan badan ku ke depan lagi.

"Huftt!! Lo itu ternyata cantik-cantik oon ya?" Ucap Ali lagi.
Senyum menyungging di bibirku. Cantik? Siapa? Apa aku?
Tapi dia kan lagi ngomong sama handphonenya, berarti bukan aku dong.

"Dan sekarang lo tiba-tiba jadi tuli?" Kata Ali lagi.
Dia sebenarnya sedang ngomong sama siapa sih? Cantik, pasti dia wanita. Oon, berarti dia bodoh dong? Tuli? Ya ampun! Apa Ali lagi ngomong sama orang gila plus cacat ya?
Kasihan banget dia. Ganteng ganteng temenan sama orang kayak begitu.

"Woi!" Bentak nya membuat ku kaget setengah mati. Apa-apaan sih dia?

"Kamu apa-apaan sih?! Kalo aku mati jantungan gimana?" Balasku pula kini menghadapnya lagi.

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang