Author POV
Disinilah jawaban dari semua pertanyaan Ali sebenarnya.
Sedang terbaring lemas dengan semua kekuatannya untuk bertahan."Apa sudah ada perkembangan dari Dokter nak?" Tanya pria tua itu sambil menatap cucu cantiknya.
"Belum Yah. Masih sama seperti kemarin"
"Ayah akan berusaha mencari pendonor itu secepatnya. Prilly pasti akan sembuh" ucap Eyang dengan tegas tanpa melepaskan genggaman tangannya pada Prilly.
"Aku hanya takut Yah. Aku takut, Prilly ninggalin aku. Kalau Prilly gak ada, aku tak punya siapa-siapa lagi" ucap sendu Ana menatap permata hatinya yang lagi-lagi terbaring lemah. Dan ia tak bisa berbuat apa-apa selain menangis dan berdoa.
"Prilly bakalan sembuh! Dan kalian masih punya aku, jadi kalian tak perlu takut" ucap Eyang lalu memeluk Ana yang sudah di anggapnya anak kandung sendiri.
🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃🌸
Kini pria tampan itu sedang perjalanan pulang dengan mobilnya sambil termenung memikirkan Prilly. Rasa bersalahnya belum juga pudar jika belum bertemu dengan Prilly secara langsung.
Sampai-sampai renungannya hampir saja menabrak seseorang yang sedang menyebrang. Dengan sigap ia langsung menginjak rem mendadak.Matanya melotot sempurna. Tak seharusnya ia melamun saat sedang menyetir.
Cepat-cepat ia keluar melihat siapa yang hampir saja ditabrak nya."Aduhh sakit.." Rintihan seseorang membuat Ali langsung menghampirinya.
"Kamu gak papa? Abang bawa kerumah sakit ya?" Tanyanya kawatir.
Ternyata seorang gadis mungil sekitaran umur 10tahun menahan perih luka di lututnya."Gak papa bang. Ini palingan cuman gores sedikit" jawabnya mencoba menahan air matanya.
"Gak papa gimana? Lutut kamu berdarah banyak gitu, terus itu mata udah berkaca-kaca. Udah yuk ikut abang kerumah sakit"
Secepatnya Ali menggendong gadis mungil itu masuk kedalam mobilnya.Ali POV
Saking begonya gue sampai-sampai anak kecil jadi korbannya.
Karena mikirin Prilly gue jadi gak konsen nyetir."Nama kamu siapa?" Tanya gue waktu masih didalam mobil.
"Vio bang, Violet" jawabnya masih dengan menahan perih di lututnya.
"Violet? Seperti nama bunga?"
"Iya, Ayah menyukai bunga, makanya aku diberi nama seperti bunga. Aneh sih sebenarnya, bisa-bisanya laki-laki menyukai bunga, haha" jelasnya membuat gue terkekeh.
Gadis mungil ini mengingatkan gue dengan Prilly, Penyuka bunga dan senang sekali tertawa."Kita sampai, tunggu abang turun duluan ya?"
"Ada yang parah Dok?"
Setelah Vio diperiksa, Dokter membalas senyum pada gue.
"Kakinya hanya keseleo dan luka lecet sedikit. Palingan dua hari atau tiga akan baikan" jelas Dokter membuat gue bernafas lega. Untung aja anak ini gak kenapa-kenapa karna keteledoran gue.
"Kalau begitu ini resep obat penahan nyerinya ya mas. Bisa di tebus di apotek"
"Oh iya, terimakasih Dok" balas gue lalu menggendong Vio keluar dari ruangan ini.
"Udah Vio bilang kan bang? Ini tuh cuma lecet biasa" ucapnya seperti menyindirku dengan kekehan nya.
"Ya abang kan cuman takut dibilang gak bertanggung jawab aja, nanti kamu ngadu sama Ayah kamu lagi. Terus Ayah kamu nuntut abang deh"

KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Love
FanfictionDari masa lalu yang kelam dan penuh tanda tanya, membuat takdir mempertemukan mereka. Dan takdir menantang mereka untuk melewati segala hal bersama-sama. Seperti halnya Luna Aprillyana, sang gadis bunga dengan semua teka-teki yang ia tebak bersama R...