Part 03

126 22 2
                                    

"Lan liat deh itu lucu bangett!!" Seru Tami sembari menggoyang goyangkan tangan kiri Bulan. Mereka sudah sampai sejak tadi, tapi mereka belum menukarkan promo-nya karena sangat mengantri. Akhirnya mereka berjalan kesekeliling mall untuk melihat-lihat.

"hmm" Bulan hanya berdehem, tak mau memperdulikan temannya itu yang selalu apa apa saja di bilang lucu, unik padahal bagi dia itu biasa saja. Tami masih menggoyang goyangkan tangan kiri Bulan.

"Kayaknya udah ga rame deh. ayok balik ke starbuck!" ajak Bulan sambil menarik tangan Tami. Tami kaget dan ia pun mengikuti gerak langkah Bulan menuju Starbuck. Mereka masuk, aroma kopi terhirup oleh hidung mereka masing-masing, mereka segera mengisi antrian yang sudah terbilang sepi dari pada sebelumnya. Selang beberapa menit mereka sudah mendapati antrian terdepan, lalu memesan minuman dengan selera masing-masing. Tak lama mereka sudah mendapati minuman yang mereka pesan tadi, mereka mencari tempat yang nyaman untuk mereka duduk.

"lan tadi lu udah bilang ka Daffa?" tanya Tami sambil meminum pesanannya tadi, yang ditanya hanyalah berdehem tanda ia menjawab "iya" . Tami melihat lihat pengunjung lainnya, lalu pintu masuk terbuka,Tami melihat ke arah sana dan melebarkan matanya tanda tak percaya.

"Lan lan lan liat deh itu!! siapa?!?" Ungkap Tami dengan menggoyang goyangkan lengan Bulan agar melihat ke arah pintu masuk cafe tesebut. Bulan sedang fokus ke cerita wattpad baru yang baru saja di update malam ini, dan ia hanya berdehem lagi.

"lu liat noh jangan cuma fokus ke hp terus kek" Ungkap Tami kesal lalu ia memegang pipi temannya dan membuat temannya menoleh ke arah pintu masuk.

"oooohhh" Bulan melihat hal itu hanya ber-oh ria dengan menganggukan kepalanya, lalu ia kembali fokus ke cerita yang dari tadi ia baca.

"lo cuma oh doang? ga ada respon yang lain?" tanya Tami sambil membenarkan duduknya sedikit lebih baju ke arah Bulan. Dan Bulan hanya mengangguk, Tami tidak mengerti kenapa Bulan hanya mengangguk saja.

"lah emang gue harus apa?" tanya Bulan, mematikan handphone nya. Dengan mengangkat satu alisnya melihat ke arah Tami.

"itu kak Daffa yang tadi malem minta temenin lo jalan? sekarang dia sama cewe lain" jelas Tami dengan nada sedikit kesal. Bulan tidak memperdulikan apa yang di bilang temannya tadi barusan. Lalu ia berdiri menuju keluar untuk mencari hal yang lebih penting dibanding harus menyahuti Tami, obrolan didalam sana sama sekali tidak penting bagi Bulan. Tami segera berlari menyusul Bulan yang sudah keluar dari sana, Bulan berjalan santai sambil meminum blended coffe caramelnya itu.

"Bulannnn ahelahh lo kenapa tinggalin gue sii?!?!" Tiba tiba Tami berdiri disamping bulan dengan sedikit ocehan kesalnya.

"hmm. lagian lo bahas ga penting bgt si ya gue mending ninggalin lo" ungkap Bulan, yang masih fokus dengan jalan didepan dan sedotan yang masih menyangkut dibibir mungilnya itu.

"ya lagi gua kan ngasih tau doang kalau Kak daf...." Tami berbicara dengan nada kesalnya, tetapi belum selesei Tami berbicara Bulan sudah memotongnya lebih awal

"bacod gausa bahas dia. ga ada yang lebih penting lagi?" Bulan memotong ucapan Tami dengan nada kesal sama seperti Tami.

"hmm yauda maaf yaa Bulan sayang" Ungkap Tami dengan memegang tangan kanan Bulan dan menyenderkan kepalanya dibahu Bulan. Bulan sedikit risih dengan perlakuan temannya itu, karena ini tempat umum bisa bisa dia disangka lesbi dengan temannya itu. Bulan lalu menyingkirkan tangan dan kepala Tami.

"ini tempat umum heh! bisa bisa gua dikira lesbi sama lo!" Cegah Bulan dengan menyingkirkan tangan dan kepala temannya itu. Tami yang diocehin oleh Bulan hanga menyengir saja dan membuat lambang "v" di tangannya yang artinya damai.

It's My WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang