Pagi :) semoga hari kalian menyenangkan ..
Ini yang terakhir_____
Aisyah's pov
Sunguh beruntungnya diriku mendapatkan takdir yang membahagiakan ini. Diberi suami yang sangat menyayangiku, menitipkan anak yang begitu cantiknya. Terimakasih ya Allah kau begitu baik terhadapku. Tak habis-habisnya ku bersyukur atas apa yang kau berikan.
Lima tahun telah berlalu setelahku melahirkan. Kini Bilqis tumbuh begitu pintar, cantik serta tanggap. Sayang dia lebih dekat dengan abinya ya walau denganku juga dekat, tapi dia begitu nurut kepada abinya. Seperti halnya sekarang ia sedang meminta abinya untuk mengajarinya membaca lewat elektronik canggih.
"Abi kakak boleh nanya?" Tanya Bilqisku."Tanya apa sayang" jawab mas Syihab.
"Kenapa kakak harus manggil kalian dengan sebutan abi-bunda padahalkan abi itu cocoknya sama umi, sedangkan bunda sama ayah" ucap Bilqis.
"Karna abi mau" ucap mas Syihab cuek.
"Ihh abi. Itu bukan jawaban yang kakak pengin denger" keluhnya melipatkan tangan didada.
Aku yang melihatnya merajuk pun mulai mendekatinya dan memainkan rambutnya.
"Kakak pengin tau?" Tanyaku dijawab dengan anggukan antusias dari Bilqis.
"Karna dulu bunda sama abi punya argumentasi berbeda sayang. Dulu abi pingin kamu manggil kita itu abi-umi biar sama kaya eyang kamu. Tapi bunda juga menginginkan kamu manggil kita bunda-ayah biar sama kaya kakek kamu. Nah dari itu akhirnya kami memutuskan untuk kamu memanggil kami dengan sebutan abi-bunda" jelasku pelan agar Bilqis paham. "Kakak udah paham sekarang?" Sambungku lagi.
"Udah bunda. Huuu abi jawabnya ngarang, nyebelin ahah" rajuk Bilqis kepada abinya.
"Putri kecil abi ngambek yak. Lucunya, abi suka kalo kakak ngambek" ucap mas Syihab tapi tak dihiraukan Bilqis.
"Ohh ya bund, trus kenapa aku dipanggil kakak bukan Bilqis" tanyanya.
"Kalo yang itu, kali aja kakak punya adek nanti jadi kan bunda sama abi gampang kalo manggil kalian tinggal 'kakak adik' gitu. Pasti kalian nemuiin bunda langsung nanti" jelasku.
"Trus kalo aku punya adik dua gimana?" Tanyanya lagi, pinternya Bilqis.
"Ya udah tinggal tambah angka satu dua tiga. Nanti manggilnya 'kakak, adik satu, adik dua, adik tiga, turun'. Gampang kan?" Ucap mas Syihab yang ditertawai oleh Bilqis dan aku.
"Abi kalo ngelawak gak lucu. Latihan dulu sana sama om sule, di jamin jadi pelawak langsung bi" ucap Bilqis masih tertawa.
"Aduh anak bunda kok pinter sih? Mau makan siang gak?" Tanyaku pada Bilqis.
"Mau bund, opor ayam yak" jawab mas Syihab.
"Abi kok jawab sih kan yang ditanya kakak bukan abi" ngedumel Bilqis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Memilih
SpiritualAisyah seorang gadis yang mendambakan pernikahan yang didasari dengan cinta akan tetapi takdir berkehendak lain. Justru sekarang ia menikah dengan pria yang belum ia kenal sama sekali. Jangankan kenal mencintainya pun tidak, jauh dari angan-angan pe...