Part 3

116 11 1
                                    

Tak mungkin aku menumbuhkan rasa ini saat aku masih memiliki orang lain.

Arsen POV

Aku sampai dirumahku pukul 03.00 PM. Aku masuk  ke kamarku lalu mengganti pakaian ku. Aku merebahkan tubuhku di tempat tidurku. Pikiranku masih tertuju padanya. Perempuan cantik yang tidak sengaja ku dorong tadi pagi.

"Siapa tadi namanya ya?" gumamku.

Aku terus mengingat-ngingat perkenalan tadi. Aku lupa namanya karena namanya memang terlalu sulit. Tiba-tiba pintu kamarku diketuk.

Tok..tok..

"Siapa?" tanyaku dari dalam kamar.

"Gue Valeria," jawabnya.

Ya,Valeria adalah adikku,aku dan dia sedang bertengkar karena Valeria tidak menyetujui hubunganku dengan Mitha.

"Masuk," ucapku.

Dia membuka pintu kamar ku dan mulai masuk ke dalam.

"Ngapain lo?" tanyaku ketus.

"Elah,biasa aja kali,Ka!" dia membentakku.

"Ada apa adikku?" tanyaku dengan menekankan kata 'adikku'.

Ia mendengus, "Lo tau nggak cewe yang tadi jalan sama gue? Yang kena tumpahan kuah bakso pacar lo itu?" tanyanya yang menekankan kata 'pacar'.

"Hm,iya tau,kenapa?" tanyaku.

Kenapa jantung gue jadi dag dig dug gini?,batinku.

"Kayaknya dia suka sama lo,Ka," katanya,aku langsung beranjak duduk.

"Serius lo?" tanyaku penasaran.

"Lah,biasa aja si! Lo suka juga ya,Ka?" Ia kembali bertanya kepadaku.

"Di2h,tau namanya aja nggak!" jawabku asal.

Semoga aja Vale nggak denger detak jantung gue,batinku.

"Namanya Aeirillyn Rachel Maharani,gue malah setuju nya lo sama dia."

Ah iya itu namanya!

"Lo tau gue udah punya cewe kan?" tanyaku ketus.

"Dih,mau aja lo pacaran sama tante girang kayak gitu!" ucapnya asal dan langsung pergi dari kamarku.

Apa dia beneran suka sama gue?

Apa dia juga ngerasain jantungnya ngedetak lebih cepet?

Malam ini aku berniat datang ke kamar Valeria untuk meminta nomer telfon Rachel.

"Val," aku masuk kedalam kamarnya dan kulihat dia sedang mengerjakan tugasnya.

"Hm?" jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Gu-gue,hmm lo punya nomer telfon nya Rachel nggak?" kataku yang agak tergugup.

Valeria langsung menatapku, "hah? Buat apa? Lo suka dia kan? Kan kan kan?" katanya yang menggoda sambil berjalan mengelilingkanku.

"Gu-gue cum-a mau minta maaf doang," Jawabku terbata.

DetikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang