KEDELAPAN

39.7K 1.7K 45
                                    

Ih seneng deh cerita saya banyak yang minat hahahah makasih buat vote nya yang segitu banyaknyaaaa saya terhura hiks.

Di mulmed itu Gerry

Oke happy reading sayang!!

****

Gemeletuk gigi Gerry semakin terdengar saat ia melihat Hailla kembali makan bersama dengan Dwika. Hatinya panas! Bagaikan di taruh batu bara pas di ulu hatinya.

'Sial! Lihat saja kamu Hailla! Akan saya pastikan bahwa kamu hanya mencintai saya seorang!' Batin nya.

Dengan langkah gusar Gerry menghampiri mereka berdua yang terlihat sedang bercengkrama ria.

"Ekhm! Hailla bisa ikut keruangan saya? Ada hal yang ingin saya bicarakan tentang skripsimu" ujar Gerry dingin. Hailla memutar bola matanya dengan malas saat melihat raut cemburu terpantri jelas di wajah Gerry.

Mau tak mau Hailla mengikuti Gerry menuju ruangan nya.

Hailla's P.O.V

Ada masalah apa lagi sih sebenarnya? Kenapa sekarang Gerry terkesan membatasi ruang lingkupku dengan Dwika? Bukan kah sudah pernah aku katakan bahwa aku dan Dwika hanya berteman.

Oh iya just for your information pernikahanku dan Gerry di undur sampai aku bisa menghormati Gerry. Karena menurut orang tuaku percuma jika ikatan pernikahan sudah di laksanakan tetapi sang istri tidak berbakti serta sopan kepada suaminya karena itu semua hanya akan menjadi ladang dosa. Ah lagi pula aku sebenarnya tidak ingin menikah dengan lelaki possessive seperti dia.

"Hailla sudah aku peringatkan untuk jangan terlalu dekat dengan Dwika!" Ujar Gerry saat kita sudah sampai di ruangannya.

"Memangnya kenapa?" Tanyaku malas.

"Dia tidak baik buat kamu sayang! Percaya sama aku!" Aku hanya memandang Gerry jengah. Tau apa dia soal Dwika hingga bisa menyimpulkan seperti apa itu Dwika?! Dan apa tadi? Sayang? Yang benar saja!

"Itu bukan urusan lo!" Bisa kulihat Gerry seperti mencoba meredam emosinya. Raut frustasi terlihat jelas di wajah nya.

"Kamu akan tau nanti Hailla. Tapi asalkan kamu tau aku tidak suka melihatmu dengan Dwika" ketus Gerry lalu setelah itu ia memberikan sebuah amplop coklat yang kutapsir isinya adalah syarat untuk mengajukan skripsi.

"Oh ya tolong segera tentukan judul skripsimu sebelum akhir bulan ini Hailla. Kamu boleh keluar"

Aku berjalan keluar dari ruangan Gerry dan melangkah ke parkiran. Aku menaiki mobilku dan membanting pintunya kencang.

My Possessive DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang