Waiting You

382 30 7
                                    

Raja siang mulai menyingsingkan kepakan sinarnya menuju ke arah barat. Meninggalkan goresan – goresan awan jingga. Burung – burung berterbangan menjelajah langit membentuk berbagai variasi kelompok. Ku hirup kembali gas bernamakan O2 atau mungkin yang lebih dikenal dengan oksigen. Sang oksigen merambat ke bulu-bulu hidungku, masuk ke tenggorokan lantas melewati trakhea menuju bronkus, bronkiulus dan berujung pada alveolus. Dengan kecepatan tinggi, oksigen yang kuhirup di ganti menjadi gas karbondioksida serta uap air, lalu ku hembuskan kembali ke dunia luar.

Arah retinaku tak berhenti untuk mengagumi keindahan sungai han, sungai teromantis yang pernah ku temui sepanjang aku mengenal dunia. Di bawah pohon maple yang tumbuh cantik di area tepi sungai, kueratkan cardigan kuning kesukaanku. Angin musim semi cukup membuat bulu – bulu pada tanganku menegang tegak ke atas. Tiba – tiba saja pandanganku menjadi gelap, sesuatu telah menghalangi masuknya cahaya pada korneaku. Aku menggeleng ke kanan dan ke kiri, mencoba menghempaskan sesuatu yang menutup mataku itu.

"Don't kidding me, Kai!" gumamku dengan suara agak keras, aku masih berontak, namun tangannya masih terlalu kuat untuk kulawan.

"Enough, it's you Kim Jongin!" Lagi – lagi kukeluarkan getaran dari pita suaraku. Perlahan sesuatu yang berupa tangan itu terasa renggang. Sedikt demi sedikit aku bisa melihat aliran sungai han yang ada tepat dihadapanku. Ketika pupilku berusaha mengatur besar sedikitnya cahaya yang masuk, aku dikagetkan kembali dengan sebuah kepala yang tiba-tiba saja berbaring di pangkuanku. Kuarahkan manic mataku pada benda yang cukup berat itu, kudapati sebuah wajah tanpa dosa tengah melengkungkan kedua sudut bibirnya kepadaku. Astaga, ini adalah senyum temanis dalam hidupku. Wajah agak chubby, sangat menggemaskan, sungguh siapapun ingin memegangnya dan meremasnya. Kini, sepertinya jantungku memompa darah begitu cepatnya, bahkan aliran dan detakannya dapat terasa hingga kepalaku. Nafasku tiba – tiba saja tercekat, akupun tak melakukan suatu hal apapun. Dapat kutebak, raut wajahku tentunya sudah seperti anak kecil yang mendapatkan permennya. Betapa memalukannya.

"Kau kenapa Krys?" Tanya namja yang memiliki senyum seperti evil.

"Aniya, tapi kenapa kau tiba-tiba tidur di situ? Kau pikir kau tak berat?" Jawabku sekenanya sembari menyembunyikan getaran-getaran yang ada. Tuhan, apa yang harus kuperbuat?

"hahahaha, kau tahu? Wajahmu seperti kepiting rebus sekarang!" Dia kembali mengeluarkan seringaian setannya. Apakah aku begitu kentara seperti ini? Kumohon jangan sampai dia bisa merasakan detak jantungku.

"Why you in here Kai, You must prepare your wedding" Tanyaku mengalihakan perhatiannya.

"Hanya ingin bersamamu untuk terakhir kalinya sebelum aku resmi menjadi milik orang." Perkataannya membuatku kelimpungan sendiri. Sepertinya ada pisau yang menghujam jantungku dengan cepat, hingga aku merasakan kesakitanku. Namun, aku tak bisa menunjukannya, hanya ekspressi senyum yang tercipta.

"Bukannya kita masih bisa bertemu?" Ucapku polos, sebuah ketakutan mulai menjalari dadaku. Rasa takut saat tak mampu melihat kembali senyumannya dengan bebas, rasa takut akan ketidakhadirannya ketika aku menangis, rasa takut dikala aku hanya sendiri tanpanya. Aku dan Jongin memanglah sepasang sahabat sejak kami berusia balita. Dengan rumah berjarak 5 meter, tentu membuat kami sangat dekat. Apapun yang kami lakukan selalu bersama, saling mengejek, saling bertukar pikiran, belajar bersama, bahkan kami tinggal dalam satu apartemen, walaupun sudah seminggu yang lalu ia memindahkan barang – barangnya ke apartemen lainnya. Sebenarnya ia tidur di pangkuanku adalah sebuah hal biasa, namun kini menjadi hal yang tidak biasa karena esok ia akan menikahi seorang gadis manis bernama Choi Dong Ki

"Tentu, tapi mungkin aku akan susah bermanja – manja denganmu lagi Krys, jadi aku ingin memuaskannya hari ini." Aku hanya tersenyum mendengar tuturanya. Hubungan kami tak bisa disebut hanyalah sahabat, karena lebih dari itu. Namun kami juga bukanlah sepasang kekasih, karena belum pernah ada kata cinta yang terucap dari kami berdua.

JUST YOUR GAME || KAISTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang