Kita

178 15 16
                                    

They can say anything they want, Cause they don't know us .

AUTHOR POV

Mobil yang mereka tumpangi telah melesat memasuki halaman parkiran Sekolah Riverdale International High School .

Setelah mesin mobil itu mati,mereka berdua bergegas keluar sendiri-sendiri tanpa Ali yang harus bersusah payah membukakan pintu untuk Prilly. Jika kebanyakan pasangan pada umumnya akan membukakan pintu untuk gadisnya saat pergi bersama,mungkin itu tidak berlaku untuk mereka.

Jika kalian berpikir Prilly akan marah,justru sebaliknya. Mungkin orang yang melihatnya akan berpikir pasangan ini tidak harmonis,tapi asal kalian tau mereka punya cara tersendiri untuk terlihat romantis. Tidak dengan kata-kata memang,tapi lebih ke sikap satu sama lain.

PRILLY POV .

"Li,kamu udah sarapan belum?" ujarku sambil berjalan beriringan menuju kelas.

Tatapan para gadis yang terlihat iri memang sudah menjadi makananku sehari-hari . Jika kalian berpikir aku yang dilihat,kalian salah. Nyatanya,yang mereka lihat adalah Aliando Azka Elsyarief . Ku akui memang wajah pacarku ini tampannya diatas rata-rata. Tidak hanya bermodal tampang,tetapi juga prestasi serta jabatannya di sekolah ini.

"Udah lah. kamu pasti belum sarapan kan?" ujarnya sambil menatapku

"Hehe iya,tadi buru-buru soalnya" ucapku takut-takut karena setelah ini ia pasti akan marah-marah

"Tuh kan kebiasaan, udah tau kamu punya penyakit lambung juga" ujarnya seraya menarik tanganku entah ia akan membawaku kemana. Tuh kan,marah.

***

Sekarang aku sudah duduk di meja kantin sambil menyantap bakso yang sudah Ali pesan beberapa menit yang lalu. Ali yang tidak makan pun hanya memandangiku yang sedang menghabiskan benda bulat itu .

"Kamu kenapa sih orang lagi makan juga diliatin kayak gitu" ucapku menghentikan acara makanku

"Ya lagian makan nya biasa aja dong. Kayak anak kecil tau gak" ucapnya sambil tersenyum tipis. Bisa bayangin kan betapa manisnya dia,itu cuma tipis loh belum lebar.

"Yaudah sih biarin wlee" ujarku sambil menjulurkan lidah.

"Yaudah cepet abisin bentar lagi bel"

"iya-iya" ujarku singkat.

Tiba tiba datang seorang gadis dengan tubuh tinggi,ramping,dan rambutnya yang panjang tergerai indah datang menghampiriku dan Ali.

"Hai Li,lo di suruh pak Arif ke ruang Lab. buat bahan rapat osis entar" ucapnya sambil tersenyum,senyum menggoda__ dan tebar pesona sih sebenarnya.
Namanya Nadine,murid populer karena selain cantik,anak orang kaya, ia juga anak yang pandai. Banyak orang bilang Ali dan Nadine lebih cocok daripada denganku .

"Oh iya entar gue kesana,tunggu Prilly dulu"

"tapi lo disuruh kesana sekarang,yuk sekalian bareng gue. Gue juga di panggil kok" ucap Nadine tak menghiraukan bahwa ada aku di depannya . Dassaarr

"Oke. Prill aku duluan ya " ucapnya seraya bangkit dan menyentuh pucuk kepalaku singkat. Aku pun hanya mengangguk pasrah.

"Jadi gak nafsu makan deh" ucapku seraya bangkit dari tempat duduk dan berjalan menuju kelas dengan mukaku yang sudah badmood.

***


"Prillyyyy... Gue punya kabar HOT banget nih" ujar sahabatku Audy dengan heboh dan suaranya yang melengking tengah menghadangku di depan pintu kelas. Kelas XI IPS-5

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang