Ali keluar dari kamar dengan pakaian rapi, kemeja kotak kotak dengan kancing yg di biarkan terbuka dan kaos oblong putih polos,celana jeans serta sepatu convers.
Malam sudah menunjukkan pukul 7 dan ia sudah berjanji akan menjemput Prilly malam ini.Begitu melewati ruang tamu, langkah Ali terhenti saat mamanya memanggilnya dari arah ruang makan.
"Ali,malam-malam begini mau kemana kamu?"
Langkah Ali pun terhenti dan segera menoleh ke asal suara.
"Ali mau keluar sebentar sama Prilly ma, boleh ya?" ucap Ali sedikit takut
"Malam-malam begini? Bukannya mama udah bilang, kamu itu jangan berhubungan sama anak itu, berapa kali sih mama bilang sama kamu!?"
Ucapnya dengan tegas"Iya ma, Ali tau tapi ini bener-bener ada urusan penting." ucap Ali sedikit takut karena kali ini ia berbohong dengan mamanya.
Hal yang sangat jarang di lakukan oleh Ali mengingat ia termasuk anak yg sangat patuh kepada orang tuanya."memangnya ada urusan apa ?"
"hah? Itu__ Ali mau ngasih proposal yg di titipin Pak Arif kemarin" ucap Ali sedikit grogi dan salah tingkah karena ia bingung mau mencari alasan yg tepat
"Ya sudah kalo gitu, kalo udah selesai urusannya kamu langsung pulang ya. Jangan pulang malem-malem besok sekolah." ucap Resi dengan hati-hati karena dia sedikit takut jika Ali akan ikut-ikutan seperti Prilly
***
"Kamu tumben banget sih ngajakin aku jalan-jalan hari gini. Biasanya kan kita jalannya pas hari libur aja" ucap Prilly di dalam mobil setelah tadi Ali menjemputnya.
Sekarang mereka akan menuju ke tempat yang entah Prilly juga tidak tau Ali akan membawanya kemana.
"Kamu gak suka,aku ajak jalan ??" ucap Ali menggoda
"hah? Ya enggak lah justru aku seneng banget tau" ujar Prilly sedikit kesal
Alipun tertawa sambil mencubit pipi Prilly gemas
"ya makanya, kamu diem entar juga kamu tau kok""Iya iya, aku diem deh"
***
Saat ini mereka telah sampai di sebuah tempat yang lebih tepatnya sebuah gedung bertingkat yang telah kosong.
Prilly yang keluar dari mobil langsung memperhatikan tempat sekitar sambil bertanya tanya untuk apa Ali membawanya ke tempat seperti ini."Ali, kamu ngapain malem malem gini ngajakin aku ke tempat begini?? Kamu nggak mau macem macem kan !?" ucapnya waspada
Ali yang melihat raut wajah Prilly yang terlihat takut itu pun malah menertawainya.
"Ya kali aku mau ngapain kamu, gila apa ya enggak lah" ucap Ali seraya menarik tangan Prilly untuk memasuki gedung itu.
Prilly pun hanya pasrah saat Ali menariknya masuk. Ia juga penasaran untuk apa Ali mengajaknya ke tempat ini.
Biasanya Ali akan mengajaknya ke mall untuk pergi ke gramedia, menemaninya ke perpustakaan, ataupun ke sebuah tempat makan hanya untuk sekedar mengisi perut saja. Hal seperti itulah yg mereka lakukan selama ini.Saat ini mereka telah sampai di atap gedung tersebut. Prilly terlihat kagum karena tepat dirinya berdiri saat ini ia bisa melihat penjuru kota jakarta dari atas. Mobil yang berlalu lalang,gedung-gedung yang menjulang tinggi, bintang yang terlihat bertebaran dan bersinar, di tambah dengan gemerlap lampu kota yang beragam warna terlihat begitu indah saat di lihat dari atas.
"Li,kok kamu bisa tahu si tempat sebagus ini?? Sumpah di sini enak banget bisa liat lampu lampu kota, bisa liat bintang juga. Liat deh bintangnya bersinar banget ya" ucapnya mengitari tempat ini sambil menikmati udara malam yang dingin ini.
"Kamu kok kelihatan seneng banget gitu sih?" ucap Ali sambil tertawa melihat tingkah Prilly seperti anak kecil yang baru mendapat mainan.
Prilly berhenti, dan mendekati Ali sambil menatap mata coklat milik lelaki itu
"Semua hal yang aku lewati, aku pasti bahagia banget. Asalkan sama kamu !!""Apaan sih bisaan banget ngomongnya" ucapnya sambil tertawa
"yaaaa malah ketawa.. Serius tau" ucap Prilly cemberut lalu ia berjalan untuk duduk di sebuah sudut bangunan itu sambil menikmati pemandangan di atas sana
"Iya iya, kebahagiaan aku juga sumbernya dari kamu kok"
ucap Ali menimpali omongan Prilly tadi yang langsung membuat pipi Prilly memerah hanya dengan sebuah kalimat yang mungkin tidak terlalu romantis, namun bagi Prilly kalimat itu sudah cukup membuatnya bahagia. Sesederhana itulah kebahagiaan Prilly, Ali.
"Kamu orang pertama yang aku kasih tau tempat kesukaan aku ini "
Prilly menoleh pada Ali tanpa membalas
ucapannya karena ia tahu kali ini Ali hanya ingin di dengar. Mungkin suasana hatinya sedang kurang baik, karena Prilly dapat melihat dari tatapan Ali. Ada sebuah rasa kosong, tertekan, yang mungkin ingin ia sampaikan saat ini."Setiap kali aku ngerasa tertekan, sedih, marah, kecewa, tempat inilah yang pertama kali aku cari" ucapnya menghela napas
"Kadang aku mikir, kenapa orang tua harus jadi penentu kehidupan kita. Bukankah setiap orang berhak menentukan pilihannya??"
Tatapannya terlihat menerawang jauh memikirkan atas apa yang terjadi di hidupnya. Sedari kecil mamanya lah yang menentukan pilihan Ali.
Tidak pernah sekalipun Ali berkehendak yang bukan atas kemauan mamanya. Karena memang Ali orang yang penurut, Ali selalu menuruti permintaan mamanya asalkan itu dapat membuat mamanya selalu bahagia."Tiba-tiba kamu dateng, ngasih warna di kehidupan aku yang abu abu. Dulu kehidupan aku cuma datar, sekolah, belajar, cuma itu-itu aja" Ucap Ali seraya menolehkan wajahnya ke arah Prilly dan menatap manik mata Prilly yang terlihat bersinar malam ini.
"Kamu tenang aja, kan ada aku. Mulai sekarang aku akan ngasih warna di kehidupan kamu. Biar kamu nggak bosen lagi" Prilly menepuk pundak Ali, lalu merangkulnya agar Ali merasa lebih baik.
Kini Ali menyandarkan kepalanya di pundak Prilly, sekedar menaruh bebannya untuk beberapa saat.Prilly tahu di balik kesempurnaan Ali, dia menyimpan banyak luka. Ia merasa kosong, karena tekanan oleh orang tuanya yang selalu menuntutnya untuk hidup perfect.
Sebenarnya Ali juga ingin seperti teman-temannya yg lainnya, hidup dengan normal melakukan apa yang di inginkannya. Tetapi, mamanya selalu menekan Ali untuk melakukan apa yang di inginkannya.
Termasuk menjadi orang yang berprestasi di sekolah dan menjauhi Prilly yang menurutnya, Prilly adalah anak yang tidak pantas bersanding dengan putranya yang di anggap sempurna. Prilly hanyalah anak pemalas yang tidak berprestasi di sekolah dan tidak cukup terkenal di kalangan sekolah. Prilly anak biasa.
Prilly bangkit berdiri dari duduknya dan meminta Ali untuk segera pulang karena malam sudah semakin larut, dan Prilly tidak boleh pulang malam-malam.
"Pulang yuk, udah malem nih"
Ali tanpa banyak bicara langsung ikut bangkit dan menggandeng tangan Prilly untuk keluar dari gedung tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love
Teen FictionAku pikir mencintai orang yang tidak mempunyai rasa yang sama denganku adalah hal yang paling menyakitkan dari semua cerita tentang "cinta" . Nyatanya semua itu salah,semua itu tak lagi sama ketika kita di hadapkan pada pilihan yang sulit,ketika 2 o...