Chapter 23

1.4K 206 16
                                    

Senin pagi, saat yang dibenci semua orang. Mayoritas kebanyakan pelajar, karena hari senin itu jauh dari akhir pekan. Ditambah jadwal hari senin yang biasanya padat karena awal minggu.

Namun, untuk senin kali ini [Y.N] tidak bersiap-siap kesekolah. Gadis itu bersiap menjalani harinya di mansion.

[Y.N] berjalan menuju dapur dan disambut Ben. Sepertinya member creepypasta satu itu, punya hobi memasak. Dengan pemandangan Ben si gamers hijau yang tengah memegang pisau memotong paprika merah.

"Hai Ben. Pagi." Ucap [Y.N] sambil mengucek-ngucek matanya.

"Oh, hai [Y.N]!" Balas Ben ceria seperti biasanya.

"Sedang masak apa?" Mata [E.C] [Y.N] memperhatikan Ben dengan seksama. Kurcaci itu sedang menyajikan pasta diatas piring lalu menaburkan potongan paprika merah dan hijau.

"Umm, ini pasta paprika? entahlah... yang jelas aku tidak suka paprika." Ben menjelaskannya tapi pandangan laki-laki itu kearah makanan yang tersaji dihadapannya.

"Kalau tidak suka kenapa dimakan?" Tanya [Y.N] heran.

"Tidak. Aku memasak ini untuk seseorang." Ben tersenyum kearah [Y.N].

"Haa?" [Y.N] merona begitu melihat Ben tersenyum.

"Untuk si gadis pengendali waktu." Ben menaruh piring yang terdapat pasta itu diatas nampan lalu mengangkatnya.

[Y.N] mengangguk-ngangguk. Ia merasa Ben juga cocok dengan gadis pengendali waktu. Tapi, siapa gadis pengendali waktu?

"Ano--" [Y.N] ingin bertanya namun sudah terpotong suara orang dibelakangnya.

"Yo! Ben, Clockwork ada diruang tamu." Si maniak pembunuh itu berhenti tepat dibelakang [Y.N]. Gadis itu terkejut lalu menoleh kebelakang dengan cepat. Ia melompat kesamping.

"Hei, memangnya aku ini setan?" Jeff menaruh nada jengkel diperkataannya.

"Tidak. Kau mengagetkanku." [Y.N] mengelus dadanya. Lalu memegang tangan Jeff.

Ben memperhatikan kedua orang didepannya ini sambil mendengus. Sebenarnya ia sedikit cemburu melihat [Y.N] tampak sangat akrab dengan Jeff. Tatapan berseri gadis itu pada Jeff berbeda dengan cara [Y.N] menatapnya. Pandangan [Y.N] terhadapnya tidak lebih dari sekedar teman. Padahal, ia sudah sangat menunggu pertemuan [Y.N] dengannya kembali namun ia sudah keduluan oleh Jeff. Jeff, tidak hanya agresif saat membunuh tapi juga agresif dengan urusan perasaannya.

"Aku duluan." Ucap Ben sedikit kasar.

"Pergi sana." Jeff cekikikan.

Dasar Jeff pikir Ben.

"Ohiya, Jeff. Aku boleh minta tolong?" Jeff membungkuk, mensejajarkan tinggi badannya dengan [Y.N]

"Silahkan." Pembunuh dengan bibir sobek itu keterlaluan... ia sudah membuat [Y.N] tercemar.

"Tolong jangan pernah... ummm... ya, mencium atau memeluk aku lagi." [Y.N] menutup wajahnya menggunakan telapak tangan. Ia menahan malu.

Jeff sendiri terkejut lalu mengusap tengkuknya kemudian memasukkan tangannya kedalam saku hoodie.

"Baiklah, aku minta maaf. Soalnya terkadang kamu membuatku geram dan berakhir dengan aku kelepasan."

"Satu lagi Jeff. Tolong antarin aku kekamar Madness." Mata Jeff membulat. Madness?

"Untuk apa?" [Y.N] heran kenapa Jeff tiba-tiba berubah menjadi ketus.

"Madness mengajakku bermain. Dia juga ingin menunjukkan sesuatu padaku." [Y.N] menjawab. Sebelah tangan gadis itu menyelipkan beberapa helai rambutnya kebelakang telinga.

Problem[JTK,BEND,E.JxREADER]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang