----- don't be plagiarism -----
----- Vote and Comment this story bellow -----
ENJOY Xx
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lagi. Syakila cerita tentang gebetannya lagi.
Sebagai temannya yang baik aku terus menjadi pendengar setia ceritanya. Dari beberapa lelaki yang dia ceritain banyak yang menarik sih, sampai ada satu yang benar-benar menarik menurutku.
Dirgatama Putra Gandhi.
Aku selalu tertarik setiap Kila cerita tentangnya. Aku tertarik dengan cerita Kila tentang sikap Dirga di kelasnya. Aku tertarik dengan cerita Kila tentang band-band favorit Dirga. Aku tertarik dengan cerita Kila tentang film favorit Dirga. Aku tertarik dengan cerita Kila tentang harum khas badan Dirga. Tapi, aku tidak tertarik ketika Kila bercerita, semakin hari dirinya semakin dekat dengan Dirga.
Dulu aku tak tahu apa yang membuatku sangat tertarik ketika mendengar Kila menceritakan tentang Dirga, tapi kini aku tahu. Aku menyukai Dirga.
Aku iri dengan Kila yang bisa mengobrol dengan Dirga. Aku iri dengan Kila yang bisa dekat dengan Dirga. Aku iri dengan Kila yang kadang pipinya bersemu ketika Dirga menggodanya. Aku iri dengan Kila.
Aku selalu merasa senang dan pedih di saat yang bersamaan ketika Kila menceritakan tentang Dirga. Aku senang bisa mengetahui hal besar maupun kecil tentang Dirga, namun pedih rasanya saat aku sadar aku hanya bisa mendengar cerita tentangnya. Sampai siang ini semuanya berubah. Aku menjadi percaya diri.
Aku berharap menjadi seperti Kila. Seperti Kila yang dekat dengan Dirga. Dan aku yakin harapanku akan terwujud.
"Hey! Gadisha?" Aku terkejut ketika seseorang menepuk pundakku pelan. Terlebih saat aku membalikkan badan, melihat siapa yang barusan menyapaku. Dirga.
"E-Eh iya, Hey!" Sapaku balik dengan nada yang bergetar.
"Lo takut ya sama gue? Duh maaf nih, gaada niatan nakutin lo kok, suer" Katanya sambil mengangkat sebelah tangannya membuat lambang peace. Sial. Bad first impression.
Aku menggeleng cepat , menyalahkan pernyataannya barusan.
"Gue Dirga, teman sekelasnya Syakila" Ya. Aku sudah tau. Aku pun mengangguk kecil.
"Ngomong dong, Dis" Pintanya membuatku bingung. Banyak yang ingin aku omongkan dengannya.
"Apa?" Dari sekian banyaknya kata yang ingin aku keluarkan, namun hanya satu kata itu yang dapat terealisasikan. Yeah, stupid gurl is me.
"Hehehe, gapapa kok. Cuma pengen denger suara lo. Merdu ya?" Eh. barusan pertanyaan atau pernyataan? Tak tahulah. Biar saja aku anggap itu pertanyaan.
"Tidak" Jawabku. Dia malah terkekeh. Tak apa kok kamu hanya terkekeh, aku makin suka.
"Aku pulang duluan ya, sudah dijemput" Pamitku. Aku belum beri tahu ya, waktu dan lokasi-ku saat mengalami kejadian ini? oke, kuberitahu. Saat itu Pukul 14.35 di gerbang sekolah-ku.
Dia -Dirga- menahan lenganku pelan, tak kasar. Kemudian pemuda itu berkata, "Boleh minta id line?"
Aku diam dengan mata membulat. Hatiku berpesta.
"Boleh?" Tanyanya. Setelah sadar, dengan cepat aku merobek kertas buku tulisku kemudian kutuliskan id-ku disana.
"Makasih. Nanti gue line, jawab ya!" Serunya lantang kemudian dia berjalan menuju parkiran. Bahkan dia belum sempat mengambil kendaraannya karna ingin mengobrol denganku?
Eh tidak bermaksud ge-er, hanya saja entah mengapa siang itu aku menjadi sangat percaya diri.
Dan jika kalian tanya, "Dimana kamu sekarang?" Aku akan menjawabnya dengan ceria, "Sekarang aku berada di atas kasur, menunggu line dari sang Prince Charming"
Berlebihan memang. Tapi kalian tak boleh menyalahkan sikap gadis yang sedang jatuh cinta.
Dirgatama PG : Gadisha 'cantik' Karanina, 'kan?
Yeay! Akhirnya!!!
Tunggu. Dia menyebutkan nama lengkapku? Dia tahu nama lengkapku!
Tapi, apa-apaan itu? Gadisha 'cantik' karanina? Cantik? Huh, bikin pipiku panas saja! Biarlah, aku makin suka.
Gadisha Ayu : Ya. Tapi bukan 'cantik', yang benar Ayu! huh :<
Dirgatama PG : Lho? Lo kan emang cantik :p
Ugh! kalau kalian mau tau, pipiku sudah semerah apel beracun yang dimakan Snow White. Jelek ya perumpamaannya? biarlah jelek, toh hanya aku yang memakai perumpamaan ini.
Gadisha Ayu : Makasih :)
Dirgatama PG : Sama-sama :)
Dirgatama PG : Dis, lo itu sahabatnya Erika ya?
Gadisha Ayu : Yup benar. Selamat anda mendapat seribu rupiah dipotong pajak!
Dirgatama PG : Eh, bisa ngelucu rupanya? Hehehe :3
Gadisha Ayu : Engga
Dirgatama PG : Engga salah lagi ya? :3
Gadisha Ayu : Beneran engga kok :<
Dirgatama PG : Cupcup. jangan nangis dong. Iya ya, galucu kok :)
Dirgatama PG : Tapi lucu banget *gigling*
Ya Tuhan. Kuatkanlah jantung hamba yang sedari tadi berdegup cepat tak beraturan.
Tunggu sebentar. Tadi Dirga menanyakan tentang Erika ya?
Hmm. Biar ku beri tahu. Erika salah satu teman dekatku semenjak masuk sekolah dasar hingga sekarang aku menduduki kelas sepuluh. Erika yang mudah bergaul dan sangat aktif sangat bertolak belakang denganku. Dia juga merupakan gadis yang sangat cantik. Tak jarang teman-teman lelaki ku menyukainya.
Gadisha Ayu : Tadi kamu menanyakan Erika? Ada apa?
Dirgatama PG : Gue tertarik sama Erika. Gue suka sama dia.
Dirgatama PG : Boleh gue tau banyak tentangnya dari lo?
Dirgatama PG : Kita bisa bersahabat sekarang? Gue ingin bersahabat dengan sahabatnya sahabat gue dan juga sahabatnya gebetan gue hehe :3
Bagai tertusuk belati.
Bahagia dan sedih memang satu paket.
Baru beberapa detik lalu aku bahagia, namun sekarang?
Aku pikir Dirga tertarik padaku. Aku pikir Dirga ingin dekat denganku tanpa ada maunya. dan yang paling parah, aku pikir Dirga memiliki perasaan khusus kepadaku.
Naif memang.
Sekarang aku tau. Aku mengerti. Dirga datang padaku hanya untuk informasi yang aku miliki tentang Erika.
Gadisha Ayu : Sahabatnya sahabat kamu? Siapa sahabat kamu?
Dirgatama PG : Syakila
Harapanku terwujud.
Kini aku menjadi Kila. Kila yang dekat dengan Dirga. Dekat sebatas 'sahabat'