kamu pujaanku
pangeran dalam setiap dongeng milikku
juga pengisi mimpi mimpi indahku
melihatmu,
aku bahagia.
walau kamu, tak menyadarinya.
-25 mei 201626 Mei 2016
Aku tahu kamu memperhatikanku dari kursi taman, kamu memperhatikanku disaat aku sedang mencuri pandang ke arahmu yang membuatku tidak fokus dengan permainan basketku. Aku tahu, aku menyadarinya. Namun kala itu, aku terlalu pengecut. Bahkan, sekedar melirikmu pun, aku takut.Mungkin terlambat jika aku memberi tahu mu sekarang, tapi aku ingin kamu tahu jika kamu juga selalu hadir dalam mimpiku. Membuat tidurku nyenyak, walau saat terbangun, aku sadar semua hanya mimpi.
jingga sudah tergantikan oleh gelap
detik terus bergulir dimakan waktu
hingar bingar sudah tak terdengar
namun mengapa
kamu belum beranjak jua dari hatiku
- 25 Juni 201626 Juni 2016
Sebulan semenjak kita saling melihat tanpa saling menyapa. Sebulan itu dirimu tak pernah absen dalam pikiranku. Juga hatiku.Sebulan aku tak melihatmu. Buat hatiku merindu. Namun, tak mampuku berbuat apapun. Hanya doa yang setiap hari kulantunkan agar kita dipertemukan kembali. Dan doaku terkabul hari itu.
Ingin aku menyapamu. Ingin aku menanyakan siapa namamu. Ingin aku memperkenalkan diriku. Ingin aku berkata bahwa kamu selalu ada dipikaranku. Dan masih banyak 'ingin' lainnya.
Namun, semua itu hanya 'ingin'. Ego masih jadi pemenangnya . Hari itu, aku hanya mampu melengos di hadapanmu tanpa berani menatapmu.
Maafkan kehadiranku yang mengganggumu
Maafkan tatapanku yang mengganggumu
Maafkan rasa sukaku yang mengganggumu
dan kalau boleh,
izinkan aku menganggumu seperti ini saja.
- 25 Juli 2016Tidak. Tidak ada satu pun tingkahmu yang menggangguku. Semua aku suka. Semua.
Aku suka kamu berada disekitarku. Aku suka kamu memperhatikan aku.
Aku suka kamu menyukaiku aku.
Dan saat itu aku tersadar.
Aku juga menyukai dirimu.26 Juli 2016
Kini ego ku terkalahkan dengan rasa sukaku. Aku berani menghampirimu sembari mengulurkan tangan dan berkata, "Hai! Kenalin, aku Ari. kalau kamu, siapa?"Saat itu kamu pasti terkejut. Terlihat jelas dari bola matamu yang membesar, Juga pipimu yang merona. "Ehm.. A-aku Mei, Meilanie"
Suaramu yang bergetar membuatku gemas dan tak kuasa menahan tawa. Kamu pun ikut tertawa. Tawa itu, tawa bahagia, yang terasa sangat singkat, untuk satu hari, di tanggal 26 Juli.
Untuk pertama kalinya
Sapaan membuatku merona
Tanganmu begitu hangat
ingin rasanya ku genggam selalu
takkan ku lepas, selamanya.
- 25 agustus 2016Aku senang bisa menjadi penghangat untuk tanganmu. Aku juga ingin selalu menggenggammu, selamanya. Walau kini aku tahu 'selamanya' tidak akan terjadi untuk kita.
Perasaanku sungguh tak menentu
rasa ini seperti ingin memilikimu
ingin menjadikanmu rumahku
juga menjadikanku rumahmu
tapi aku hanya gadis pemalu
yang tak bisa berkata jujur di depanmu.
- 25 september 201626 September 2016
Entah keajaiban dari mana. Aku berani mengungkapkan perasaan sukaku padamu. Tepat sehari setelah kau tulis sajak itu untukku. Untuk saat itu, kita bersama.Sebulan sudah kita bersama
menjalani waktu menyenangkan
waktu singkat namun berharga
yang akan selalu aku kenang
disaat muncul kata perpisahan.
- 25 oktober 2016Semua kebisuaanmu dulu, sudah terjawab penyebabnya kini. Dulu, kamu sudah mengangankan perpisahan denganku.
Kini tak lagi aku memusingkan kebisuanmu. Yang kupusingkan hanyalah bagaimana membuatmu melupakan kata perpisahan.
surat putih berpita hitam.
surat terakhir yang tersisa. Aku yakin ini surat yang semalam kamu tuliskan untukku. Berisi sajak tentang kita. Kuharap sajakmu kali ini menyenangkan. Tak ada lagi kata perpisahan di dalamnya. Semoga saja.Semua dimulai dari Mei
Bulan Mei dan juga aku,
Meilanie.
Mei kali itu terasa mendebarkan untukku
Mei itu aku menemukan penolongku
Mei itu aku dapat melihat pria yang darahnya mengalir dalam tubuhku
Mei itu aku menemukanmu.
Saat itu kau terasa ada dalam bagian diriku
Saat itu aku merasa tak mau berpisah dengan bagian diriku
Namun seiring waktu,
Aku sadar.
Semua yang aku rasakan ialah rasa terima kasih
Terima kasih untuk kamu telah menjadi penolongku
Maaf,
selama ini aku salah mengartikan perasaanku
Selama ini aku memberimu harapan
dan maaf,
Aku menghancurkan harapanmu.
Semua memang tak bisa seperti dulu
Tapi, izinkan aku, untuk jadi teman terbaik untukmu.
- 25 November 2016Pupus. Harapanku semuanya sirna. Ternyata kamu wanita itu. Wanita lemah yang ku temui di rumah sakit. Wanita yang rasanya ingin aku lindungi walau tak tahu identitasnya. Wanita yang kutitipkan darahku dalam tubuhnya. Wanita yang kini aku cintai.
Kulihat lagi surat dengan Hardcover bertulisakan J & M. Langsung saja ku buka surat itu.
Dengan ini kami mengundang anda untuk menghadiri resepsi pernikahan kedua anak kami:
Hardika Taju Nichole (Juni)
&
Meilanie Lexyandra (Mei)Jantungku seakan berhenti berdetak. Sebuah undangan pernikahan dari Mei. Mei yang disukai oleh Januar Irandy.
Kulihat tanggal pernikahan itu. Hanya berselang 5 hari dari hari ini, 1 Desember 2016.
——————————————————
Dan hari itu pun telah tiba. Aku sudah di mobil, dalam perjalanan menuju tempat resepsi. Dengan tampilan terbaikku sembari berharap Mei memutuskan kembali ke Januari tidak berlanjut ke Juni."Hai Ari! Apa kabar? Maaf untuk selama ini ya. ini suami aku, Juni" Ucapmu ceria sambil menggandeng lengan Juni. Aku tersenyum paksa. kemudian seorang wanita muncul diantara kami.
"Selamat ya sepupu! Udah punya suami aja, kalah deh aku!" ucap wanita yang baru datang ini
"Hahaha, makasih. Kamu pasti bentar lagi nyusul kok. Ohiya, kenalin ini teman aku, Ari namanya"
"Januar Irandy, Januari atau Ari"
"Aldes Emberlyn, Desember atau Ember"
Kami Semua tertawa. Mei telah menuju juni. Dan aku harap, Desember akan menuju Januari.