Part 4 - The Struggle

16 5 0
                                    

-Alana POV-

Aku bersandar di kepala ranjang ku sambil memikirkan sesuatu yang mengganjal di fikiranku ini, sambil bertanya-tanya kepada diriku sendiri.

"Kenapa lelaki itu bisa menyukai ku, padahalkan kita bertemu hanya beberapa hari yang lalu bisa di itung dengan jari tangan pula" Aku heran sekali pada Lelaki itu. Tanpa ku sadari aku sedang bicara sendiri sambil menatap langit-langit kamarku.

Beberapa menit hp ku bergetar tanda pesan masuk.

Drrttt...drrtttt

Siapa ya yang ngesms ku? Coba kita liat. Batinku.

From: 085*********

Hai Alana :)

"Siapa ini? Nomornya tidak di ketahui" ucupku heran dan langsungku balas dengan cepat.

To: 085*********

Siapa ya?

Send.

Tak menunggu lama tiba-tiba hpku bergetar kembali dan langsung ku buka.

From: 085*********

Yang mencintaimu dengan setulus hatiku :)

makin saja aku bingung dengan orang yang aku tidak tahu.

To: 085*********

Tolong jangan membuatku bingung, Anda siapa?

Dengan kesal aku membalasnya.

From: 085*********

Kamu kenal aku ko

To: 085*********

Sekarang aku tau lo pasti orang aneh dan myebelin itu kan !

Send.

From: 085*********

Terserah kamu mau bilang apa aja sama aku aku sadar ya,aku memang aneh karna bisa mencintai kamu yang selalu jutek sama aku.Tapi aku bakal buktiin sama kamu kalo aku tuh bener-bener cinta sama kamu, aku bakal buktiin itu Alana.

-Alana POV off-

***

Pagi hari Alana bangun dari tidurnya tetapi entah apa yang mengganjal di pikirannya sehingga saat Alana bangun dari tidur, Alana langsung bersandar di kepala ranjang. Selewat melintas wajah lelaki aneh itu yang belum Alana ketahui namanya yang bahkan baru Alana kenal 4 hari yang lalu tetapi mengapa dia bisa mencintainya? Yang baru dia kenal 4 hari ini.

'Aaasshh entahlah kenapa aku jadi memikirkannya? Dia hanya orang asing yang baru ku kenal. Lebih baik jika sekarang aku siap-siap untuk pergi kuliah' gumam Alana sambil menggelengkan kepalanya.

Saat Alana akan berangkat ke kampus dan membuka pintu ternyata
"Haii cantik" sapa lelaki itu sambil membawa setangkai bunga mawar berwarna merah.

"Lo cowo aneh? Ngapain lo datang kesini? lagian dari mana lo tau alamat rumah gue?" Tanya Alana dengan melibatkan tangan di depan dada.

"Jangan panggil aku cowo aneh dong panggil aja aku rendi, kamu ga usah tau dari mana aku dapetin alamat rumah kamu" ucapnya sambil merapikan rambut nya dan menatap ke arah Alana.

Alana heran kenapa dia bisa tau alamat rumahnya Alana pun melamun sejenak dan Alana tersadar saat ternyata di depannya sudah ada tangan putih itu sambil memetikan jari nya yang mencoba menyadarkan lamunan Alana.

"Apasih lo? doyan banget ganggu hidup gue" ucap Alana dengan memasang wajah juteknya ini.

"Jangan banyak omong sekarang lo ambil(sambil menyodorkan bunga mawar merah yang tadi di sodorkan ke hadapan Alana)" sambil mengedipkan sebelah matanya yang tertuju padanya.

Tanpa ragu Alana ambil bunga itu yang kemudian aku injek-injek tuh bunga di depan dia

"Ehh Alana" ucapnya dengan muka campur aduk gitu, ada kaget, heran dll yang aku gak tau juga apa yang dia rasain

"Apa? lo kaget" dengan muka mendelik sambil menghampiri ke arah jalan di depan rumah nya yang ternyata sudah ada motor ninja berwarna hitam yang dinaiki oleh empu nya itu.
Aku kenal?pasti! Dia sahabat ku jo/joan

"Jo sekarang gue berangkat bareng lo ya?" Sambil mendelik ke arah lelaki aneh itu heh ralat "Rendi"

Joan langsung mengangkat kan sebelah alis nya yang mengisyaratkan iya,sambil mendelik ke arah Rendi
"Ayo naik"ucap joan sahabatku itu

Aku pun langsung menaiki motor nya itu. Dan Joan pun langsung pergi berangkat ke kampus bersamaku dengan meninggal kan Rendi yang masih berdiam seorang diri di depan pintu rumahku sambil melihat kearah motor yang aku tunggangi.

"Al..Alana gue ga akan pernah nyerah ingat itu" teriaknya yang masih terdengar oleh ku walaupun jarak nya sudah agak jauh darinya

"Ngapain cowo itu datang ke rumah lo Lan?" Dengan penasaran joan bertanya padaku sambil membawa motor nya itu

"Nanti deh gue jelasin sama lo depan Alice,sekalian juga ada yang mau gue omongin sama tuh anak (Alice)" dengan kesal aku membalas pertanyaan dari joan tadi

"Kayanya laki-laki itu udah bikin lo bt di pagi hari yaa sampe-sampe pagi ini gue kena omelan lo" sambil tertawa kecil

"Hmmm,haha iya" jawabku

"Ayo turun betah banget lo naikin motor gue" ucap joan sambil membuka helm yang tadi dia kenakan

"Mmm sudah sampai ya" yang tanpa ku sadari ternyata aku telah sampai di kampus

"Lo pasti ngelamun kan ?" Ucap joan yang sudah mengetahui nya karna itu sudah menjadi kebiasaan ku,Melamun jika sedang memikirkan sesuatu

Tanpa menjawab aku malah langsung memanggil Alice yang melihat akan memasuki kelas nya
"Aliceee"teriakku memanggil nya yang seakan tidak peduli banyak sekali orang di sekeliling ku
Alice pun menghampiri ku sambil berlari kecil

"Iya apa al?" Tanya Alice dengan wajahnya yang masih ter engah-engah cape

"Lo kan yang ngasih nomor handphone gue sama alamat rumah gue juga sama Rendi ?" Tanyaku dengan agak sedikit menyentak karna kesal

"Haahhh Rendi? Siapa dia?" Dengan wajah Alice yang seakan-akan tidak  apapun

"Itu lohh si cowo aneh itu!"ujarku sambil melotot kearah Alice

"Iya hehe ,maafin gue Al abis nya dia maksa sihh" dengan wajah tertunduk Alice menjawab pertanyaan ku

"Uhhh begooo" gerutu ku kesall

"Udah sekarang kita ke kelas aja" ucap joan yang sedari tadi hanya berdiam diri

Tanpa pamit aku langsung mengarah pergi ke kelasku yang ternyata di depan kelas dengan tangan yang menutupi pintu seakan menghalangi jalanku untuk masuk ke dalam kelas

"Gue mau masuk" ucapkan sambil menahan marah

Bukan nya membuka kan jalan ku untuk masuk dia malah memelukku dengan menyandarkan kepalanya di bahuku sambil berbisik
"Berhenti ngehindar dari aku Alana aku cinta kamu" ucap Rendi sambil memelukku erat hingga aku sulit bernafas

aku mencoba untuk melepaskan pelukan nya itu tetapi tenaga ku tidak begitu kuat untuk melepas kannya

"Lepaskan Ren apa lo ga malu diliatin orang-orang" ucapku dengan suara pelan karna aku sudah lemas karna sesak dia memeluk ku terlalu lama

"Maafkan aku Alana" ucap Rendi sambil melepaskan pelukan nya itu

Kini aku bisa bernapas lega. Karna aku kesal tanpa aku pedulikan sekeliling ku aku menampar Rendi dihadapan orang lain tetapi Rendi hanya diam tanpa mengatakan apapun kepadaku

Aku pun langsung masuk kedalam kelas tanpa mempedulikan Rendi yang sedang kesakitan karna tamparanku tadi

***

Tbc

Tega banget ya Alana duhh ... gimana kelanjutannya ? Apa Rendi menyerah untuk memperjuangkan cinta Alana ? Terus ikuti setiap part sampai selesai konflik nya belum muncul :D
Jangan lupa juga Vote dan Comment nya yaa

Salam kangen :*
Syi_sab

My Struggle Be The End With DeadlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang